11 Februari 2016

JIN MUSHOLA LUNTURKAN ILMU TENAGA DALAM


Pertemuannya dengan sesosok makhluk halus berwujud jin penunggu sebuah Musholla ini, menyisakan pelajaran yang takkan terlupakan sepanjang hidupnya.  Pasalnya sifat kesombongannya memiliki ilmu bela diri dan tenaga dalam, musnah ketika berduel dengan jin tersebut.

Malam itu, memang malam Jum’at.  Namun tidak terbesit dugaan sedikitpun di hati Arman, kalau akan mengalami sesuatu yang terkenang sepanjang sisa hidupnya.  Karena seperti hari-hari sebelumnya, jika hari menjelang malam, ia menimba air di sumur yang ada di sebelah utara musholla tua di kampungnya, untuk mengisi bak mandi dirumahnya.  Sumur dan bak mandi itu terletak dibelakang rumahnya yang berjarak beberapa meter dari musholla itu.  Ini sudah jadi pekerjaan rutin setiap hari, untuk menjaga agar bak mandi tetap terisi air.  Meskipun terkesan membosankan tapi
Arman tetap giat melaksanakan.  Sebab kalau bukan dirinya yang melakukan lantas siapa lagi?
Tapi, malam itu lain dengan malam yang pernah dilewati Arman sebelumnya.  Ketika hendak menimba air disumur tersebut, tiba-tiba tanpa sengaja pandangannya dikejutkan oleh se sosok bayangan yang berdiri dibawah keremangan malam.  Jarak antara sumurnya dengan musholla tersebut hanya sekitar 50 meter.  Sehingga memungkinkan untuk melihat sesosok orang meskipun tanpa penerangan lampu.  Dengan seksama, diamati sosok makhluk yang berdiri dikeremangan malam dekat musholla tersebut.  Hati Arman yang masih berusia 32 tahun ini, menjadi penasaran meski diselimuti rasa takut dan ragu-ragu untuk mendekat.  Beberapa saat kemudian karena merasa penasaran, maka Arman pun mencoba memberanikan diri untuk mendekati sesosok bayangan tersebut.  Siapa gerangan sosok bayangan hitam yang berdiri di dekat Musholla itu?  Tetapi ketika ia berjalan mendekati sosok bayangan itu, bukan kepalang terkejutnya Arman.  Ternyata, setelah jarak antara dirinya dengan sosok bayangan itu tinggal 3 meter, maka terlihat jelas bahwa itu bukanlah sosok manusia, melainkan sosok makhluk halus.  Wujud makhluk halus tersebut memiliki sepasang mata yang besar, kira-kira 20 kali lebih besar dari pada mata manusia biasa.  Sepasang mata itu menatap tajam kearah Arman.  Ditambah lagi dengan telinga makhluk itu, yang juga berukuran besar dan lebar.  Hampir saja Arman jatuh pingsan ketika melihat jelas wujud rupa makhluk halus itu.  Setelah mampu menguasai dirinya dari rasa terkejut dan takut dalam benaknya sosok makhluk halus itu dipastikan adalah jin.  Lantas Arman pun spontan membaca ayat-ayat suci Al Qur’an yang diingatnya guna mengusir jin itu.  Tetapi niatnya tersebut tidak terpenuhi, pasalnya meskipun Arman membaca salah satu ayat suci Al Qur’an toh tetap saja jin itu tidak kunjung pergi.  Ironisnya makhluk dari bangsa lelembut itu malah tersenyum kecil mendengarkan Arman melantunkan Ayat Al Qur’an.  Spontan Arman pun menjadi ciut nyalinya, keringat dingin yang keluar dari lubang pori-porinya mulai membasahi sekujur tubuhnya.  “Saat itu saya sudah membacakan Surat Yasin, Ayat Kursi tapi anehnya makhluk lelembut berwujud jin tersebut tidak mau pergi juga dari hadapan saya.  Bahkan yang membuat saya ngeri, ternyata makhluk tersebut malah tersenyum mendengar saya melantunkan Ayat Al Qur’an tersebut.  Lama kelamaan saya jadi takut juga menghadapi makhluk dari bangsa lelembut ini,” ujar Arman. 
Masih menurut Arman pria ini mengaku merasakan sesuatu kekuatan yang merasuk dalam tubuhnya.  Kekuatan ghaib tersebut menurut Arman yang memberanikan dirinya untuk mendekati sosok makhluk dari bangsa lelembut itu.  Dan juga mendorongnya untuk memberanikan diri bercakap-cakap dengan jin yang ada didepan matanya.  Sehingga ketika usaha Arman untuk mengusir jin itu, tidak membuahkan hasil, ia pun mulai terlihat pasrah apapun yang akan dihadapinya selanjutnya.  Ia pun menjadi bengong.  Saat itulah, makhluk lelembut itu mulai mengajak Arman berbicara  Dan percakapan tersebut menurut Arman seperti layaknya manusia.  Dari sinilah, percakapan antara dua makhluk yang berbeda alam  tersebut terjadi.  “Saat ditanya makhluk ghaib itu mengaku Jin Islam penunggu musholla tua tersebut.  Katanya jin itu kalau di musholla jangan berbuat yang aneh-aneh.  Setelah ngomong begitu lantas menghilang.  Saya pun balik arah sambil berlari pulang ke rumah.  Kerjaan untuk menimba air di sumur pun saya tinggalkan,” cerita Arman.
