11 Februari 2016

MISTERI MOBIL AMBULANS

Melayani mereka yang butuh tenaganya dalam kondisi ditimpa musibah setiap harinya telah dilakukan sejak 24 tahun terakhir. Meski kini tugasnya tidak sepadat seperti dulu diawal kerja, di kisaran tahun 80-an, namun kesipsiagaan dan tanggungjawab sebagai pekerja di Rumah Sakit Umum daerah Dr. Soetomo, Surabaya yang terkenal sebagai salah satu rumah sakit terbesar dan terlengkap peralatannya untuk wilayah Indoesia bagian timur tidak pernah luntur dimakan waktu.

Bantuan tenaganya tidak bisa dipandang sebelah mata, meskipun hanya sebagai karyawan pengemudi mobil ambulans. Jasanya sangat dibutuhkan manakala ada pasien yang membutuhkan sarana transportasi untuk urusan antar jemput mereka yang sedang sakit atau telah meninggal dunia.

Suka duka pun seiring dengan perjalanan waktu mengisi dunia kerjanya yang dimulai sejak lebas dari Sekolah Menengah Atas (SMU) ditahun 1979. Tapi niat yang kuat, tidak membuatnya takut sedikitpun ketika pertama kali melaksanakan tugasnya. Meskipun pada saat itu, bahkan hingga kini sebagian orang menganggap mobil ambulans, hanya sebagai mobil pengangkut jenazah. Sehingga dipercaya dan diyakini menyimpan misteri tersendiri yang mampu membuat bulu kuduk berdiri. Menurut pengakuan Suryono (41), anggapan masyarakat tersebut tidak ditampiknya. Ia pun seringkali mengalami. 
Bahkan saking seringnya hingga tidak dapat dihitungnya berapa kali keanehan ditemui. Namun berawal dari kejadian ganjil yang pertama kali ditemui yang tidak pernah dilupakan, tidak menyurutkan niatnya menjadi sopir ambulans. “Sekitar tahun 1981 pengalaman sangat aneh yang pertama kali saya alami dalam bekerja mas,” ujarnya. Waktu itu permintaan pelayanan kesehatan di RSUD Dr. Sutomo meningkat drastis. Pihak rumah sakit pun dengan terpaksa menambah empat armada ambulans baru untuk mempercepat pelayanan. Beberapa sopir yang sebelumnya bekerja secara tim harus berjalan sendirian. Begitu halnya dengan Suryono, yang sebelumnya selalu bersama Pak Mat, seniornya, harus sendirian memegang salah satu armada tambahan.

Semula ia merasa canggung untuk bekerja sendirian. Namun, secara pelan dan pasti ia mulai bisa menyesuaikan kondisi. Pada suatu malam ia mendapatkan giliran untuk mengantarkan mayat ke daerah Balongpanggang, Gresik. Setelah menunggu mayat yang masih berada di kamar Jenazah untuk proses pemeriksaan sebab-sebab kematian, jasad yang terdiri dari ibu dan anak kecil itu diangkat ke dalam ambulans dengan bantuan beberapa petugas kamar jenazah.

Keanehan terjadi ketika mobil ambulans akan berangkat mendadak tidak mau dihidupkan mesinnya. Mendapati hal seperti itu, Suryono langsung memeriksa mesin mobil apakah ada yang rusak. Dicoba sekali lagi, tidak berhasil. Rasa jengkel, heran dan bingung bercampur menjadi satu dalam pikirannya. Merasa kesal dengan keadaan yang ada, ia memutuskan untuk memindah jenazah tersebut ke dalam mobil ambulans lainnya. Dengan bantuan beberapa rekannya yang lain, jenazah itu kemudian diturunkan. Keanehan kembali terjadi tatkala mencoba menghidupkan mesin. Dengan sekali stater mesin mobil tersebut menyala. Yakin dengan keadaan mesinnya, Suryono kemudian menyuruh rekan-rekannya untuk membawa kembali jenazah tersebut ke dalam ambulans miliknya.

Namun kembali terjadi kejanggalan, mesin yang talah menyala mendadak mati setelah kedua jenazah masuk di dalam mobil. “Hal seperti itu terjadi selama tiga kali berturut-turut mas,” ujarnya. Dari situ muncul kesadaran jika kondisi tersebut berkaitan dengan gangguan yang dilakukan jenazah yang akan dibawa. Atas saran dari salah seorang temannya yang talah berpengalaman Suryono bersama dengan rekan-rekan membacakan Ayat Kursi serta Surat Yasin. Keajaiban terjadi, ketika mesin mobil yang sebelumnya mati secara tiba-tiba menyala sendiri tanpa ada yang menyalakannya.

