Assalamualaikum sahabat mistik
tercinta…!!
Pada kesempatan kali ini admin sajikan
sebuah cerita tentang perburuan nomor judi.
Silahkan dibaca dan ambil hikmah dari cerita ini. Identitas dalam cerita ini admin rahasiakan
karena suatu hal. Oke…!! selamat
membaca…!!
Pengalaman menyeramkan ini terjadi saat
saya hendak mencoba mengamalkan sebuah Mantra Sunda Buhun yang didapat dari
seorang tua di Pandeglang. Sejatinya,
mantra ini dirapalkan untuk mengundang roh karuhun-karuhun Banten jika
seseorang hendak minta bantuan. Di hari
kamis, sebuah hari yang sebelumnya telah kami perhitungkan sebagai hari yang
baik untuk menggelar ritual. Sejak sore
tiba, kami telah mempersiapkan semua persyaratan dan ubo rampe agar ritual itu
bisa berjalan dengan sempurna.
Kami juga telah menentukan tempat yang dianggap keramat, dimana menurut masyarakat tempat itu adalah tempat kumpul para lelembut dan karuhun. Disana kami akan menggelar ritua mengundang roh karuhun agar sudi kiranya memberi rejeki kepada kami melalui nomor butut yang jitu. Saat yang dinanti-nanti telah tiba. Lepas isya kami berlima berangkat menuju sebuah pemakaman umum di tepi sungai cicatih. Melangkah perlahan di antara makam-makam tua membuat bulu kuduk tak luput merinding. Apalagi di sekeliling pemakaman gelap gulita, kami hanya diam membisu hingga tiba di sebuah pohon Kamboja besar di tengah makam. Tiba disana tikar rotan yang kami bawa langsung digelar, lilin dinyalakan demikian juga dupa, hio dan segala ubo rampe telah ditempatkan dibawah pohon kamboja itu. Beberapa saat kemudian kami mulai membacakan beberapa mantra yang tujuannya untuk mengusir roh jahat dan menenangkan perasaan yang takut. Setelah waktu menunjukkan pukul 23.00 WIB, kami memulai upacara ritual dengan membacakan doa selamat untuk para arwah leluhur. Sesaat setelah itu suasana mulai terasa semakin menakutkan, suara burung hantu, jangkrik, kodok dan binatang malam lain, seperti gamelan yang menyambut kedatangan kami.
Kami juga telah menentukan tempat yang dianggap keramat, dimana menurut masyarakat tempat itu adalah tempat kumpul para lelembut dan karuhun. Disana kami akan menggelar ritua mengundang roh karuhun agar sudi kiranya memberi rejeki kepada kami melalui nomor butut yang jitu. Saat yang dinanti-nanti telah tiba. Lepas isya kami berlima berangkat menuju sebuah pemakaman umum di tepi sungai cicatih. Melangkah perlahan di antara makam-makam tua membuat bulu kuduk tak luput merinding. Apalagi di sekeliling pemakaman gelap gulita, kami hanya diam membisu hingga tiba di sebuah pohon Kamboja besar di tengah makam. Tiba disana tikar rotan yang kami bawa langsung digelar, lilin dinyalakan demikian juga dupa, hio dan segala ubo rampe telah ditempatkan dibawah pohon kamboja itu. Beberapa saat kemudian kami mulai membacakan beberapa mantra yang tujuannya untuk mengusir roh jahat dan menenangkan perasaan yang takut. Setelah waktu menunjukkan pukul 23.00 WIB, kami memulai upacara ritual dengan membacakan doa selamat untuk para arwah leluhur. Sesaat setelah itu suasana mulai terasa semakin menakutkan, suara burung hantu, jangkrik, kodok dan binatang malam lain, seperti gamelan yang menyambut kedatangan kami.
Proses selanjutnya mulai pada tahap
pembacaan mantra buhun sunda dan dua mantra pengikut lainnya. Saya yang notabene telah menghafal mantra itu
mulai membacakan sebait mantra pembuka.
Bulu kuduk semakin meremang, empat rekan dibelakang mulai bergeser duduk
semakin merapat. Selesai seluruh mantra
dibaca dengan sempurna, kami terus diam, suasana semakin tegang. Suara burng hantu, longlongan anjing terasa
aneh ditelinga, seperti ada yang hendak datang.
Benar, apa yang saya duga dan yang
ditakuti teman-teman menjadi kenyataan.