Buah Takabur
Keesokan harinya, apa yang terjadi malam itu diceritakan Arman pada Mulyono, temannya yang tinggal satu kampung, namun setelah kisah itu diceritakan, Arman malah menjadi bahan tertawaan Mulyono.  Bahkan Arman ditantang untuk mengantarkannya menemui makhluk ghaib tersebut.  Mendengar permintaan temannya itu, Arman geleng-geleng kepala sambil menasehatinya untuk tidak takabur.  “Kamu jangan takabur nanti bisa membawa dampak yang membahayakan,” kata Arman pada temannya kala itu.  Tapi apa yang diucapkan Arman semakin jadi bahan ejekan, dan mengatakan bahwa Arman hanyalah seorang penipu serta penakut.  Mendapat omongan seperti itu telinganya menjadi panas.  Emosinya tergerak mengiyakan permintaan Mulyono untuk bersama-sama bertemu dengan makhluk halus seperti yang ditemuinya.  “Tepat pukul 12 malam saya dan Mulyono ada didekat mulut sumur.  Selanjutnya saya menunjukkan kepada Mulyono dimana tempat munculnya jin tersebut.  Kemudian saya tinggalkan ia sendirian disana,” Cerita Arman.
Seperti cerita yang didengar dari Mulyono, menurut Arman begitu ditinggalnya, temannya mengambil air wudhu lantas masuk sendiri ke dalam musholla selanjutnya melakukan sholat malam.  Usai salam dilakukan wirid sebagai sarana dirinya untuk menghadapi makhluk ghaib seperti yang didengar sebelumnya.  Hampir setengah jam didalam musholla tak melihat maupun bertemu dengan Jin yang dimaksud.  Mulyono lantas melipat sajadahnya dan berniat melangkahkan kaki keluar dari musholla.  Tapi tiba-tiba dirasakan ada sesuatu menghantam dan menekan kepalanya yang terasa sakit dan nyeri.  Secara reflek mulutnya membaca ayat-ayat suci.  Tapi benda itu masih dirasakan diatas kepala, malah semakin kuat menekan.  Untuk mengusir itu, Mulyono mencoba mengeluarkan ilmu beladiri yang dimilikinya selama berguru di Cirebon.
Namun lagi-lagi tidak merubah sedikitpun, sementara orang ataupun makhluk ghaib tak juga tampak olehnya.  Jengkel, akhirnya ia mengeluarkan tenaga dalamnya.  Tapi disaat konsentrasi, kepalanya menjadi pusing dan tubuhnya perlahan-lahan jatuh ke lantai.  Selanjutnya ia melihat sesosok orang dengan tubuh yang mirip manusia namun mempunyai telinga lebar dan mata besar.  “Saat melihat jin itu dirinya menjerit dan jatuh pingsa, lalu saya dan tetangga yang mendengar lolongannya itu berdatangan.  Mulyono dibopong pulang kerumahnya,” papar Arman melanjutkan ceritanya.
Esok harinya, orang tua Mulyono memanggil seorang mantri untuk memeriksa tubuh anaknya itu, yang terasa panas dingin disertai demam cukup tinggi.  Beberapa obat yang diberikan sudah masuk dalam perutnya, tetapi tidak juga meredakan sakti yang diderita, bahkan bertambah parah.  Arman yang mengerti penyebab sakit Mulyono, kemudian mendatangi rumah Mbah No, salah seorang sesepuh sekaligus pengurus Mushollah.  Sambil membaca wirid dan tasbih, lelaki tua itu mendengarkan dengan seksama cerita Arman.  Selang beberapa saat kemudian dirinya beranjak dari tempat duduk, menuju musholla.  “Begitu datang dari Musholla, Mbah No mengajak saya menuju rumah Mulyono,” terang Arman.
“Sampai dirumah Mulyono, Mbah No minta kepada semua yang ada di rumah itu untuk duduk dan membantunya berdoa.  Selanjutnya pergelangan kaki Mulyono ditekannya dengan keras, diiringi jerit kesakitan dan minta ampun Mulyono.  Mendengar itu, Mbah No manggut-manggut lantas mengibaskan tasbih kecil yang dipegang.  Ajaib, Mulyono seketika jadi sehat kembali, bangun dari tempat tidur lalu memeluk Mbah No sambil menangis minta maaf,” tambahnya.  Sambil menepuk-nepuk pundak Mulyono, kakek berjenggot lebat itu memberi nasehat.  Selain itu minta diberitahukan pada warga lainnya untuk tidak takabur apalagi meremehkan bangsa jin.  Apalagi mau menantang atau berbuat kurang ajar di Musholla.  Dan sejak kejadian itu Arman tak lagi mau menimba air pada malam hari.  Pekerjaan mengisi bak mandi itu dilakukannya usai pulang dari kerja.  Sementara Mulyono kini menjadi lebih alim dan tidak berani bicara sembarangan pada orang lain.

SEKIAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan sesuai topik pembahasan.