2 September 2019

WEJANGAN DASAR ILMU GAIB

Pada tahun 1900 san, seorang pemuda yang bekerja pada sebuah pabrik roti di Neurenbeg (Neuchatel), Switzerland, nampaknya senantiasa sedih dan bermuram durja. Pada suatu senja hari, sehabis makan malam, ia berjalan-jalan sendirian ke tepi danau (Lake of Neuchatel) yang memang tidak jauh dari tempat pondoknya. Ia memandang air danau itu dengan sinar mata sedih, yang manandakan pikirannya sedang tertekan oleh sesuatu. Tiba-tiba seorang wanita tua yang terkenal sebagai seorang tukang tenung yang disegani, telah datang menghampiri pemuda tadi yang hatinya sedang sedih dan waktu itu sedang berduduk di atas tanah yang berumput hijau kekuning-kuningan.
"Anak muda, mengapa kau kelihatan sedih?" sekonyong-konyong tanya wanita tua itu.
"Oh...Oma, aku bersedih hati karena hidupku amat kurang cukup," jawab pemuda tadi setelah dapat mengatasi rasa terkejutnya.

"Jika hanya demikian saja, aku dapat menolongmu dengan mudah nak," demikian jawab wanita tua itu. Bawalah tongkat ini yang kuberikan. Setiap alam hari, setelah pintu rumah dan pintu bilikmu ditutup rapat, pada waktu hendak tidur maka rabalah tongkat ini tiga kali dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas sambil kau melafalkan mantra ini." (Wanita tua itu berbisik-bisik di telinga pemuda tersebut). Ia berhenti sebentar. "Mudah bukan....? Kau tentu sudah dapat melafalkannya. Tapi kau jangan takut jika sehabis kau berbuat demikian, tentu segera pula dari tongkat ini keluar anak-anak kecil yang menari-nari. Jika anak-anak kecil tadi telah lenyap kembali, maka lihat, di salah satu sudut dari tempat tidurmu akan terdapat uang yang banyak. Ambilah uang itu, karena telah menjadi hak milikmu sendiri. Nah...pulanglah nak. Buang rasa sedih itu dan turutilah segala perintahku itu, kau nanti bisa menjadi kaya." demikian perempuan tua itu mengakhiri omongannya, pemuda itu segera pulang kerumahnya.


Setelah malam kelam dan pintu-pintu rumah pondoknya sudah tertutup rapat, pemuda itu segera menutup pintu biliknya dan menjalankan apa yang diperintahkan oleh wanita tua tadi. Benar juga seperti apa yang telah dikatakan oleh orang perempuan tua tadi yaotu begitu lekas tongkat tersebut keluar tiga orang anak kecil dengan pakaian serba merah yang segera menari-nari dibawah sinar lampu yang agak terang itu, hingga pemuda itu menjadi demikian takutnya. Tetapi setelah ketiga anak tadi lenyak kembali, maka betul-betul disalah satu sudut dari tempat tidur pemuda itu terdapat uang yang banyak.

Tetapi setelah cara ini dilakukannya terus setiap malam, akhirnya pada diri pribadi pemuda itu nampak adanya perubahan yang nyata. Wajahnya pucat, tubuhnya kurus, dan pikirannya kelihatan kurang bahagia. Kerap kali diwaktu malam kelam keadaan sunyi sepi selagi pemuda tersebut meraba-raba tongkatnya sambil melafalkan mantra, sekonyong-konyong ia mendengar pintu biliknya di ketok orang begitu kerasnya, tetapi waktu ia membuka pintu itu, ternyata tidak seorangpun yang kelihatan. Sering pula diwaktu ia sedang melafalkan mantra tiba-tiba mendengar suara kaki dengan nyaringnya seolah-olah majikannya memasuki pondoknya dan meraba-raba pintu bilik rumahnya. Tetapi ternyata semua itu hanyalah pendengaran khayal belaka, karena tidak seorangpun yang berjalan atau meraba pintu biliknya itu. Nyatalah, bahwa pemuda itu mulai terganggu urat-urat syarafnya, hingga akhirnya oleh majikannya ia dikirim ke rumah sakit jiwa.

Kejadian diatas ini merupakan suatu pelajaran tentang dasar ilmu gaib. Seorang spiritualis memberi nasehat:
"Tanamlah sendiri benih yang kau miliki, kemudian petiklah buahnya yang lezat itu dengan tanganmu sendiri."
Dalam pelajaran ilmu gaib, orang dianjurkan untuk menuntut penghidupan sebagaimana biasanya, hanya pikiran dititik beratkan kepada kehidupan batin. Dalam batin kita harus taat kepada kodrat. Tumbuhan berhak tumbuh, manusia berhak hidup, jangan kita mengganggu atau merugikan orang lain. Kita harus dapat berselaras dengan alam pikiran kita ditujukan kepada rahasia kehidupan. Misalkan kita bayangkan, benih ditanam, benih mulai mengeluarkan pupus yang hijau kemerah-merahan, pupus menjadi daun, batang pohon mulai kelihatan dan tumbuhlah pohon itu kian lama kian besar dengan daun-daunnya kian lama kian banyak di dahan, ranting dan batangnya itu sendiri lambat laun mulai berkembang.
Diambil dari "Buku Kunci Pintu Alam Gaib"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan sesuai topik pembahasan.