Tak lebih 10 menit kemudian, sesuai pembacaan mantra pemanggil roh
karuhun angin bertiup kencang dari arah depan kami. Asap dupa, hio, bunga serta kertas yang kami
persiapkan melayang tertiup angin. Tapi
kami tetap berusaha bertahan meski rasa takut telah melampaui keberanian kami.
Hingga hitungan 3 menit angin bertiup
semakin kencang. Anehnya angin itu
seperti hanya berputar-putar di sekitar kami saja. Buktinya beberapa pohon tinggi di sekeliling
kuburan tidak bergerak kencang seperti pohon Kamboja di depan kami. Belum sempat pikiran itu hilang, tiba-tiba
sebatang cabang pohon Kamboja itu patah dan menimpa sebuah kuburan di hadapan
kami. Tentu saja kami kaget bukan
kepalang, seorang teman malah menjerit histeris. Yang lainnya terperanjat dan berhimpitan satu
sama lain.
Beberapa saat kami hanya bisa
berhimpitan dan bertanya-tanya dalam hati, apa yang sedang terjadi. Rasa takut semakin memuncak, saya sendiri
sesungguhnya sudah tak sanggup menahan rasa takut. Tetapi apa yang dapat kami lakukan, kegelapan
menyelimuti seisi tanah kuburan yang memang berada di pinggir kampung. Suasana semakin tidak menentu saat seorang
teman berteriak mengajak lari.
Dalam suasana yang semakin mencekam,
tiba-tiba tanah yang kami pijak bergetar seperti hendak terjadi gempa
bumi. Angin terus bertiup, meliuk-liuk
di sekitar pohon kamboja besar itu.
Tanah yang bergetar membuat pijakan kami jadi tak menentu. Akhirnya saya memutuskan untuk meninggalkan
kuburan itu secepat mungkin. Sambil
berpegangan tangan kami berjalan cepat di antara batu nisan di tengah
kuburan. Tak ada lagi yang kami
pedulikan, segala barang yang kami bawa ditinggal di bawah pohon Kamboja.
Tapi anehnya angin yang semula hanya
bertiup di sekitar pohon kamboja itu, seperti mengikuti langkah kami. Sehingga di pinggir kuburan dekat sungai,
angin itu terus mengikuti kami hingga akhirnya hilang di seberang sungai. Tiba di seberang sungai, setengah berlari di
pematang sawah kami semakin mempercepat langkah hingga tiba di sebuah pos ronda
di kampung. Disana kami baru dapat
menarik nafas lega. Rasa takut berangsur
mulai hilang meski seorang dari kami langsung lunglai dan terduduk.
Namun kejadian menyeramkan itu ternyata
tidak berakhir sampai di situ. Keesokan
harinya Duduh, teman kami yang tadi malam menjerit histeris terserang
sakit. Badannya demam dengan panas yang
tinggi. Bahkan pada saat itu Duduh juga
di dera mimpi-mimpi aneh. Katanya ia
dikejar-kejar bayangan hitam di sebuah lapangan luas. Makhluk itu terus mengejar, tapi juga tidak
sampai-sampai. Anehnya langkah kaki
Duduh seperti berat, bahkan ia hanya mampu melangkah beberapa meter saja meski
ia telah berusaha sekeras-kerasnya.
“Saya tidak mau lagi melakukan ritual itu,” tuturnya pada saya.
Sebenarnya pengalaman kami pada saat itu
berawal pada malam sebelumnya. Pada hari
sebelumnya kami juga menggelar sebuah ritual yang sama tapi ditempat yang
berbeda. Malam itu ritual berjalan
lancar tanpa ada kejadian menakutkan seperti malam sesudahnya. Bahkan dalam ritual itu kami berhasil
mendapatkan 4 angka jitu dari sana.
Sayangnya angka yang demikian bagus itu terbalik-balik. Alhasil kami hanya mendapatkan beberapa
rupiah saja dari nomor togel yang terbalik-balik empat angka itu. Maka kami mencoba menggelar ritual lagi
hingga menemukan kejadian ganjil yang menyeramkan ini. Sementar itu dari Jakarta diperoleh cara jitu
dan aman untuk mencari nomor butut ini.
Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk mencari nomor butut ini, pertama
dengan menggunakan batu phirus dan cicak buntut cagak (ekor cabang). Lalu cara kedua adalah dengan menggunakan
papan Quija. Menurut seorang paranormal
cara ini terhitung efektif untuk menembus nomor butut. Paling tidak dari 10 kali permainan meski
sebagian kalah, namun jika ditotal dari seluruhnya tetap masih ada keuntungan.
