Menangkap tuyul, bukan perkara mustahil. Kisah ini membuktikan bahwa makhluk pencuri
halus itu memang dapat di taklukkan.
Sebut saja namanya Sarno.
Sarno adalah mantan pegawai perusahaan yang terkena PHK. Dengan modal pesangon dari perusahaan
tersebut Sarno membuka toko sembako.
Setahun pertama memang lumayan juga.
Toko tersebut berjalan lancar.
Namun, memasuki tahun kedua ada berbagai kejanggalan yang tiba-tiba
dialaminya. Uang hasil penjualan yang
setiap hari selalu dihitung dengan teliti dan ditaruh dibawah lipatan pakaian
di almari, hampir selalu berkurang.
Anehnya tidak semua uang yang hilang, namun hanya pecahan 20 ribuan
rupiah saja.
Keanehan ini terjadi hampir sepanjang hari. Akibatnya Sarno sering cek-cok dengan
isterinya dan saling berburuk sangka.
Namun karena merasa tidak mengambil, sudah barang tentu mereka saling
menyangkal keras. Siapa yang telah
mengambil uang tersebut? melihat modusnya yang amat aneh namun terprogram
sedemikian rupa, maka pasti ada hal ghaib dibalik peristiwa ini. Begitulah kesimpulan Sarno. “Coba tempat uangnya diberi kaca dan jarum,”
nasehat dari mertua Sarno. Cara inipun
sudah dicoba, namun nyatanya tidak memberikan efek apa-apa. Setelah kotak uang diberi kaca dan jarum,
esoknya masih juga kehilangan uang.
Baca juga: DOA KESELAMATAN DIRI
“Aku akan riyadhoh,” tekad Sarno kesal karena keanehan itu
terus terjadi.
Sarno pun mulai melakukan riyadhoh Ilmu Hikmah yang
dipelajari dari mendiang kakeknya. Malam
pertama dan kedua tidak terjadi apa-apa.
Baru di malam ketiga, apa yang dilihat Sarno berubah menembus dimensi
ghaib. Terlihat bayangan maya yang
memasuki rumah, Sarno terkesima dan heran karena melihat bentuk tubuh yang
sangat aneh dan menakutkan. Ya, sesosok
makhluk kecil dengan tubuh berwarna kuning dan rambut sangat panjang serta gigi
taring yang mengkilat. Makhluk ini
menyeringai kecil melihatku yang sedang duduk bersila.
Si makhluk kemudian berjalan menuju tempat Sarno menyimpan
uang. Tangannya masuk ke dalam almari
dan mengambil beberapa lembar uang pecahan 20 ribuan rupiah kemudian pergi
dengan cepat keluar rumah. “Rupanya
makhluk sial ini yang telah mengambil uang hasil jerih payahku,” gumam Sarno
dengan berasumsi bahwa makhluk itu termasuk kategori tuyul bajang. Keesokan harinya, Sarno pergi ke pasar untuk
membeli beberapa peralatan yang dibutuhkan.
Sarno ingin berkonsentrasi menghancurkan tuyul bajang tersebut. Sepulang membeli ubo rampe, Sarno segera
mengurung diri di dalam kamar dan berpesan kepada isterinya agar jangan
sekali-kali mengganggu.
Sampai malam Sarno tidak beranjak meninggalkan kamar. Menjelang pukul 01.00 dini hari Sarno sudah
bersiap untuk aksi puncak. Sebuah meja
dengan berbagai macam peralatan untuk menangkap tuyul sudah disiapkan. Sebuah gelas berisi air kepala muda, sebuah
sapu ijuk, seikat merang dari beras ketan hitam, kembang telon, minyak wangi,
sehelai rambut, seutas benang merah putih, serta sebatang lidi daun aren. Tak lupa dua ekor kepiting sawah yang diletakkan
dalam baskom berisi air. Setelah
menunggu beberapa waktu, nampak mulai ada tanda-tanda datangnya si tuyul
bajang. Angin dingin berhembus kencang
memasuki kamar. Juga pintu kamar sedikit
bergetar. Sarno segera bersiap dengan
amalan yang bernama Asma Penatasan, sambil tangannya menggenggam lidi aren dan
sapu ijuk.
Baca juga: MENGENAL PRAKTEK BEBERAPA ILMU SIHIR
Tiba-tiba sesosok makhluk kecil sudah ada didepannya. Kena dia…!! tuyul itu mendekati baskom yang
berisi kepiting sawah. Tangannya
bergerak memegang dan mempermainkan kepiting itu dengan asyiknya. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Sarno segera
memukulnya dengan sapu ijuk. “Aduuh…!!
sakit…!!,” teriaknya terjengkang dan tuyul itu tak bisa lari lagi. Segera diikatlah tuyul itu dengan sehelai
rambut isterinya, sedangkan kakinya diikat dengan sehelai benang merah
putih. Tuyul itu hanya bisa meronta dan
menangis kesakitan. “Siapa namamu?”
tanya Sarno. Tuyul itu tak mau menjawa
dan hanya menundukkan mukanya. Tanpa
ampun lagi, sebatang lidi aren segeran dipukulkan Sarno pada tubuh mungilnya. Tuyul itu menjerit kesakitan dan menangis.
“Siapa namanu?” tanya Sarno lagi. “Kawal,” jawab si tuyul sambil terus
menangis. “Siapa tuanmu?” tanya Sarno
lagi. “Pak Sugandi!” jawab tuyul. Sarno terkejut, karena tahu bahwa pak Sugandi
adalah orang kaya yang masih tetangga dekatnya.
Ia seorang pedagang kain yang tebilang sukses. “Baik, kamu tunggu disini samapi tuanmu
membebaskanmu, namun jika sampai besok tuanmu tidak menebusmu, maka kamu akan
saya bunuh!” ancam Sarno. Anehnya,
keesokan harinya pak Sugandi memang datang bertamu ke rumah Sarno. Kedatangannya bermaksud ingin menebus tuyul
bajang itu. “Maaf..!! tuyul itu akan
kubunuh, karena dia telah merugikan banyak orang,” jawab Sarno.
Pak Sugandi terdiam, namun tak lama kemudian matanya mulai
berkaca-kaca tanda ketakutan. Tangannya
gemetar dan hanya menundukkan kepala. “Nyawa
saya jadi taruhannya bila tuyul bajang itu kau bunuh!” cetusnya diantara
tangis. Sarno tak tega melihatnya, tuyul
itupun terpaksa dilepaskannya. Namun
anehnya, setelah peristiwa itu, pak Sugandi mendadak terserang stroke. Meski akhirnya sembuh, namun sebelah kakinya
pincang. Apakah ini hukuman baginya?
Wallahu ‘alam bissowab.
SEKIAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan sesuai topik pembahasan.