Memiliki ilmu kekebalan ternyata tidak harus berguru pada
seseorang yang mempunyai ilmu kebal.
Sebab ternyata ada tempat mistis yang dipercaya bisa memberikan
kekebalan, tanpa harus bersusah payah berpuasa atau menjalankan ritual yang
terkadang terasa sulit. Tempat itu ada
di Dusun Jolotundo, Desa Kemanukan, Bagelen, Purworejo. Tepatnya berada di tempat yang dulu pernah
ada sumur keramat, atau yang sering disebut sumur Jolotundo. Sering diceritakan air sumur Jolotundo dulu
bisa memberikan berbagai macam khasiat, termasuk diantaranya adalah memberikan
kekebalan kepada seseorang yang mandi disitu.
Cuma sayangnya sumur Jolotundo itu sekarang sudah tidak ada. Sekitar 23 tahun yang lalu, sumur keramat itu sudah ditutup pakai semen cor, demi menghindari hal-hal negatif yang sering disalahgunakan orang. Tetapi di atas sumur yang sudah ditrutup itu, kini ditanami batu nisan, sekedar sebagai pertanda kalau disitu dulu ada sumur ajaib yang bisa memberi kekebalan. Dalam cerita-cerita warga di sekitar Dusun Jolotundo memang disebutkan, kalau sumur keramat dulu memang benar-benar bisa memberi kekebalan bagi siapa saja yang mandi disitu. “Dan ceritanya memang begitu,” kata juru kunci sumur jolotundo.
Cuma sayangnya sumur Jolotundo itu sekarang sudah tidak ada. Sekitar 23 tahun yang lalu, sumur keramat itu sudah ditutup pakai semen cor, demi menghindari hal-hal negatif yang sering disalahgunakan orang. Tetapi di atas sumur yang sudah ditrutup itu, kini ditanami batu nisan, sekedar sebagai pertanda kalau disitu dulu ada sumur ajaib yang bisa memberi kekebalan. Dalam cerita-cerita warga di sekitar Dusun Jolotundo memang disebutkan, kalau sumur keramat dulu memang benar-benar bisa memberi kekebalan bagi siapa saja yang mandi disitu. “Dan ceritanya memang begitu,” kata juru kunci sumur jolotundo.
Baca juga: Ajian Kekebalan
Sejak kapan sumur Jolotondo ini ada? tak seorangpun
tahu. Bahkan sebelum Eyang Purbokusumo
mendirikan dusun ini ratusan tahun lalu, sumur keramat itu sudah ada. Menurut juru kunci, sumur Jolotundo bentuknya
tak jauh beda dengan sumur biasa. Sumur
ini berdiameter 1,5 m, namun kedalamannya tak diketahui secara pasti. Sumur ini tak pernah kering sepanjang masa. Airnya sangat jernih. Konon sumur Jolotundo ini tembus hingga ke
laut selatan. Dinding-dinding sumur tak
terbuat dari batu bata atau semacamnya.
Dindingnya justru dilapisi akar pohon beringin yang melingkar-lingkar
hingga membentuk dinding sumur. Tak jauh
dari sumur, memang berdiri pohon beringin tua yang usianya juga diduga sudah
ratusan tahun. Dan sekali lagi, sumur
Jolotundo yang bisa membuat orang kebal bacok itu sekarang sudah tidak
ada. “Sumur ini ditutup sejak kisaran 23
tahun yang lalu. Ini dilakukan agar
tidak disalahgunakan orang untuk berbuat kejahatan.” terang juru kunci.
Namun begitu masih saja banyak orang yang percaya dengan
melakukan ritual khusus di tempat yang dulunya ada sumur ini, kekebalan tubuh
akan bisa didapat. Ini juga dibenarkan
oleh juru kunci. “Sekarang cukup dengan
melakukan ritual di sini, di tempat yang dulunya ada sumur ini, lalu
benar-benar minta sawab kekebalan pada arwah penunggu sumur, kemungkinan besar
mendapatkan kekebalan juga bisa,” jelasnya.
