11 Januari 2017

PEMILIK AJIAN PANCASONA HIDUP TIGA KALI


Gelar lelaki tertua di dunia layak disematkan pada sosok Saidjan. Menurutnya, berkat menguasai Ilmu Pancasona, ia bisa tetap hidup hingga usia 100 tahun. Tak hanya itu, Saidjan mengaku telah tiga kali mengalami hidup mati. Saat mengalami kematian, ia pernah bertemu segerombolan tengkorak yang berjalan merangkak menghampiri dirinya.



Siang itu langit terlihat agak mendung. Di sudut jalan nampak sebuah rumah sederhana sekilas bangunannya terlihat sudah tua. Sebuah kursi yang terbuat dari rotan dan tampak kusam, menghias teras rumah itu. Belum pernah ada yang tahu, kalau di rumah itu hidup seorang lelaki tertua di dunia. Adalah Saidjan, lelaki itu, sorot matanya redup dan kulitnya yang talh keriput menandakan kalau ia sudah tidak muda lagi. Tapi siapa sangka, kalau umurnya sudah 110 tahun. Umur yang lebih dari seabad tersebut termasuk langka. Umumnya umur manusia jaman sekarang hanya berkisar 70 tahun nan. Itupun atas kehendak Tuhan.

Uniknya, warga Jombang, Jawa Timur itu mengaku tidak ingat persis kapan pertama kali dilahirkan ke dunia. Yang ia tahu hanyalah tahun dan hari pasaran kelahirannya (dalam hitungan penanggalan Jawa). Selama hidupnya, pria itu pernah menikah dua kali hingga dikaruniai enam putra. Tetapi tragisnya, dua diantaranya talah meninggal dunia. Warga disekitar tempat tinggalnya hampir semua kenal baik dengannya. Selain karena ramah, ia juga gemar bertirakat. Bahkan semasa perjajahan Belanda, tak jarang ia meninggalkan rumah untuk melakukan ritual di beberapa tempat yang dianggap keramat. Dari hasil ritualnya itu, ia berhasil menguasai beberapa ilmu yang memiliki tingkatan tinggi. Salah satunya adalah Ajian Pancasona yang membuatnya tampak lebih muda dan lebih kuat dari usia sebenarnya.

Karena menguasai Ilmu Pancasona inilah, ia lalu ikut berjuang melawan penjajah. Tetapi berjuang dengan jalan yang lain. Yakni dengan mengumpulkan pemuda yang ada di desanya ataupun daerah lain untuk kemudian dilatih ilmu beladiri secara khusus agar mampu melawan Belanda yang saat itu unggul dalam hal persenjataan. Hasilnya? Pasukan Belanda dapat dipukul mundur dari kota Jombang. Pernah juga Saidjan mendapat tugas mengamankan Presiden Soekarno saat berkunjung ke Jombang. Karena memang saat itu kondisinya masih sangat membahayakan jiwa Presiden. “Ya, itulah sedikit banyak pengalaman masa lalu saya,” ujarnya sembari tersenyum bangga. Tetapi ilmu Pancasona yang pernah dimilikinya kini tidak ada lagi. Ia telah memberikannya kepada salah seorang murid kesayangannya. “Kalau untuk zaman sekarang, memiliki ilmu seperti itu sudah tidak relevan,” imbuh pemilik tubuh tegap itu.

DIUSIR MALAIKAT
Hidup lebih dari seratus tahun, Saidjan mempunyai pengalaman hidup yang jarang didapat orang lain. Ia mengaku, telah mengalami kematian sebanyak tiga kali. Dan dari perjalanan menyusuri alam lain itulah ia memperoleh pelajaran hidup yang kemudian mendorongnya untuk memperbaiki perilaku dengan bersikap lebih bijaksana dan arif kepada semua orang. “Dari apa yang saya alami itu, saya bisa menarik kesimpulan bahwa manusia itu sebenarnya berada sangat kecil dihadapan Tuhan.” terangnya serius. Ditambahkan olehnya, dari tiga peristiwa kematian yang ia alami antara tahun 1945 hingga 1974 semuanya meninggalkan kesan yang begitu mendalam.


Misalnya peristiwa kematian di tahun 1945 silam, ia bertemu dengan sosok malaikat yang menjemputnya. Tapi ketika akan berjalan menuju sebuah pintu, ia disuruh kembali oleh malaikat yang lain karena dikatakan belum waktunya meninggal dunia. Pengalaman serupa diperoleh juga dalam peristiwa kematian kedua orang yang dialaminya tahun 1960. 