Tapi cara pencarian nomor dengan
menggunakan batu Phirus dan cicak ekor cabang ini juga mengandung resiko
mistik. Ini terbutkti pada seseorang
yang telah berpengalaman dalam tehnik ini.
Dalam sebuah ritual Irvan (bukan nama sebenarnya) mencoba menggunakan
batu Phirus yang ia peroleh dari seorang tua di Bogor. Katanya batu itu memiliki khodam yang bisa
dimintai bantuan. Tertarik dengan itu,
Irvan coba membuat ritual untuk mencari nomor butut. Beberapa kali ritual Irvan memang mendapatkan
nomor-nomor jitu meski hanya duan angka saja.
Paling tidak ini sudah membuktikan bahwa tehnik ini memang cukup
jitu. Tapi menurut seorang paranormal
ritual ini akan lebih jitu jiak orang yang menggelarnya benar-benar
konsentrasi. Dengan konsentrasi yang
penuh diyakini seorang paranormal si pelaku akan mampu memperoleh empat angka
jitu dan membobol bandar.
Dijelaskan oleh seorang paranormal,
ritual yang benar seharusnya di tempat keramat atau tempat sepi. Batu atau cicak itu di simpan pada sebuah
kertas putih atau di papan Quija. Lalu dengan
konsentrasi penuh pelaku ritual memegang bulpoint yang ditempelkan di atas
kertas yang terdapat batu Phirus itu.
Ajaib dan anehnya, tangan kita dapat bergerak sendiri membentuk
angka-angka sesuai dengan nomor yang akan keluar, tergantung hari apa
permintaan kita. Tentu saja sebelum
menggelar ritual ini kita memerlukan ubo rampe yang cukup untuk makanan makhluk
halus yang penunggu tempat keramat dimana kita menggelar ritual.
Namun begitu, ritual ini pun tidak
dijamin aman dari peristiwa-peristiwa mistik.
Bukan tidak mungkin khodam penghuni batu atau cicak itu menyukai ritual
ini. Dengan begitu sang khodam bisa
marah dan mencelakai pelaku. Tapi jika
pelaku dapat konsentrasi dan mengendalikan khodamnya kemungkinan untuk
mendapatkan angka jitu sangat besar.
“Hilangkan rasa takut, konsentrasikan
atau kosongkan pikiran agar lengan kita dapat bergerak dengan lemas,” tutur
seorang paranormal.
Dikisahkan Irvan, ketika ia membuat
ritual ini ia pernah didatangi bayangan hitam yang tidak jelas wujudnya. Waktu itu sudah sekitar dua jam Irvan
mengkonsentrasikan diri di depan makam tua. Tetapi tangannya tidak juga ada yang
menggerakkan. Baru sekitar jam 2 malam
tangan Irvan bergerak sendiri dan membentuk 3 buah angka. Dalam hatinya ritual ini telah selesai sebab
ia telah mendapatkan angka. Tetapi
dugaannya salah, sebab tak lama setelah itu bayangan hitam itu muncul dan
mengagetkannya.
Didera rasa takut yang bukan kepalang
Irvan akhirnya langsung berdiri lalu berlari meninggalkan kuburan. Esoknya ia pasang tiga angka yang ia dapat
dengan modal Rp 10.000. Sayang tiga buah
angka yang dipasang Irvan keluar berbalik-balik. Tapi beruntung Irvan masih mendapatkan Rp
750.000 dari hasil permainan itu. “Hanya
sekali saya pernah dapat 3 angka jitu,” tutur Irvan kepada saya.
Ritual-ritual memburu nomor jitu yang
selama ini dipraktekkan umumnya selalu saja mengandung resiko ghaib. Bahkan, pernah diberitakan seorang yang
memburu nomor jitu di sebuah goa keramat di pinggiran Bogor, Jawa Barat hilang
secara misterius. Menurut salah seorang
temannya, pada saat ritual mereka ditemui seekor ular yang sangat besar. Karena menduga ular itu hanyalah godaan, si
pelaku ritual tetap intens dalam semedinya.
Ternyata, ular itu hewan sungguhan.
Akibatnya tubuh si pelaku ritual langsung di belit si ular dan dibawa
pergi ke dalam aliran sungai bawah tanah yang ada di dalam goa itu. Hingga kini mayatnya tak diketemukan.
Mengingat resikonya yang sangat besar,
maka sebaiknya ritual-ritual semacam ini dihindari. Carilah rezeki dengan cara yang wajar dan
halal, juga yang diridhoi Allah Swt.
lucuuu ...euy.
BalasHapus