Yang dimaksud arwah penunggu sumur itu tak lain adalah arwah Eyang Ayu
Tundo Leksono. Beliaulah yang dipercaya
sebagai tokoh sakti arwah penunggu sumur Jolotundo. Untuk melakukan ritual mendapatkan kekebalan
dari sumur Jolotundo ini, cukup membawa uborampe seperti kembang dan
kemenyan. Dengan didampingi juru kunci,
lalu si orang itu diminta menyampaikan apa keinginannya. Selanjutnya, kembang dibawa pulang kemudian
digunakan untuk mandi. Dengan cara ini
saja, diyakini sudah mendapatkan kekebalan.
Namun, menurut juru kunci meski sudah mendapatkan sawab kekebalan dari
sumur Jolotundo tetap saja orang tidak boleh main coba mencoba dirumah tanpa
sebab yang jelas. Misal dites sendiri
dengan menggunakan senjata tajam. Sebab
menurut juru kunci adanya kekebalan tubuh dari aneka macam senjata tajam ini
hanya akan keluar jika si orang sudah dalam keadaan kepepet. Karena itu, yang paling utama adalah yakin
dan percaya. Hal ini sudah sering kali
terbukti. Jika tetap nekat mencoba atau
mengetesnya, maka tetap saja akan terluka.
Cerita juru kunci, sejak zaman dahulu, dari zaman perang masa
kerajaan-kerajaan hingga perang kemerdekaan, banyak tentara yang memanfaatkan
air sumur Jolotundo untuk melindungi tubuhnya.
Dan meski sangat mudah mendapatkan kekebalan di sumur Jolotundo, tetapi
juru kunci selalu mengingatkan, agar kekebalan itu dipergunakan untuk
kebaikan. Jika digunakan untuk
kejahatan, maka diyakini khasiat kekebalan dari sumur Jolotundo akan hilang
dengan sendirinya. “Jika niatnya saja
sudah tidak baik, meski sudah mandi ditempat ini, maka begitu keluar dari desa
kekebalannya akan hilang. Wasiat dari
para leluhur memang begitu,” terang juru kunci.
Itulah yang menjadi salah satu alasan, kenapa sumur Jolotundo
ini ditutup rapat sejak 23 tahun silam.
Karena saat itu, angka kejahatan cukup tinggi, takutnya sumur Jolotundo
ini dipergunakan untuk kejahatan. Meski
khasiatnya akan hilang jika dipergunakan untuk kejahatan, dari pada menimbulkan
dampak yang tidak baik, masyarakat setempat sepakat menutupnya. Dan sejak itu ritual untuk mendapatkan
kekebalan di sumur Jolotundo ini cukup dengan melakukan ritual dengan sarana
kembang menyan tadi, lalu didampingi kuncen.
Namun meski dengan cara itu sudah cukup, tapi ada beberapa diantara
pengalap berkah yang sengaja mencari benda-benda pusaka di sumur ini, yang
khasiatnya juga untuk kekebalan. Mereka
itu umumnya merasa belum mantap jika hanya ritual biasa saja, tanpa mendapatkan
sesuatu dari sumur.
Sementara bagi yang benar-benar ingin mendapatkan air sumur
Jolotundo, menurut juru kunci juga bisa, meskipun kini sumur sudah tertutup
rapat. Semua tinggal niatnya saja. Caranya? “Ya…! saat ritual dilaksanakan
bawalah gelas kemudian biarkan semalaman di tempat itu.” jelasnya. Menurut juru kunci, jika keesokan harinya
gelas pasti sudah berisi air sumur, maka air itulah yang bisa dijadikan sarana
kekebalan. Caranya yaitu dengan meminum
air tersebut. Penunggu sumur Jolotundo,
yaitu Eyang Ayu Tundo Leksono yang dipercaya telah mengisi gelas kosong
tersebut. Tak ada hari-hari khusus untuk
mendapatkan sawab kekebalan, namun yang paling baik adalah malam Jum’at Kliwon
ataupun Selasa Kliwon. Malam-malam itulah
yang dianggap spesial bagi masyarakat Jawa untuk urusan-urusan perihal ke-ghoiban.
