Pertemuannya dengan sesosok
makhluk halus berwujud jin penunggu sebuah Musholla ini, menyisakan pelajaran
yang takkan terlupakan sepanjang hidupnya.
Pasalnya sifat kesombongannya memiliki ilmu bela diri dan tenaga dalam,
musnah ketika berduel dengan jin tersebut.
Malam itu, memang malam Jum’at. Namun tidak terbesit dugaan sedikitpun di hati
Arman, kalau akan mengalami sesuatu yang terkenang sepanjang sisa
hidupnya. Karena seperti hari-hari
sebelumnya, jika hari menjelang malam, ia menimba air di sumur yang ada di
sebelah utara musholla tua di kampungnya, untuk mengisi bak mandi
dirumahnya. Sumur dan bak mandi itu
terletak dibelakang rumahnya yang berjarak beberapa meter dari musholla
itu. Ini sudah jadi pekerjaan rutin
setiap hari, untuk menjaga agar bak mandi tetap terisi air. Meskipun terkesan membosankan tapi
Arman tetap giat melaksanakan. Sebab kalau bukan dirinya yang melakukan lantas siapa lagi?
Arman tetap giat melaksanakan. Sebab kalau bukan dirinya yang melakukan lantas siapa lagi?
Tapi, malam itu lain dengan malam
yang pernah dilewati Arman sebelumnya.
Ketika hendak menimba air disumur tersebut, tiba-tiba tanpa sengaja pandangannya
dikejutkan oleh se sosok bayangan yang berdiri dibawah keremangan malam. Jarak antara sumurnya dengan musholla
tersebut hanya sekitar 50 meter.
Sehingga memungkinkan untuk melihat sesosok orang meskipun tanpa
penerangan lampu. Dengan seksama,
diamati sosok makhluk yang berdiri dikeremangan malam dekat musholla
tersebut. Hati Arman yang masih berusia
32 tahun ini, menjadi penasaran meski diselimuti rasa takut dan ragu-ragu untuk
mendekat. Beberapa saat kemudian karena
merasa penasaran, maka Arman pun mencoba memberanikan diri untuk mendekati
sesosok bayangan tersebut. Siapa
gerangan sosok bayangan hitam yang berdiri di dekat Musholla itu? Tetapi ketika ia berjalan mendekati sosok
bayangan itu, bukan kepalang terkejutnya Arman.
Ternyata, setelah jarak antara dirinya dengan sosok bayangan itu tinggal
3 meter, maka terlihat jelas bahwa itu bukanlah sosok manusia, melainkan sosok
makhluk halus. Wujud makhluk halus
tersebut memiliki sepasang mata yang besar, kira-kira 20 kali lebih besar dari
pada mata manusia biasa. Sepasang mata
itu menatap tajam kearah Arman. Ditambah
lagi dengan telinga makhluk itu, yang juga berukuran besar dan lebar. Hampir saja Arman jatuh pingsan ketika
melihat jelas wujud rupa makhluk halus itu.
Setelah mampu menguasai dirinya dari rasa terkejut dan takut dalam
benaknya sosok makhluk halus itu dipastikan adalah jin. Lantas Arman pun spontan membaca ayat-ayat
suci Al Qur’an yang diingatnya guna mengusir jin itu. Tetapi niatnya tersebut tidak terpenuhi,
pasalnya meskipun Arman membaca salah satu ayat suci Al Qur’an toh tetap saja
jin itu tidak kunjung pergi. Ironisnya
makhluk dari bangsa lelembut itu malah tersenyum kecil mendengarkan Arman
melantunkan Ayat Al Qur’an. Spontan
Arman pun menjadi ciut nyalinya, keringat dingin yang keluar dari lubang
pori-porinya mulai membasahi sekujur tubuhnya.
“Saat itu saya sudah membacakan Surat Yasin, Ayat Kursi tapi anehnya
makhluk lelembut berwujud jin tersebut tidak mau pergi juga dari hadapan
saya. Bahkan yang membuat saya ngeri,
ternyata makhluk tersebut malah tersenyum mendengar saya melantunkan Ayat Al
Qur’an tersebut. Lama kelamaan saya jadi
takut juga menghadapi makhluk dari bangsa lelembut ini,” ujar Arman.
Masih menurut Arman pria ini
mengaku merasakan sesuatu kekuatan yang merasuk dalam tubuhnya. Kekuatan ghaib tersebut menurut Arman yang
memberanikan dirinya untuk mendekati sosok makhluk dari bangsa lelembut
itu. Dan juga mendorongnya untuk
memberanikan diri bercakap-cakap dengan jin yang ada didepan matanya. Sehingga ketika usaha Arman untuk mengusir
jin itu, tidak membuahkan hasil, ia pun mulai terlihat pasrah apapun yang akan
dihadapinya selanjutnya. Ia pun menjadi
bengong. Saat itulah, makhluk lelembut
itu mulai mengajak Arman berbicara Dan
percakapan tersebut menurut Arman seperti layaknya manusia. Dari sinilah, percakapan antara dua makhluk
yang berbeda alam tersebut terjadi. “Saat ditanya makhluk ghaib itu mengaku Jin
Islam penunggu musholla tua tersebut.
