8 Oktober 2017

KEKERAMATAN RABI’AH AL ADAWIYAH

Rabiah adalah tokoh sufi yang menempuh jalan kehidupan sendiri dengan memimilih zuhud dan hanya beribadah kepada Allah. Selama hidupnya, ia tak pernah menikah, walaupun ia seorang wanita cantik dan menarik. Iapun seorang yang cerdas, luas ilmunya karena ia mengetahui berbagai cabang ilmu pengetahuan agama seperti Fiqih, Hadits dan Tafsir. Rabiah dengan pandangan-pandangannya yang telah membukakan pintu hati manusia dalam menuju kebajikan. Oleh karena itu, para tokoh sufi memberinya julukan tokoh kebajikan.
Gelar itu diperkuat dengan hadirnya kekeramatan dalam Rabi’ah.


Suatu ketika, seorang pencuri memasuki kamar Rabi’ah, ketika ia sedang tidur. Ia mengumpulkan segala harta milik Rabi’ah seperti pakaian dan lain-lain. Setelah itu ia menuju pintu, tapi ia tidak berhasil menemukannya sehingga ia meletakkan kembali barang-barang itu di lantai. Setelah itu ia mencari pintu dan menemukannya. Tetapi ketika ia membawa barang-barang itu kembali, pintu itupun hilang kembali. Hal itu berulang-ulang terjadi. Kemudian si pencuri mendengar suara, “Letakkan barang-barang itu, karena kami melindunginya dan tidak akan membiarkan engkau membawanya walaupun pemiliknya sedang tidur.”

Dalam riwayat lain dikisahkan, bahwa Rabi’ah menanamkan tumbuh-tumbuhan di kebunnya. Tapi hama telah datang hinggap diatas tanaman-tanaman itu. Lalu ia pun memohon kepada Allah, “Ya Allah, ya Tuhanku, inilah rezeki yang kuharap dapat memenuhi kebutuhanku. Namun, jika engkau menghendaki lain, berikanlah pada musuh-musuhMu atau wali-waliMu.” Setelah itu, belalang-belalang itu berterbangan seperti tidak pernah ada.

Dalam sebuah perjalanan menuju Baitullah, tiba-tiba hewan kendaraan Rabi’ah roboh karena letih sehingga tak dapat meneruskan perjalanan. Rabi’ah menolak meneruskan perjalanan walaupun orang-orang yang seperjalanan walaupun orang-orang yang seperjalanan dengannya menawarkan untuk memindahkan barang-barang Rabi’ah ke atas kendaraan mereka. Rabi’ah pun menolak tawaran itu. 

Rabi’ah bersimpuh sendirian dekat keledainya yang sedang sekarat. Ia berdoa dengan khusyuk memohon pertolonganNya. “Oh Tuhanku, beginikah raja-raja memperlakukan hamba-hamba mereka yang lembah tak berdaya? Engkau telah memanggilku untuk mengunjungi rumahMu. Tapi engkau membiarkan keledaiku terkapar sekarat di padang Sahara, sedang aku sendirian tak berdaya?”

Belum selesai Rabi’ah berdoa, keledai itu bangkit karena Allah pun mengabulkan doanya. Rabi’ahpun meneruskan perjalanannya dengan lancar.

Majalah Misteri No. 322 halaman 31

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan sesuai topik pembahasan.