“Banyak sekali benda-benda pusaka yang tersimpan di sumur
Jolotundo ini dari mulai batu akik, keris dan lain-lain. Anehnya semua benda-benda pusaka yang ada di
sini mempunyai khasiat untuk kekebalan,” ujar Marno yang merupakan salah satu tokoh masyarakat
setempat. Cerita Marno dulu ada seorang pejuang kemerdekaan dari Yogyakarta
yang sengaja tirakat di sumur Jolotundo dengan cara bertapa untuk meminta
sebuah pusaka yang berkhasiat untuk kekebalan.
Dalam semedinya tiba-tiba saja ada sebuah benda bercahaya berbentuk
bintang yang keluar dari sumur dan langsung tertelan orang tersebut, sehingga
nyangkut di tenggorokan. Itulah yang
disebut Lintang Johar. Meski tertelan
namun karena itu merupakan benda ghaib, maka hal itu tak dirasakan oleh orang
tersebut. Dan sejak itu pejuang dari
Yogyakarta itu dikenal sebagai pejuang yang tak pernah takut menghadapi
penjajah.
“Ceritanya dia ditembak hingga terkena meriam dan nggak
apa-apa. Dia menjadi kebal karena
membawa pusaka Lintang Johar dari sumur Jolotundo ini,” cerita Marno yang
mendengar cerita ini dari ayahnya. Namun
setelah usianya lanjut, 40 hari sebelum dirinya meninggal pusaka Lintang Johar
tersebut sudah kembali ke sumur Jolotundo ini dengan sendirinya. Hingga kini pusaka Lintang Johar tersebut diyakini
masih ada di sumur keramat ini.
Baca juga: Penciptaan Nur Muhammad
Sumur Jolotundo yang bisa membuat orang kebal bacok atau
kebal tembak ini, konon tak lepas dari sejarah lama yang diceritakan secara
turun temurun. Meski tak diketahui
secara pasti, namun sumur Jolotundo ini mempunyai daya khasiat yang begitu
hebat, karena di dalamnya telah tercampur dengan minyak Tolo. Cerita juru kunci, minyak Tolo memang
mempunyai khasiat untuk kekebalan.
Menurut cerita minyak sakti itu dimiliki oleh Ontobogo yaitu dewa yang
berwujud naga yang menguasai bumi. Suatu
hari Dewa Ontobogo ini memandikan cucunya yang bernama Ontoseno, putra Bimo
yaitu satria Pandawa di sumur Jolotundo ini, agar menjadi ksatria yang pilih
tanding dan kebal dari berbagai senjata.
Saat memandikan itulah, airnya dicampur dengan minyak Tolo. Dan bekas dari air untuk mandi tersebut,
meresap hingga ke sumur Jolotundo ini.
Sejak saat itulah sumur ini mempunyai khasiat kekebalan.
Sumur Jolotundo ini sendiri ditemukan sekitar 500 tahun
silam, saat ada seorang bangsawan dari Majapahit yang bernama Eyang Purbokusumo
yang waktu itu sedang babad alas dengan membuka pemukiman di daerah Jolotundo
ini. Eyang Purbokusumo adalah pelarian
dari Majapahit yang saat itu runtuh oleh serangan tentara Kerajaan Demak. “Di tempat ini beliau bertapa, hingga
akhirnya ada wangsit, kalau di tempat itu ada sebuah sumur tua bernama
Jolotundo, yang mempunyai khasiat untuk kekebalan,” cerita juru kunci. Eyang Purbokusumo ditemui sesosok jin
perempuan bernama Eyang Ayu Tundo Leksono yang merupakan penunggu sumur
Jolotundo. Dari jin wanita inilah Eyang
Purbokusumo mendapat wisik soal keberadaan sumur Jolotundo.
Sejak itulah sumur Jolotundo dirawat oleh Eyang Purbokusumo
hingga akhir hayatnya. Setelah wafat
Eyang Purbokusumo dimakamkan tak jauh dari sumur keramat ini. Sebelum meninggal beliau berwasiat kepada
anak turunnya agar merawat sumur Jolotundo karena suatu saat akan dibutuhkan
banyak orang. “Wasiat Eyang Purbokusumo
itu ternyata benar. Sejak itu, banyak
sekali orang yang datang untuk meminta kekebalan di sumur Jolotundo ini,”
pungkas sang juru kunci.
SELESAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan sesuai topik pembahasan.