2 September 2019

PEMBUKA ILMU MA'RIFAT


Menurut ahli bahasa, kata ma'rifat berarti mengetahui atau mengenal. Pengertian tersebut bisa diperluas lagi menjadi cara mengetahui atau mengenal Allah melalui tanda-tanda kekuasaanNya yang berupa makhluk-makhluk ciptaanNya. Sebab dengan hanya memperhatikan tanda-tanda kekuasaanNya kita bisa mengetahui akan keberadaan dan kebesaran Allah SWT. Kita tentu yakin dan faham betul bahwa tidak ada satu makhlukpun, walau sekecil atau sebesar apapun yang ada dengan sendirinya. Semuanya itu pasti ada yang menciptakan. Dan siapa lagi yang menciptakan segala macam makhluk tersebut kalau bukan Allah?

Tanda-tanda tentang adanya Allah sudah jelas terlihat disekeliling kita. Setiap hari kita bisa melihat terbitnya matahari dari ufuk Timur dan kemudian tenggelam di ufuk Barat. Satu kalipun tidak pernah terbalik. Kita juga bisa melihat betapa indahnya bulan dan begitu gemerlapnya bintang-bintang yang bertaburan di malam hari. Semua itu yang menciptakan dan mengatur peredarannya adalah Allah. Siapa yang tak mengenal Allah lewat tanda-tanda kekuasaanNya, ia adalah sebuta-buta manusia. Bukan buta matanya akan tetapi buta hatinya. Sebagaimana yang telah difirmankan Allah berikut ini:
"Sesungguhnya bukan matanya yang buta, tetapi mata hatinyalah (yang buta) yang berada dalam rongga dadanya."

Adapun cara memperhatikan tanda-tanda kekuasaan Allah yang berupa makhluq-makhluqNya tersebut bukanlah sekedar dengan menggunakan penglihatan lahir saja. Tetapi harus pula ditunjang dengan penglihatan lahir saja. Tetapi harus pula ditunjang dengan penglihatan mata batin yang jernih dan bersih dari berbagai macam dosa. Perhatikan sabda Rosululloh kepada sahabat Abu Dzar Al Ghifari berikut ini:
"Wahai Abu Dzar, sembahlah Allah seakan-akan kamu melihatNya. Bila kamu tidak melihat Allah, maka yakinkan bahwa Allah melihat kamu."

Buta mata belum tentu membawa bencana. Tetapi buta hati sudah pasti akan mendatangkan siksa. Karena apabila manusia sudah menderita penyakit buta hati, selama ia belum mendapatkan cahaya ilahi yang berupa petunjuk-petunjuk kebenaran, maka selama itu pula ia akan tersesat jalannya. Bukan jalan menuju Surga yang ia tempuh, melainkan jalan ke Neraka. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al Qur'an surat Al Isra' ayat 72 yang berbunyi:
"Dan barang siapa yang buta (hati) di (dunia) ini, maka ia buta di akhirat nanti dan bahkan lebih sesat jalannya."

Setelah kita mengenal dan mengetahui akan keberadaan Allah, apakah lantas pengenalan dan pengetahuan kita tersebut berhenti sampai di situ saja? Tentu saja tidak. Akan tetapi lebih dari pada itu, kita sebagai hambaNya dan sebagai salah satu makhluk ciptaanNya, maka sudah sepatutnya apabila kita senantiasa mengabdikan diri secara bulat dan utuh semata-mata demi mengharapkan ridhoNya.

Salah satu tanda bagi orang yang berma'rifat kepada Allah adalah bahwa ia senantiasa bersandar dan berserah diri kepada Allah semata. Apapun yang telah dan akan terjadi pada dirinya, selalu diterima dengan baik. Apabila ia mendapatkan kenikmatan, ia bersyukur. Sedang apabila mendapatkan musibah, ia terima cobaan itu dengan sabar. Orang yang demikian ini percaya, bahwa semua itu datangnya dari Allah untuk kebaikan dirinya. Sebab tidak ada sesuatupun yang terjadi di dunia ini, kecuali ada manfaat atau hikmah dibalik peristiwa tersebut.

Selain itu, orang yang berma'rifat kepada Allah tidak pernah menyombongkan diri. Sebagai makhluk yang lemah dan tanpa daya, manusia tidak bisa berbuat apa-apa kecuali atas pertolongan dan izin dari Allah Yang Maha Perkasa. Karena itu ia pun selalu mencari jalan untuk lebih mendekatkan diri kepadaNya guna mendapatkan pertolongan, perlindungan dan karunia dariNya. Sedang apapun yang dapat menghalangi jalannya untuk bertaqorrub kepada Allah ia singkirkan jauh-jauh dari lubuk hatinya, seperti sifat serakah kepada dunia, kikir, sombong, riya' dan berbagai sifat tercela lainnya.

Menurut seorang ahli ma'rifat terkenal bersama Al Junaid bahwa seorang belum bisa disebut sebagai ahli ma'rifat sebelum dirinya mempunyai sifat-sifat berikut ini:

  1. Mengenal Allah secara mendalam hingga seakan-akan dapat berhubungan secara langsung dengan Allah.
  2. Dalam beramal selalu berpedoman kepada petunjuk Rasulullah.
  3. Berserah diri kepada Allah dalam hal mengendalikan hawa nafsunya.
  4. Merasa bahwa dirinya adalah kepunyaan Allah dan kelak pasti akan kembali kepadaNya.
Adapun menurut imam Al Ghozali sebagaimana yang ditulis dala kitab Ihkya' 'Ulumudin disitu disebutkan bahwa ada empat hal yang harus dikenal dan kemudian dipelajari oleh seseorang yang berma'rifat kepada Allah. Keempat hal tersebut adalah:
  1. Mengenal siapa dirinya.
  2. Mengenal siapa Tuhannya.
  3. Mengenal Dunianya.
  4. Mengenal Akheratnya.
Ustadz Labib dalam bukunya "Kuliah Ma'rifat"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan sesuai topik pembahasan.