Katanya jin itu kalau di musholla jangan berbuat yang aneh-aneh. Setelah ngomong begitu lantas
menghilang. Saya pun balik arah sambil
berlari pulang ke rumah. Kerjaan untuk
menimba air di sumur pun saya tinggalkan,” cerita Arman.
Buah Takabur
Keesokan harinya, apa yang terjadi
malam itu diceritakan Arman pada Mulyono, temannya yang tinggal satu kampung,
namun setelah kisah itu diceritakan, Arman malah menjadi bahan tertawaan
Mulyono. Bahkan Arman ditantang untuk
mengantarkannya menemui makhluk ghaib tersebut.
Mendengar permintaan temannya itu, Arman geleng-geleng kepala sambil
menasehatinya untuk tidak takabur. “Kamu
jangan takabur nanti bisa membawa dampak yang membahayakan,” kata Arman pada
temannya kala itu. Tapi apa yang
diucapkan Arman semakin jadi bahan ejekan, dan mengatakan bahwa Arman hanyalah
seorang penipu serta penakut. Mendapat
omongan seperti itu telinganya menjadi panas.
Emosinya tergerak mengiyakan permintaan Mulyono untuk bersama-sama
bertemu dengan makhluk halus seperti yang ditemuinya. “Tepat pukul 12 malam saya dan Mulyono ada
didekat mulut sumur. Selanjutnya saya
menunjukkan kepada Mulyono dimana tempat munculnya jin tersebut. Kemudian saya tinggalkan ia sendirian
disana,” Cerita Arman.
Seperti cerita yang didengar dari
Mulyono, menurut Arman begitu ditinggalnya, temannya mengambil air wudhu lantas
masuk sendiri ke dalam musholla selanjutnya melakukan sholat malam. Usai salam dilakukan wirid sebagai sarana
dirinya untuk menghadapi makhluk ghaib seperti yang didengar sebelumnya. Hampir setengah jam didalam musholla tak melihat
maupun bertemu dengan Jin yang dimaksud.
Mulyono lantas melipat sajadahnya dan berniat melangkahkan kaki keluar
dari musholla. Tapi tiba-tiba dirasakan
ada sesuatu menghantam dan menekan kepalanya yang terasa sakit dan nyeri. Secara reflek mulutnya membaca ayat-ayat
suci. Tapi benda itu masih dirasakan
diatas kepala, malah semakin kuat menekan.
Untuk mengusir itu, Mulyono mencoba mengeluarkan ilmu beladiri yang
dimilikinya selama berguru di Cirebon.
Namun lagi-lagi tidak merubah
sedikitpun, sementara orang ataupun makhluk ghaib tak juga tampak olehnya. Jengkel, akhirnya ia mengeluarkan tenaga
dalamnya. Tapi disaat konsentrasi,
kepalanya menjadi pusing dan tubuhnya perlahan-lahan jatuh ke lantai. Selanjutnya ia melihat sesosok orang dengan
tubuh yang mirip manusia namun mempunyai telinga lebar dan mata besar. “Saat melihat jin itu dirinya menjerit dan
jatuh pingsa, lalu saya dan tetangga yang mendengar lolongannya itu
berdatangan. Mulyono dibopong pulang
kerumahnya,” papar Arman melanjutkan ceritanya.
Esok harinya, orang tua Mulyono
memanggil seorang mantri untuk memeriksa tubuh anaknya itu, yang terasa panas
dingin disertai demam cukup tinggi.
Beberapa obat yang diberikan sudah masuk dalam perutnya, tetapi tidak
juga meredakan sakti yang diderita, bahkan bertambah parah. Arman yang mengerti penyebab sakit Mulyono,
kemudian mendatangi rumah Mbah No, salah seorang sesepuh sekaligus pengurus
Mushollah. Sambil membaca wirid dan
tasbih, lelaki tua itu mendengarkan dengan seksama cerita Arman. Selang beberapa saat kemudian dirinya
beranjak dari tempat duduk, menuju musholla.
“Begitu datang dari Musholla, Mbah No mengajak saya menuju rumah
Mulyono,” terang Arman.
“Sampai dirumah Mulyono, Mbah No
minta kepada semua yang ada di rumah itu untuk duduk dan membantunya
berdoa. Selanjutnya pergelangan kaki
Mulyono ditekannya dengan keras, diiringi jerit kesakitan dan minta ampun
Mulyono. Mendengar itu, Mbah No
manggut-manggut lantas mengibaskan tasbih kecil yang dipegang. Ajaib, Mulyono seketika jadi sehat kembali,
bangun dari tempat tidur lalu memeluk Mbah No sambil menangis minta maaf,”
tambahnya. Sambil menepuk-nepuk pundak
Mulyono, kakek berjenggot lebat itu memberi nasehat. Selain itu minta diberitahukan pada warga
lainnya untuk tidak takabur apalagi meremehkan bangsa jin. Apalagi mau menantang atau berbuat kurang
ajar di Musholla. Dan sejak kejadian itu
Arman tak lagi mau menimba air pada malam hari.
Pekerjaan mengisi bak mandi itu dilakukannya usai pulang dari
kerja. Sementara Mulyono kini menjadi
lebih alim dan tidak berani bicara sembarangan pada orang lain.
SEKIAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan sesuai topik pembahasan.