Sebuah pernikahan lazimnya dilakukan
oleh sesama kaumnya sendiri. Manusia
dengan manusia, jin dengan jin. Tetapi terkadadng
hal itu justru menjadi kebalikannya.
Dalam dunia mistik, dikenal perkawinan yang dilakukan manusia dengan
jin. Secara logika perkawinan ini tidak
masuk akal. Namun, kenyataanya,
perkawinan ini benar-benar ada dan dipercaya oleh banyak masyarakat di
Indonesia khususnya. Bahkan ada banyak
sekali paranormal yang menyediakan jasa perantara perkawinan manusia dengan
jin. Yang paling fenomenal adalah
pernikahan Panembahan Senopati dengan Ratu Kidul. Diceritakan, saat itu Panembahan Senopati
mencari dukungan kekuatan adikodrati dari alam ghaib.
Panembahan Senopati kemudian pergi ke pantai selatan. Tiba di Parangkusumo, Panembahan Senopati segera berjalan di bebatuan karang di pantai. Di sebuah batu kecil dan menonjol, dia duduk dan melakukan meditasi. Saat itulah Kanjeng Ratu dantang. Setelah berdialog, lahirlah sebuah konsensus atau perjanjian ghaib antar dua makhluk dari dua dimensi yang berbeda ini. Perjanjian ghaib itu berbunyi :
“Kanjeng ratu kidul akan mendukung penuh
kejayaan dan kemakmuran anak keturunan penguasa Mataram bila mereka selalu
setia dengan pernihkahan mereka.”
Jadi dengan perjanjian tersebut, maka
Para Raja Mataram sejak Panembahan Senopati hingga saat ini harus menikah
dengan Kanjeng Ratu Kidul dan setia dengan perjanjian ini. Pernikahan ini juga secara filosofis bisa
diartikan sebagai kewajiban Raja-raja Mataram untuk wajib nguri-uri atau
memelihara adat istiadat dan budaya Jawa, karena ini sudah merupakan
perjanjian.
Bila perjanjian ini dilanggar, maka
Kanjeng Ratu Kidul berpesan dirinya tidak akan menjamin lagi keamanan dan
kesejahteraan kerajaan Mataram. Sebab
secara alamiah tanah Mataram memang terkenal tanah yang sesungguhnya menyimpan
potensi bencana. Bencana gempa bumi
akibat pergeseran-pergeseran lempeng bumi dan bencana gunung berapi.
Setelah selesai bertemu dan mengadakan
perjanjian dengan Kanjeng Ratu Kidul maka Panembahan Senopati menyelesaikan
meditasinya. Momentum selesainya
meditasi sang Panembahan ini adalah datangnya Sunan Kalijaga yang mengijazahkan
Pusaka Kyai Tunggul Wulung untuk dimiliki Raja-raja Mataram secara
turun-temurun. Sunan Kalijaga akhirnya
berpesan kepada Panembahan Senopati jangan terlalu mengandalkan
kesaktiannya.
Hal serupa juga kerap terjadi di gunung
salak. Konon, di sana banyak pelaku
ritual perkawinan manusia dengan jin.
Perkawinan ini dilakukan oleh orang-orang yang kepepet atau terdesak
kebutuhan ekonomi. Namun menurut kabar
yang lain, perkawinan manusia dengan jin ini juga kerap dilakukan untuk
mendongkrak bisnis atau usaha seseorang agar lebih maju. Seorang spiritualis yang rumahnya berada di
kaki gunung salak, mengatakan bahwa dia sering menikahkan manusia dengan
jin. “Saya memang sering mengawinkan
orang dengan jin islam, tapi saya tidak sependapat jika ini dikatakan musyrik. Perkawinan ini hanya sebatas usaha manusia
untuk memperbaiki kehidupannya,” demikian kata spiritualis tersebut yang
menolak menyebutkan namanya.
Spiritualis tersebut menjelaskan syarat
dan proses ritual perkawinan dengan jin.
Dalam rumah itu ada 8 orang akan dikawinkan dengan Jin. Menurutnya umumnya orang menikah dengan jin
karena terjepit masalah ekonomi. Ada
yang terbelit utang, perusahaanya bangkrut dan ada pula yang ingin perusahaanya
lebih maju. Jin yang dinikahinya itu
akan menjadi istri atau suami di alam ghaib.
Sebagai istri atau suami, jin itu juga punya tanggung jawab untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
Maka jin itu pun diminta untuk bisa menghasilkan uang bagi orang yang
menikahinya. “Jadi jin itu akan membantu
kita menghasilkan uang,” tuturnya.
Menurutnya, jin yang dipanggilnya adalah
dari golongan muslim yang tinggal di berbagai penjuru dunia. Misalnya jin dari Baghdad, Turki, Mesir,
Kuwai, Mekkah, Banten, Demak dan lain sebagainya. Selain itu, orang yang bisa dikawinkan dengan
jin juga harus mempunyai pekerjaan atau kegiatan bisnis. Karena jin itu tidak mendatangkan uang dalam
bentuk Cash. “Jin itu akan membantu kita
mencari uang dari jerih payah kita sendiri,” jelasnya. Seperti layaknya pernikahan manusia dengan
manusia, pernikahan manusia dengan jin juga dilakukan seperti biasa. Ada kedua pengantin, saksi dan wali nikah
bersiap untuk ijab kabul. Doa-doa nikah
pun dibacakan sebagai pertanda bahwa yang dinikahkan itu adalah jin muslim.
Usai itu, jin kemudian menerangkan semua
persyaratan yang harus dipenuhi oleh suaminya dari bangsa manusia. Kini, pengantin pria itu berhak atas Jin
Muslim dan boleh memperlakukannya sebagai istri. Meski hampir sama dengan proses pernikahan
manusia dengan manusia, proses pernikahan dengan jin ini tentu saja ada
bedanya. Sebab tujuan utama manusia
menikah dengan jin ini tentu saja bukan dilatarbelakangi oleh syahwat. Tapi lebih dikarenakan permintaan manusia agar
sang mempelai jin bisa membantu menyelesaikan masalah ekonomi pengantin manusia. Saat proses ritual terjadi, pengantin manusia
ditanya mengapa dia mau menikah dengan jin.
"Saya terbelit utang ke bank, saya ingin membayar hutang itu dan
mempunyai harta yang cukup,” tutur pengantin manusia.
Usai proses ritual spiritualis itu menjelaskan,
tidak semua proses ritual ini berjalan mulus karena ada kalanya pengantin jin
menolak dinikahkan. Misalnya karena jin
itu tidak suka dengan penampilan manusia yang tidak sesuai. Atau ada kalanya jin itu menolak karena minta
mas kawin yang tak sanggup dipenuhi manusia.
“Tapi pada umumnya semua jin yang saya panggil mau dinikahkan dengan
siapa saja,” jelas spriritual tersebut.
Bersambung ke bagian 2………
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus