30 Januari 2017

PENTINGNYA ILMU PENCAK SILAT


Kalau kita bandingkan olahraga silat dengan olahraga lainnya maka silatlah yang bergerak secara ujung kepala sampai ujung kaki. Sehingga kita tidak akan mengalami kemacetan fungsi alat-alat tubuh. Kita juga telah menghemat biaya pengobatan yang tidak sedikit serta menekan atau memperlambat datangnya penuaan dan menahan penurunan daya jantung dimana kita semua menuju kepada penuaan yang tak dapat dihindarkan.
Ternyata salah bahwa ada yang beranggapan silat lebih pantas dimiliki oleh kaum muda dan anak-anak saja. Tingkat dewasa dan orang tua adalah sangat membutuhkannya dengan alasan untuk mendapatkan keseimbangan dan keharmonisan kesehatan, perasaan dan kehidupan rohani yang tegang selalu merusak ketentraman hati, kedamaian dan kebahagiaan hidupnya. Ada sebuah ungkapan mengatakan bahwa “Hidup adalah gerak.” Jika kita mengurangi gerak dalam hidup maka berarti kita mengurangi daya hidup kita sendiri. Maka gerak yang lengkap hanya ditemukan di dalam salah satu cabang olahraga yaitu “Pencak Silat.”

ALIRAN SILAT
Pencak silat yang tersebar ada bermacam-macam aliran dan coraknya menurut ilmu yang dibawa sang guru silat. Disini kami akan membagi aliran silat menjadi 3 macam berdasarkan pengelompokan tehnik jurusnya.

-Silat Keras
Silat keras ini amat senang mempertontonkan tenaga, kekuatan dan ketangkasan. Tiap gerakannya keras dan gagah. Hal itu terlukis pada gerak dan pukulannya, langkah kaki, tegangan-tegangan otot dan lain sebagainya. Filsafat yang dianutnya bahwa hanya dengan kekuatan dan tehnik yang keras dan bertenaga yang dapat memenangkan pertarungan. Sedangkan perkelahian yang tidak bertenaga sama saja dengan pisau tumpul yang tak dapat menentukan kemenangan. Watak dalam aliran ini bisa disaksikan pula pada penyaluran dan penggunaan tenaga serta kekuatan yang menjadi perhatian utama. Aliran ini berpendirian bahwa sepuluh pukulan yang tak bertenaga tak akan dapat melumpuhkan lawan dan itu berarti sia-sia. Sedangkan satu pukulan yang dahsyat akan berakibat fatal dan dapat menentukan kemenangan. Dengan tenaga maka perkelahian dapat dihentikan dan tidak berlarut-larut serta memakan waktu panjang. Pada zaman cina kuno aliran ini dianut oleh partai Souw Lim Pay.


-Silat Halus
Sebaliknya silat halus mempunyai gerakan yang memancarkan sifat-sifat halus dan ketenangan serta keluwesan yang menawan dan agung. Silat ini mengutamakan pikiran dan perhitungan yang teliti, tidak gegabah dalam melaksanakan pertarungan. Dalam gerakan yang ditampilkannya merupakan gerakan halus, luwes dan mengandung pikiran-pikiran yang selalu mengutamakan akal dan jiwa. Kekuatan halus dan perhitungan akal serta tipuan-tipuan yang lihai sehingga dapat melumpuhkan lawan yang besar dan kuat sekalipun. Aliran ini berpendirian bahwa gerakan kasar dan kaku serta keras ibaratnya seperti besi baja yang sebenarnya mudah patah, tidak elastis dan fleksibel. Silat halus ibaratnya sebuah rotan yang ulet dan luwes yang sulit untuk dipatahkan. Dengan keluwesan itu mereka dapat menguasai gerakan yang non anatomis sekalipun yang berarti mempunyai lapangan perbendaharaan tehnik yang lebih luas dan kaya. Pada zaman Cina kuno aliran ini dianut oleh partai Boe Tong Pey.


Kedua watak silat itu sama-sama memiliki konsekwensi sendiri-sendiri dan melahirkan cara dan tehnik sendiri-sendiri sesuai dengan pendiriannya masing-masing. Tidak jarang orang dihinggapi phobia karena dianggapnya belajar silat akan mendidik mereka suka berkelahi, mempergunakan silat untuk mencari musuh. Bahkan anak-anak yang suka berkelahi dilarang keras untuk memasuki perguruan silat karena akan mendidik anak untuk berkelahi. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa silat itu pelajaran untuk pandai berkelahi. Tetapi kita harus mengetahui lebih jauh dan luas apa sebenarnya yang terkandung dan terjadi dalam pendidikan silat itu.  

Dugaan mereka ternyata meleset. Banyak diantara mereka sebelum belajar silat suka berkelahi, tetapi setelah memasuki perguruan silat enggan untuk berkelahi. Karena ilmu silat yang sebenarnya akan mengandung keampuhan tersendiri melunakkan jiwa seseorang. Membentuk jiwa sportif, kesatria, ketaatan dan kedisiplinan. Mereka sudah enggan menyakiti orang lain karena di dalam latihan dia telah kenyang menyakiti dan disakiti serta terlampiaskan naluri terjeleknya yang ingin selalu menang. Mereka sadar bahwa kekuatan itu terbentuk oleh kasih sayang dan perdamaian antar sesama. Kalau kita selidiki bahwa mereka yang terlibat dalam pelanggaran kriminal akibat perkelahian ternyata bukanlah seorang pesilat sejati dan bahkan mereka ada yang tidak mengenal silat sedikitpun.
Oleh guru besar pencak silat “ORAKAS”, ditulis tahun 1989.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan sesuai topik pembahasan.