Dewi Kwan Im, menyebut
nama ini, orang akan langsung mengaitkan dengan sebuah Vihara. Memang, antara keduanya saling berkaitan
erat. Dalam sebuah Vihara, pasti
terdapat arca Dewi Kwan Im. Tapi Vihara
yang satu ini, yakni Vihara Avalokitesvara Banten, diyakini kerap mengabulkan
segala permintaan orang yang dengan khusyuk berdoa di Vihara tersebut. Maka tak heran kalau Vihara ini selalu penuh
sesak oleh orang-orang yang meminta berkah agar semua permintaanya dapat
terwujud.
Sajian kali mengungkap seputar keajaiban Vihara di
banten yang sangat terkenal di berbagai daerah.
Silahkan pembaca sekalian nikmati dengan secangkir kopi…Selamat membaca…!!
Keberadaan Vihara
Avalokitesvara bagi warga Banten memang sangat fenomenal. Karena letaknya bersebelahan dengan bangunan
cagar Budaya Keraton Surosowan, warga yang bermukim disekitar Vihara tersebut
kebanyakan warga Tionghoa. Orang sering
menyebut kawasan tersebut sebagai kampung pecinaan. Maka Vihar itu yang terletak ditengah-tengah
kampung pecinaan tersebut, kerap ramai didatangi warga yang mayoritas Tionghoa
untuk beribadah. Mereka hidup saling
menghormati dengan warga asli Banten, sehingga terkesan jauh dari tindak
kekerasan dan kejahatan. Memang
kebanyakan warga kampung pecinaan adalah warga pendatang diluar Banten. Lalu mereka menetap dikawasan tersebut secara
turun-temurun. Warga asli Banten juga
tidak mempermasalahkan keberadaan para pendatang tersebut, dan warga pendatang
itu juga tidak mempermasalahkan serta menghormati warga pribumi.
Baca Juga: Ilmu Ghaib Pereda Badai
Menurut sejarah asli Banten,
Vihara Avalokitesvara masih ada kaitannya dengan Masjid Agung Banten. Karena lokasi Vihara tersebut berdekatan
dengan Masjid terbesar di Banten.
Menurut juru kunci Vihara itu, Citra Gunawan, pengunjung yang datang ke
Vihara kebanyakan kaum pangusaha atau pedagan etnis Tionghoa. Mereka rata-rata datang dari luar Banten,
juga termasuk warga pecinan. Mereka
datang dengan berbagai maksud dan tujuan, selain berdoa tentunya. “Saya sudah lama menjadi penjaga di Vihara
ini. Dan saya juga tahu banyak siapa
saja yang datang kesini. Kebanyakan yang
datang berasal dari luar Banten. Soalnya
saya hafal betul wajah warga kampung pecinan, karena yang datang kebanyakan
tidak saya kenal. Tujuan mereka datang
biasanya karena mempunyai beraneka ragam keinginannya agar terwujud stelah
berdoa di vihara ini. Memang
sepengetahuan saya, segala keinginan bakalan terwujud setelah mereka berdoa di
tempat ini,” jelas Juru Kunci.
Masih menurut Citra, para
pendatang tersebut kerap menginap di Vihara.
“Memang benar para pendatang itu juga kerap menginap di tempat ini. Bahkan mereka rela menginap sampai 2-3 hari
disni. Tujuannya tak lain, hanyalah
untuk mendapatkan ketenteraman jiwa yang melanda mereka. Karena beratnya tekanan kehidupan didunia,
membuat jiwa mereka seakan tertekan hebat.
Sebab itu, Vihara ini mereka anggap sebagai pondok rohani bagi mereka
yang tertekan batinnya dan sedang mempunyai masalah,” lanjut Juru Kunci.
Vihara Avalokitesvara ini
dibangun pada abad ke 14 atau tepatnya tahun 1652 yang lalu. Saat itu bertepatan dengan masa kejayaan
Syarif Hidayatullah, atau lebih dikenal dengan Sunan Gunung Jati, yang
merupakan cikal bakal adanya raja-raja di Kerajaan Banten. Selain itu, kisah mistik di Vihara ini juga
banyak. Selain dapat mewujudkan keinginan
bagi yang berdoa di Vihara ini, juga dapat membentengi dari segala gangguan alam.
