Artikel terkait: PENGOBATAN ASAM URAT TINGGI
Menurut bahasa Jin berasal dari kata dasar “Janna” yang berarti “gila” atau tertutup atau menjadi gelap. Dan yang terahir ini sebagaimana tersebut dalam surat Al Anam ayat 76. Yang dikehendaki disini bahwa jin dari kata dasar “Janna” yang berarti tertutup. Maka sesuatu yang tertutup itu disebut “Jin”.
Orang jahiliyah zaman dahulu bahkan menyebut malaikat adalah Jin karena malaikat juga tidak nampak dalam pandangan mereka. Menurut istilah Al Qur’an disebutkan bahwa Jin adalah makhluk halus yang diciptakan oleh Allah sebelum Nabi Adam, yaitu dari nyala api yang sangat panas. Demikian sebagaimana firman Allah dibawah ini:
Orang jahiliyah zaman dahulu bahkan menyebut malaikat adalah Jin karena malaikat juga tidak nampak dalam pandangan mereka. Menurut istilah Al Qur’an disebutkan bahwa Jin adalah makhluk halus yang diciptakan oleh Allah sebelum Nabi Adam, yaitu dari nyala api yang sangat panas. Demikian sebagaimana firman Allah dibawah ini:
“Dan kami telah menciptakan Jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (Qs. Al Hijr: 27).
“Dan Dia menciptakan Jin dari nyala api.” (Qs. Ar Rahman: 15).
Dan menurut istilah yang disebutkan dalam hadits bahwa Jin adalah makhluk halus yang diciptakan Allah dari pada api yang tidak berasap. Demikian sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim yang berasal dari Aisyah bahwa Nabi saw. bersabda yang artinya:
“Malaikat itu diciptakan dari nur (cahaya) dan Jin itu diciptakan dari pada api yang tidak berasap.”
Kemudian menurut istilah ilmu Tauhid sebagaimana dikemukakan oleh Sayyid Sabiq dalam kitabnya Al Aqaidul Islamiyah bahwa Jin adalah suatu macam makhluk yang termasuk dalam golongan ruh yang berakal yang juga diberi perintah taklif seperti manusia, tapi mereka materinya tidak sama dengan manusia maka mereka tertutup dari panca indera kita. Menurut keasliannya mereka tidak dapat diketahui bentuk hakikinya dan mereka dapat membentuk rupa lain.
PENCIPTAAN JIN YANG PERTAMA DAN MATERINYA
Berikut ini terdapat beberapa riwayat yang berkenaan dengan penciptaan Jin yang pertama kali dan materi penciptaan Jin.
a. Warta Utsman dari A’masy bin Bukair bin Al Akhnas dari Abdurrahman bin Sabit Al Quraisyi dari Abdullah bin Amru bin Al Ash ra. berkata: “Bahwasanya Allah Ta’ala menciptakan anak cucu Jin itu 2.000 tahun sebelum menciptakan Adam.”
b. Ishak berkata bersumber dari Ikrimah dari Ibnu Abbas ra. bahwa ia berkata: “Allah menciptakan pemimpin Jin dari nyala api seraya berfirman kepadanya: “Mohonlah sesuka hatimu”.
Maka dengan senang hati Jin memohon kepadaNya:
-Kami mohon agar dapat melihat, tapi kami sendiri tidak terlihat.
-Kami mohon untuk dapat masuk ke dalam bumi.
-Dan kami mohon agar orang-orang tua dari golongan kami dapat menjadi muda lagi sebelum mati.
Permohonan Jin itu dikabulkan oleh Allah, maka kita tidak dapat melihat mereka tetapi mereka dapat melihat kita. Sebelum mereka mati mereka kembali seperti anak kecil, lalu setelah mereka mati hilanglah mereka ke dalam bumi.
Ibnu Abbas juga meriwayatkan bahwa setelah Allah menciptakan Adam as. lalu Dia juga berfirman kepadanya: “Mohonlah kepadaKu,” Adam hanya memohon surga, Allahpun mengabulkannya.
c. Ishak mengatakan, Juwaifir dan Utsman memberitakan kepadaku dengan sanadnya masing-masing: “Allah ta’ala setelah menciptakan Jin, lalu mereka diperintah untuk memperbaiki dan memakmurkan bumi dengan waktu relatif lama. Ternyata akhirnya mereka melanggar perintah Allah.”
Allah swt. dengan jelas dan tegas mengemukakan di dalam Al Qur’an tentang asal materi diciptakannya Jin, yaitu sebagaimana firmanNya dalam surat Al Hijr ayat 26-27:
“Dan sesunggunhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.”
Dua ayat itu memberikan pengertian bahwa:
1. Manusia pertama kali diciptakan dari tanah, lalu diaduk dengan air sehingga menjadi tanah liat. Kemudian dibiarkan agak lama sehingga menjadi lumpur hitam. Lumpur hitam akhirnya kering dan sudah berubah pula baunya, sehingga menjadi tanah liat kering.
2. Adapun Jin yang pertama kali diciptakan dari pada api yang tidak berasap sebab pengertian “api yang sangat panas” dalam ayat tersebut adalah nyala api yang benar-benar murni. Dan penciptaan Jin adalah lebih dahulu dari penciptaan manusia, berdasarkan Firmannya “Dan kami telah menciptakan jin sebelum Adam.”
Ingin belajar perihal ilmu spiritual, masuk aja di grup:
Syaikh Badruddin bin Abdullah Asy Syibli dalam bukunya Gharaib wa ‘Ajaibul Jin mengemukakan bahwa kesimpulan berbagai macam pendapat menyebutkan kalau materi untuk menciptakan Jin tidak dapat diketahui secara pasti. Tetapi menurut pernyataan Jin sendiri mengatakan, bahwa dia diciptakan dari nyala api. Penulis berpendapat bahwa Jin itu asal mulanya diciptakan dari pada api berdasarkan firman Allah diatas.
Kiranya perlu ditambahkan disini mengenai perbandingan antara kejadian Malaikat, Syetan, Jin dan Manusia sebagaimana pernah dikemukakan oleh Imam Zamahsyari dalam bukunya “Rabiul Abrar” demikian: “Bahwasanya Allah menciptakan makhluk yang bernyawa menjadi empat kelompok ialah: Malaikat, Syetan, Jin dan Manusia. Empat kelompok itu dijadikan dari sepuluh bagian. Yang sembilan bagian menjadi malaikat, sedangkan sebagian menjadi syetan, jin dan manusia. Tiga kelompok ini dibagi lagi menjadi sepuluh bagian. Yang sembilan bagian adalah syetan yang sebagian adalah manusia dan jin. Jin dan manusia ini dibagi lagi menjadi sepuluh bagian yang sembilan bagian untuk jin, dan yang sebagian untuk manusia.”
M. Ali Chasan Umar. 1987. Menyingkap Alam Jin. Pekalongan: Cv. Bahagia
SEKIAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan sesuai topik pembahasan.