Suryono nampak heran dengan kejadian tersebut, namun lewat keterangan rekannya yang memberikan saran sebelumnya dan kebetulan mempunyai kelebihan dalam hal supranatural, terjawab keanehan yang sedang berlangsung. Dikatakan temannya jika arwah orang yang meninggal itu tidak mau dibawa pulang. Mereka lebih senang dimakamkan secara langsung. Dan lewat bujukan dan rayuan yang dilakukan secara mata batin temannya tidak terjadi gangguan lagi saat pemberangkatan. “Untung mas, cara yang saya pakai secara sengaja tersebut berhasil menyingkirkan gangguan dari arwah yang meninggal tersebut,” terangnya.

Di tengah guyuran hujan dan ditemani dua orang kerabat jenazah, ia menembus kegelapan malam menuju rumah jenazah itu. Satu jam lebih, Suryono tiba di tujuan. Kedua jenazah segera diturunkan, lantas diletakkan di ruang tamu. Tanpa menunggu lebih lama lagi, setelah menyelesaikan seluruh administrasi yang diperlukan, Suryono kembali pulang. Saat itu terjadi keanehan di tenah laju mobil yang tidak berpenumpang tersebut. Dari arah belakang yang hanya ditempati bangku kosong dan usungan jenazah terdengar suara tangisan. “Suara itu terdengar dengan jelas mas, ketika saya baru berjalan sejauh 100 meter dari rumah mereka,” terangnya.

Semula ia tidak yakin apa yang didengar dan tidak menghiraukan apa yang terjadi di bagian belakang mobil ambulans itu. Karena dilihat dari kaca spion tidak terjadi keganjilan apapun di belakangnya. Namun semakin lama tangisan yang didengar bertambah keras. Tidak hanya satu suara, tapi bersahutan suara tangis anak kecil dan orang dewasa. Hatinya pun tergerak untuk meneliti. Ketika dilihat, suara tangis hilang dan yang dilihat hanya ruang kosong. Tidak ingin terjadi hal-hal di luar keinginannya, dengan tetap berkonsentrasi mengendalikan laju mobil dibaca ayat kursi dan surat yasin. Upaya itu sangat manjur. Suara tangis tidak didengar lagi hingga ia tiba di RSUD Dr. Sutomo Surabaya.

Berawal dari peristiwa itu, hingga kini setiap kali akan menjalankan mobilnya saat mengangkat jenazah tidak akan lupa dua bacaan ampuh itu dibacakan lebih dahulu. Selain itu ia tidak akan lupa setiap malam jum’at legi memandikan mobilnya dengan rendaman bunga setaman. Ia mengatakan bahwa kerutinannya tersebut diawali dari munculnya sosok makhluk halus dalam wujud anak kecil di mobil ambulan yang menjadi tanggung jawabnya selama bertugas. Kemunculan anak kecil tersebut menurut penjelasannya tidak lepas dari seringnya mobil digunakan mengangkut jenazah anak-anak. Dan sebagian besar Jenazah itu sebab kematiannya tidak wajar. “Pokoknya mayat yang saya angkut, sebab kematiannya tidak ada yang wajar mas, ada yang dibunuh, bunuh diri, sesetrum serta masih banyak lagi. Hampir 70 persen semuanya anak kecil, “ujarnya.

Awal pertama kali sosok anak kecil itu menampakkan diri beberapa bulan kemudian setelah peristiwa mengangkut jenazah anak kecil dan ibunya. Ketika itu ia sedang kebagian tugas berjaga malam, tepat pada malam jumat legi. Bersama dengan beberapa rekannya yang lain, mereka mengisi dinginnya malam dengan bermain kartu remi, di depan kamar jenazah. Kondisi lingkungan rumah sakit yang saat itu, sebagian besar masih banyak dijumpai reimbunan pohon, membuat mereka tidak ada yang berani berjaga didekat ambulan masing-masing. Mereka lebih senang berjaga didepan kamar jenazah, yang saat itu hanya diterangi sebuah lampu neon berkekuatan 10 Watt.

