2 November 2019

CELOMETAN DI GOA LANGSE, SIAP-SIAP TEWAS JADI TUMBAL

Banyak pantangan jika sudah berada di tepat keramat semacam Goa Langse. Melanggar pantangan, berarti bersiap menghadapi malapetaka. Seperti yang dialami Ny. Siti Yuliah, karena omongannya yang tidak bisa dijaga, ia harus menerima kenyataan pahit. Nyawanya melayang jatuh dari tebing berketinggian 140 meter setelah sebelumnya sempat mengalami kesurupan. Untuk kesekian kalinya Goa Langse yang terletak di desa Girijati, kelurahan Purwosari, kecamatan Gunung Kidul meminta korban jiwa. Salah satunya adalah Ny. Siti Yuliyah warga Cilosari, Kemijen, Semarang Timur, Jawa Tengah.

Sejak korban bersemedi di Goa Langse lantaran ingin bertemu dengan Nyi Roro Kidul, namun alang, ia tewas akibat terperosok jurang sedalam 140 meter. Jenazah korban baru bisa diangkat dari dasar jurang setelah 2 hari kemudian oleh Polres Gunung Kidul. Menurut saksi sekaligus teman korban, Ny. Yuliatun di tempat kejadian mengatakan bahwa ia bersama korban datang ke Goa Langse dengan maksud ingin bersemedi. 

Setelah bertemu dengan juru kunci Goa Langse, korban menyatakan keinginan untuk bertemu dengan Nyi Roro Kidul yang hanya ia dengar dari cerita masyarakat. Sesaat setelah diterima juru kunci, korban bersama dengan Ny. Yuliatun langsung menuju Goa untuk melakukan semedi. Setelah menempuh perjalanan melelahkan, yakni naik turun tangga dan merayap di tebing yang tinggi, sampailah mereka di depan pintu Goa. Sebelum masuk ke dalam Goa, mereka sempat beristirahat beberapa saat di lantai yang terbuat dari semen. Setelah merasa cukup, mereka kembali melanjutkan perjalanan masuk ke dalam Goa.

Keanehan terjadi, sebelum mereka masuk ke dalam pintu Goa. Ny. Siti Yuliah yang semula tenang, mendadak kesurupan sambil berteriak-teriak ingin bertemu dengan Nyi Roro Kidul. Sebelumnya ia sempat berkata kepada Ny. Yuliatun bila bertemu dengan Nyi Roro Kidul ia akan minta diberi ketenangan hidup. Keinginan tersebut semakin menjadi, karena korban sering bermimpi bertemu dengan ratu penguasa laut selatan.

Selain mengoceh tidak karuan, korban juga mengguling-gulingkan tubuhnya di tanah. Beberapa kaum spiritualis yang kebetulan berada di tempat melakukan pertolongan dengan bantuan beberapa warga sekitar serta nelayan yang sedang beristirahat. Beberapa orang termasuk juru kunci berusaha sekuat tenaga memegang tubuh korban. Sementara, juru kunci begitu mengetahui hal ini langsung membakar sesajen untuk melakukan komunikasi gaib dengan Nyi Roro Kidul. Dari pembicaraan itu juru kunci diberi tahu bahwa korban telah melakukan kesalahan fatal, yakni "Ngayawara" atau clometan. Padahal sebelumnya korban sudah diperingatkan oleh Ny. Yuliatun supaya menjaga omongannya selama perjalanan ke dalam Goa. Namun, korban tidak mengindahkannya.

Juru kunci hanya pasrah dan tidak bisa berbuat apa-apa setelah mendengarkan jawaban itu. Sedangkan korban terus meronta dari pegangan kerumunan orang yang ada disekitarnya. Karena kuatnya perlawanan yang diberikan akhirnya korban dapat melepaskan diri dari pegangan orang-orang yang bermaksud menolongnya. Namun naas, kaki korban terpeleset dan jatuh ke dalam jurang setinggi 140 meter. Anehnya, begitu terjatuh ke dasar jurang, korban tidak langsung tewas. Korban sempat berjalan mengintari batu karang. 5 menit kemudian tubuhnya jatuh ke atas tanah dan tersapu oleh air laut.

Mengetahui kejadian tersebut, beberapa orang yang kebetulan berada di lokasi langsung naik ke atas. Beberapa orang langsung melapor ke Polres Gunung Kidul. Pihak Polres langsung menerjunkan tim SAR untuk menyisir dan mencari jasad korban yang diperkirakan masih tidak jauh dari lokasi jatuhnya. Sehari penuh pencarian jasad korban berlangsung namun belum ada tanda-tanda jasad korban akan ditemukan. Melihat situasi seperti ini, juru kunci kembali melakukan kontak batin dengan penguasa laut selatan. Dari pembicaraan tersebut, Nyi Roro Kidul berjanji untuk memberikan jasad korban esok pagi di bawah Bukit Semar yang merupakan pintu gerbang alam gaib kerajaan laut selatan. "Nyi Roro Kidul sedang memberi pelajaran bagi yang lain agar tidak sembrono kalau berada di Goa Langse," jelas juru kunci Goa Langse.

Keesokan harinya, jasad Ny. Siti Yuliah ditemukan terapung di bawah Bukit Semar yang memiliki ketinggian sekitar 300 meter itu. Begitu ditemukan jasad korban langsung dibawa ke RSUD Wonosari untuk divisum.
Sumber: Majalah Wahana Mistis No. 77/IV

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan sesuai topik pembahasan.