1 Desember 2018

TUYUL ANAK BAJANG YANG MEMBANTU KEREJEKIAN

Sebuah desa di daerah Jawa Tengah, dipercaya banyak orang sebagai tempat untuk mendapatkan tuyul.  Seorang juru kunci tempat tersebut mengatakan bahwa orang yang datang memang kebanyakan dengan tujuan ingin nyenyuwun.  Namun, tidak sedikit yang langsung mengungkapkan keinginannya untuk menjadi orang tua asuh tuyul-tuyul tersebut.  Jika sudah begitu, juru kunci mengaku akan berusaha membantu dengan segala kemampuannya.

Sebelum membantu seseorang yang akan mengambil anak-anak kecil yang dipercayai sebagai putra wayah Eyang Bondho, juru kunci biasanya terlebih dahulu menjelaskan berbagai persyaratannya. Persyaratan untuk bisa membawa pulang tuyul-tuyul itu sebenarnya cukup rumit bagi yang baru pertama kali melakukannya.  Namun bagi yang tidak mengerti dan mau terima jadi, semua urusan bisa diserahkan kepada juru kunci.  Segala uborampenya itu akan dicarikan.  Akan tetapi pelaku harus menyerahkan sejumlah uang sebagai ganti rugi membeli segala macam persyaratan.  "Pelaku pesugihan cukup menyerahkan uang sekitar 5 jutaan.  Itu sudah termasuk jasa buat juru kuncinya," ujarnya.

Uang sebesar itu, akan digunakan juru kunci untuk membeli ubo rampe, selamatan selama 7 kali, yakni setiap Jum'atnya.  Hari itu datang dan menyerahkan sejumlah uang, sebenarnya hari itu juga bisa membawa pulang tuyul-tuyul itu.  Juru kunci dan orang-orang dekatnya yang biasa melakukan ritual pengambilan tuyul akan bekerja ekstra cepat dalam melayani pasiennya.  Namanya berurusan dengan makhluk gaib, jangan berharap bahwa apa yang dibawa pulang itu akan terlihat jelas di mata orang awam.  Ibaratnya seperti membeli kucing dalam karung.  Karena itu menurut juru kunci diperlukan keyakinan yang sungguh-sungguh jika ingin mendapatkan hasil yang memuaskan.  Jika memang sudah berjodoh, tambah si juru kunci, tidak berarti si orang tua asuh tuyul sama sekali tidak bisa melihat makhluk gaib yang menyerupai anak-anak kecil yang suka telanjang itu.

"Putra wayah Eyang Bondho itu akan menampakkan dirinya pada waktu-waktu tertentu.  Namun hanya sekelebat saja, sebagai pertanda bahwa ia hadir disitu.  Karena itu perlu disediakan tempat khusus di rumah orang tua asuhnya dan tidak boleh sembarangan orang bisa memasukinya," imbuhnya.

Mengenai tumbal, juru kunci mengatakan bahwa tuyul-tuyul itu tidak membutuhkannya.  Ini karena makhluk-makhluk gaib itu sebenarnya bukan tuyul, melainkan putra wayah Eyang Bondho.  Pengertian lain ada yang menyebut makhluk-makhluk berwujud anak-anak kecil ini sebenarnya adalah anak bajang, yakni anak yang lahir sebelum waktunya hingga akhirnya meninggal dan dikuasai makhluk gaib atau yang sengaja dipelihara untuk dijadikan pesugihan.

Tapi, apapun namanya, masyarakat tetap menyebutnya bahwa makhluk-makhluk itu sama saja dengan tuyul dan fungsinya jelas yakni mendatangkan kekayaan bagi orang tua asuhnya.  Meski bisa mendatangkan kekayaan, tapi juru kunci menjelaskan bahwa kerjanya makhluk-makhluk itu bukan untuk mencuri uang orang lain.  "Fungsinya agar rejeki seseorang menjadi lancar.  Misalnya, jika pengasuhnya adalah seorang pedagang makhluk ini akan membuat barang dagangannya menjadi laris.  Caranya mungkin dengan menarik atau mempengaruhi calon pembelinya," jelas juru kunci.

Majalah Liberty edisi 2483

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan sesuai topik pembahasan.