Saat jarum jam menunjukkan pukul 23.00, terjadi suatu peristiwa ghaib yang dialaminya. Secara kebetulan posisi duduknya menghadap mobil ambulannya. Seperti ada sesuatu kekuatan ghaib mengarahkan pandangannya melihat seorang anak kecil berada di dalam ambulan dan melaimbaikan tangan padanya. Mendapati keanehan, kontan Suryono menghentikan keasyikan bermain reminya. Ia kemudian bilang kepada rekan-rekannya yang lain, apakah melihat anak kecil dalam mobilnya. Secara serempak, mereka mengatakan tidak melihat sama sekali.

Dengan rasa penasaran ia melangkahkan kakinya mendekati mobil. Matanya tidak lagi menangkap lambaian tangan, tapi dengan jelas dilihat sosok bocah kecil meloncat-loncat di atas usungan jenazah yang ada di dalam mobil bagian belakang. Lebih aneh lagi ketika meloncat kepalanya tidak terbentur bagian atas mobil. Suryono menjadi paham jika hal itu perbuatan arwah penasaran, ia pun menjadi jengkel. Namun ketika akan membalikkan badan untuk kembali pada rekan-rekannya, bocah kecil itu, loncatannya semakin menjadi-jadi. Tidak hanya itu ia mendengar suara tangisan yang memekakkan telinga.

Suryono tidak tahu dengan maksud bocah kecil tersebut, namun dalam hatinya merasakan ada yang tidak beres, tapi tidak tahu jawabannya. Bingung melihat kejadian itu segera ditinggalkan mobil kembali pada rekan-rekannya. Dan saat bergabung kembali diceritakan apa yang baru saja dilihat dan didengar. Mendengar ceritanya salah seorang rekannya menyarankan untuk mengguyur mobilnya dengan rendaman bunga setaman. Tanpa pikir panjang lagi, Suryono menyuruh salah satu rekannya membelikan bunga dipasar yang letaknya tak jauh dari rumah sakit.

Setelah bunga yang dimaksudkan didapatkan, saat itu juga direndam dalam air lantas diguyurkan merata di seluruh bodi mobil ambulan. Ketika itu masih didengar suara tangisan namun tidak dilihat bocah kecil didalam mobil. Pada tetes terahir guyuran air, mendadak suara bocah kecil itu menghilang dengan sendirinya. Dan hal ini dilakukan tidak hanya sekali itu saja. Namun berlanjut di bulan-bulan berikutnya setiap malam jumat legi.

Anehnya bila ia lupa tidak menjalankannya ada bisikan suara yang tidak diketahui wujudnya mengingatkan. Tapi tidak hanya suara saja, mobil ambulan mendadak akan bunyi sendiri klaksonya disertai sorotan nyala lampu tanpa diketahui siapa yang melakukannya. Pernah hal tersebut tejadi, saat ia baru saja selesai mengantarkan jenazah ke luar kota. Karena capek tertidur di lokasi biasanya mangkal rekan-rekannya di dekat ruang penyimpanan jenazah. Baru saja matanya terpejam mendengar suara seseorang yang memanggilnya. Suara itu terdengar lembut sekali. “Yon…yon…bangun, “kata Suryono menirukan suara itu. Akhirnya, dengan kelagapan ia terbangun dari tidurnya. Antara sadar dan tidak, samar-samar ia melihat sorot lampu yang menyala dan tepat didepannya. Di tambah lagi dengan suara klakson yang berasal dari mobilnya. Merasa ada yang berbuat lancang di mobilnya, ia berusaha untuk mendekatinya. Namun alangkah kagetnya ketika ia mendapati tidak ada siapapun di dalam mobil ambulan tersebut, kecuali bocah kecil yang sedang bermain di belakang stir.

Melihat gelagat itu kesadarannya tersentak. Ia langsung lari dan membeli bunga, untuk kemudian digunakan memandikan mobil ambulan itu. Sesudah dimandikan, sama seperti sebelumnya sosok tersebut hilang dan tidak muncul lagi. “Sejak kejadian itu, mas, saya tak pernah lupa memandikan mobil ambulan yang sudah seperti istri sendiri, ”ujar pria yang tinggal di Rungkut Lor, Surabaya dengan terkekeh-kekeh.

=00=

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan sesuai topik pembahasan.