BERTEMU GEROMBOLAN TENGKORAK
Sebuah pengalaman mati yang lebih komplek, didapat Saidjan dalam kematiannya ketiga di tahun 1974. Pengalaman itulah yang membuatnya tersadar dari apa yang pernah ia lakukan selama hidup di dunia. Dalam kematian itu, ia mengaku berjalan di sebuah padang luas. “Padang tersebut tidak ada penerangan sama sekali. Namun uniknya tidak kelihatan gelap,” terangnya sambil membenarkan posisi duduknya di kursi rotan yang sudah kusam.

Ketika berjalan menyusuri padang yang luas itu, sepanjang perjalanan ia bertemu dengan gerombolan tengkorak manusia yang sedang merangkak. Tengkorak-tengkorak tersebut berbaris memanjang hingga berkilo-kilo meter. Selain itu ia juga mendengar suara yang tidak terlihat wujudnya. Suara itu memberikan petuah hidup dan gambaran masa lalu Saidjan. Salah satunya perintah untuk tidak mempermainkan perempuan seperti yang pernah dilakukan Saidjan semasa hidup. “Saya akui, itu memang salah satu sifat buruk saya ketika masih muda hingga sebelum mengalami peristiwa aneh ini.” akunya sembari menerawang.


Setelah memberikan petuah, suara itu hilang dengan sendirinya. Setelah itu, Saidjan kembali melanjutkan perjalanan. Namun baru beberapa langkah kedepan, ia mendengar suara yang memanggilnya dari belakang. Dan begitu dilihat sosok yang memanggilnya ternyata sepotong tulang manusia yang tergeletak di tanah. Tulang tersebut ternyata dapat berbicara, bahkan lalu menyuruh Saidjan untuk kembali ke alamnya (dunia) supaya perjalanannya tidak terlalu jauh lagi. Alasannya, Saidjan belum waktunya untuk meninggal dunia.

Tak lama kemudian, suara tersebut berhenti dan menghilang. Sesaat Saidjan hanya bisa terbengong-bengong sendirian, karena merasa dirinya mengalami sebuah pengalaman yang seumur hidup tidak pernah dialaminya. “Saat saya membuka mata, eh…tenyata di depan sudah ada banyak orang. Salah satu anak saya berdiri tepat disamping telinga saya.” jelasnya dengan sorot mata tetap menerawang.


MATI TIGA JAM
Bagaimana uniknya suasana di rumah keluarga Saidjan ketika Saidjan hidup lagi setelah divonis mati? Dikatakan olehnya, saat itu situasi desanya langsung gempar begitu warga mengetahui dirinya hidup kembali setelah meninggal dunia selama tiga jam. Ceritanya pagi hari yang cerah di bulan Mei 1974 sekitar pukul sembilan, rumahnya yang sederhana didatangi oleh keluarga dan tetangga. Mereka berdatangan lantaran mendengar kabar kalau Saidjan meninggal dunia. Beberapa kerabat yang datang pun segera mengurus surat kematian di kantor kelurahan dan kecamatan. Sedangkan yang lain, segera mengurus segala keperluan pemakaman seperti memesan tanah sebagai tempat peristirahatan terakhir Saidjan.

Setelah semua selesai, dengan dipimpin tokoh agama setempat, segera dilakukan shalat jenazah. Usai shalat jenazah, beberapa tetangga dan keluarga diberi kesempatan untuk memberikan penghormatan terakhir. Saat prosesi itulah mendadak tubuh Saidjan bergerak dan duduk. Tak pelak orang-orang yang berada di tempat itu terperanjat kaget. Bahkan ada yang lari meninggalkan rumah Saidjan karena takut. Saidjan sendiri, pun tak kalah kagetnya mendapati tubuhnya dalam balutan kain kafan. “Setelah diberi tahu jika sebelumnya saya meninggal dunia.” ujar lelaki berkulit hitam ini.

Ditambahkan olehnya, sejak beberapa kali kematian yang ia alami, kini ia lebih sering aktif di Musholla dan Masjid. “Melalui peristiwa ini, saya diingatkan lagi atas kebutuhan saya akan kehadiran Tuhan di dalam hidup saya.” paparnya sembari mengucap syukur karena diberi umur panjang.
SEKIAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan sesuai topik pembahasan.