Lolos dari Letusan Gunung
Krakatau
Masih menurut juru kunci,
gangguan dari luar tersebut seperti bencana alam, contohnya berupa meletusnya
Gunung Krakatau pada tanggal 27 Agustus 1889 silam. Saat itu tepat pukul 02.56 dini hari, gunung
Krakatau meletus hebat. Gunung yang
terletak tepat di tengah-tengah pulau Jawa dan pulau Sumatra ini, berada di
laut selat Sunda. Sebelum gunung
Krakatau meletus, warga yang berada di pinggir pantai Jawa, berhadapan dengan
gunung itu sudah diberikan peringatan untuk mengungsi. Tetapi warga malah memilih bertahan untuk
tetap tinggal di kampung tersebut. Tak
ayal, bencana yang menelan korban 35.000 orang tewas dan semburan abunya yang
sampai Negara Singapura, Malaysia bahkan Thailand, tak dapat dihindari. Letusan gunung Krakatau itu sangat
hebat. Ketinggian lahar mencapai 135
meter langsung meluber ke laut.
Akibat luberan lahar
tersebut, air laut menjadi naik hingga mencapai ketinggian 10 meter dan menyapu
sampai perkampungan penduduk yang berada di pinggir pantai. Dan kota Banten selain hujan abu, juga ikut
tersapu lahar gunung Krakatau. Tak
terkecuali kampung yang disekitar Vihara Avalokitesvara. Namun anehnya, meskipun semua bangunan yang
berada disamping Vihara hancur tersapu lahar, bangunan Vihara malah tidak
terkena lahar sedikitpun. Lahar dan air
laut cuma menerjang tempat pemukiman penduduk.
Entah karena apa, lahar itu tidak dapat masuk, bahkan tidak sampai
merusakkan bangunan Vihara.
Dari kejadian itulah, banyak
warga yang percaya kalau Vihara tersebut selalu berada dalam perlindungan Dewi
Kwan Im. “Sungguh menakjubkan saat
bencana itu. Bayangkan, lahar dan
serbuan air laut yang meluber hanya merusakkan semua bangunan warga. Tapi bangunan Vihara, sama sekali tidak tersentuh
oleh lahar dan air laut itu. Vihara itu
masih berdiri kokoh hingga sekarang.
Makanya banyak warga percaya kalau vihara itu selalu dilindungi oleh
Dewi Kwan Im,” Ceritanya.
Baca Juga: Fenomena Karpet Terbang
Seorang pedagang perhiasan
emas terbesar di daerah Banten, Hardi Natakusuma mengaku kerap datang ke Vihara
itu sejak 4 tahun terakhir ini.
Menurutnya semua keinginannya selalu dapat terpenuhi setelah ia rutin
mengunjungi Vihara Avalokitesvara. “Ketika
pertama kali saya datang kesini, saya hanyalah orang yang tak punya
apa-apa. Saya punya took emas kecil.
Tapi setelah saya rutin datang ke sini, bahkan sampai menginap 3 malam, toko
emas saya jadi berkembang pesat, bahkan sekarang saya punya cabang toko emas
dimana-mana.” Kata Hardi. “Selain itu,
bila ada permasalahan hidup atau batin saya terganggu, saya selalu datang
kesini. Setelah batin saya tenang, saya
akan kembali pulang kerumah.” Lanjutnya.
Ajarkan kebenaran
Dewi Kwan Im sebenarnya
adalah wanita cantik biasa yang diberi kelebihan oleh Yang Maha Kuasa, sama
dengan Nabi atau Wali dalam konteks dunia islam di tanah Jawa. Selain semasa hidupnya yang banyak
mengajarkan kebenaran juga diyakini sebagai pelindung bagi umatnya yang tengah
terbelit masalah duniawi. Maka tak aneh
jika kegiatan rutin dalam Vihara tersebut selalu berpedoman pada delapan jalur
utama Filsafat agama Budha yaitu Pandangan benar, Jalan benar, Ucapan Benar,
Perbuatan Benar, Penghidupan Benar, Usaha benar, dan perhatian benar serta
Konsentrasi benar.
SEKIAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan sesuai topik pembahasan.