oleh: Pakar Guru Tenaga Dalam.
Manusia diciptakan Tuhan dengan
sebaik-baik ciptaan. Oleh sebab itu
tidaklah mustahil apabila di dalam tubuhnya tersimpan onderdil-onderdil uni
yang belum kita ketahui. Pengungkapan
potensi yang terkandung di dalam tubuh manusia masih terus dilakukan oleh
orang-orang yang berpikir dan berzikir.
Maka para cendekiawan pun kemudian mencoba menawarkan rumus-rumus yang
bukan sekedar untuk mengetahui potensi-potensi tersebut, tetapi sudah mulai
mengarah kepada kajian bagaimnana mendayagunakan potensi tersebut.
Penggalian dan pengasahan potensi-potensi tesebut menghasilkan kekuatan istimewa. Kekuatan itu bisa dikategorikan sebagai kekuatan paranormal (para=diatas, normal=wajar). Pendek kata, dari tubuh manusia itu tersimpan tenaga simpanan dan berhasil memanfaatkannya berarti menghasilkan kekuatan paranormal. Kekuatan paranormal bisa disebut dengan istilah “Daya Linuwih” (daya=kekuatan, linuwih=lebih/ekstra). Sebagian dari kita lebih suka mengistilahkan kekuatan lebih tersebut dengan istilah tenaga dalam.
Penggalian dan pengasahan potensi-potensi tesebut menghasilkan kekuatan istimewa. Kekuatan itu bisa dikategorikan sebagai kekuatan paranormal (para=diatas, normal=wajar). Pendek kata, dari tubuh manusia itu tersimpan tenaga simpanan dan berhasil memanfaatkannya berarti menghasilkan kekuatan paranormal. Kekuatan paranormal bisa disebut dengan istilah “Daya Linuwih” (daya=kekuatan, linuwih=lebih/ekstra). Sebagian dari kita lebih suka mengistilahkan kekuatan lebih tersebut dengan istilah tenaga dalam.
Disebut dengan tenaga dalam karena
diyakini sumbernya ada pada diri manusia, bahkan mereka meyakini bahwa
keberadaan dari tenaga tersebut sudah ada semenjak manusia dilahirkan, sudah
ada semenjak manusia mulai menghirup nafas untuk yang pertama kalinya. Tetapi secara alami tenaga cadangan atau
tenaga murni tersebut menjadi tertutup oleh penghalang/hijab yang
menyebabkannya menjadi pasif/tertidur.
Mengapa tenaga yang mula-mula sudah ada itu kemudian menjadi terselubung
dan bagaimana cara membuka selubung tersebut, ini yang akan kita bahas kali
ini.
Membuka hijab berarti membangkitkan
tenaga dalam. Caranya beragam, tetapi
intinya ada pada keyakinan dan kesungguhan diri. Cara ini bisa ditempuh melalui jalur fisik
melalui olah pernafasan dan jalur rohani melalui laku batin. Keduanya walaupun berbeda namun memiliki buah
(hasil) yang serupa. Seperti kekuatan pernafasan
bisa untuk penyembuhan, kekuatan olah batin pun bisa. Pernafasan bisa untuk keperluan bela diri,
olah batinpun demikian juga. Di dalam
bahasan ini saya tidak akan memperbandingkan suatu metode dengan metode yang
lain. Karena metode tersebut tidak lebih
dari suatu media saja. Media untuk
menumbuhkan keyakinan diri dan media untuk memperkuat kehendak batin. Dan keduanya merupakan kunci untuk membuka
selubung tersebut. Membuka hijab,
membangkitkan tenaga dalam kuncinya ada pada niat. Cara termudah untuk mampu melakukan adalah
mencari pembimbing yang telah menguasai permasalahan. Tetapi jangan mengandalkan pada orang lain
saja. Orang lain sifatnya hanya
mengibarkan bendera start. Selanjutnya
anda sendiri yang harus mengasahnya.
Membuka hijab secara jasmani menggunakan olah konsentrasi, olah jurus
dan pernafasan. Ini yang umum dilakukan. Perumpamaan dari metode ini, bahwa diri
manusia ibarat sebuah pisau. Semakin
diasah dengan aktivitas tersebut diatas maka semakin memiliki ketajaman.
Jurus pernafasan adalah metode yang
paling populer dan sudah terbukti buahnya.
Hal ini sudah diperlihatkan oleh kalangan perguruan tenaga dalam. Metode ini menurut saya memiliki du
tujuan. Setiap gerakan yang disertai
pernafasan dan konsentrasi adalah aktivitas membentuk program batin di samping
fungsinya mengaktifkan tenaga magnetis tubuh.
Teori untuk hal tersebut sudah banyak dibahas dalam buku-buku tenaga
dalam. Saya tidak berpihak pada salah
satu metode saja, tetapi setiap metode yang dilakukan dengan rutin dan penuh
keyakinan maka akan menghasilkan tenaga dalam.
Tidak peduli apakah isa menggunakan pernafasan segitiga sama sisi atau
segitiga tidak sama sisi. Tidak peduli
apakah ia menggunakan getaran pada ulu hati atau getaran yang lain seperti
dibawah pusar, dada atau yang tidak terpaku dengan ketiganya. Walaupun hal tersebut masuk kategori kajian
ilmu fisik, tetapi saya memandangnya dari sisi batin. Saya mempercayai sepenuhnya bahwa apa yang
tergambar dalam pikiran, apa yang terprogram dalam hati itu pula yang ia
peroleh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan sesuai topik pembahasan.