“Lewat ilmu pelet wanita itu memikat
suamiku. Sampai akhirnya ia hamil 2
Bulan dan suamiku terpaksa menikahinya.
Tapi bagaiman dengan diriku sendiri, status tak jelas antara bercerai
dan tidak…”
Pada pertemuan kali ini penulis akan menyuguhkan
artikel cerita mistik ilmu pelet yang merusak rumah tangga orang. Memang ilmu pelet sangat berbahaya sekali
bagi seseorang, maka dari itu bagi para pembaca yang mempunyai ilmu pelet
janganlah digunakan secara serampangan.
Nanti akan berakibat karma pada diri sendiri dan keturunannya. Selain cerita mistik, pada sesi kali ini
penulis akan memberikan sebuah amaliah ilmu penangkal dari ilmu pelet pada akhir
artikel nanti. Oke… selamat membaca…!!
Mengenang tentang Mas Pur, panggilan
akrab suamiku, aku hanya bisa mengelus dada sambil berfikir apa yang kurang
dengan diriku. Selama 5 tahun lebih aku
mendampinginya, rumah tangga ini nyaris tak pernah mengalami cobaan yang
berarti. Semua berjalan dengan harmonis
sampai aku melahirkan anak pertama dan kedua.
Tapi kini semuanya seperti berubah menjadi mimpi buruk. Ya, sangat buruk! Sampai-sampai aku trauma
untuk membayangkannya.
Perkenalanku dengan Mas Pur berawal dari
acara disnatalis di kampus. Kebetulan
kami menjadi panitia acara itu. Mas Pur
ketua dan aku sekretarisnya. Aku masih
ingat betul saat Mas Pur mengungkapkan perasaanya kepadaku. Tepatnya setelah acara itu selesai. Dan tanpa halangan yang berarti, cinta kami
tumbuh subur sampai ke pelaminan.
Sebagai seorang istri aku harus bisa
melayani suamiku dengan baik, dan menurutku selama ini aku tak kurang-kurang
untuk bisa menyenangkannya. Karenanya
aku jadi heran, sebab sejak 3 bulan sebelum tragedi itu terjadi sikap Mas Pur
jadi berubah total. Kemesraannya pudar
sama sekali. Sepulang dari kantor, dia
tampaknya tak bersemangat. Malamnya, dia
punlebih senang melamun sendirian ketimbang memanjakanku. Hari itu sambil duduk diruang tamu, ia
memberikan selembar surat kepadaku.
Isinya mengenai tugas belajar 3 bulan ke Tulung Agung. Kukira, waktu itu ia melamun karena tugas
belajar itu. Aku mencoba menghiburnya
agar berbesar hati. Coba menghiburnya
agar berbesar hati.
“Sudahlah, jangan ragu, siapa tahu
sepulang dari sana dapat posisi baru,” cetusku meyakinkannya. Mas Pur akhirnya berangkat juga memenuhi
tugas dari kantornya untuk belajar lagi.
Sebelum berangkat ia sempat berpesan kepadaku soal pengambilan
gaji. “Setiap bulan ambil saja di
kantor, dengan begitu aku jadi tak khawatir dengan kebutuhan belanja anak-anak
dan dirimu,” katanya.
Aku bangga sekali padanya. Sepertinya dia memang belum banyak berubah
dan selalu mememperhatikan aku, isterinya, juga kedua anaknya.
Selesai dengan tugas belajarnya, selang
beberapa bulan kemudian Mas Pur memang dinaikkan jabatannya menjadi Kepala
Bagian. Melihat hal itu seharusnya
sebagai isteri aku bergembira. Tapi
sebaliknya, justru hal ini membuat kebahagiaan yang selama ini ada menjadi
berkurang. Jabatan Mas Pur telah
membatasi ruang gerak kami sebagai sebuah keluarga. Waktu kebersamaan menjadi suatu yang sangat
langka. Hari demi hari, Mas Pur bahkan
terasa jadi seperti asing bagi aku dan anak-anaknya. Bagiku kebiasaanya pulang malam karena lembur
adalah wajar. Bahkan tidur dikantornya
jadi hal yang lumrah baginya. Suatu hal
yang tidak kumengerti, ia kini jadi sering marah-marah jika kuperingatkan. Karena perubahan sikap Mas Pur, tanpa
kusadari muncul perasaan curiga. Aku khawatir
Mas Pur mempunyai wanita idaman lain (WIL) tanpa sepengetahuanku. Naluri perempuan memang lebih tajam
dibandingkan pria. Aku bisa merasakan
kekhawatiran yang kemudian berubah menjadi firasat-firasat yang aku alami. Setiap kali tidur aku selalu bermimpi yang
mengisyaratkan sikap suamiku berselingkuh.
Sepandai-pandainya menyimpan bangkai,
toh akhirnya akan tercium juga baunya.
Begitulah yang terjadi. Suatu
hari aku menemukan selembar foto wanita ukuran 4x6 dibawah kasur tempat
tidurku. Tidak ada nama atau identitas
jelasnya. Hanya aku teringat suatu malam
setelah Mas Pur bercinta denganku pernah menyebut nama Ida dalam tidurnya. Iguannya terus teang membuatku sangat cemburu. Mungkinkah foto itu milik Ida…?
Aku kembalikan foto itu ke tempatnya. Baru keesokan harinya aku minta penjelasan
terhadap Mas Pur. Dengan gugup suamiku
menjelaskan bahwa itu adalah foto seorang teman sekantor, yang kebetulan kenal
sewaktu tugas belajar. Begitu aku
mengejarnya, pecahlah perang di dalam rumah tangga kami. Mas Pur marah besar karena aku terus
mencercanya. Sepertinya ia sudah
kehabisan jawaban.
Setelah pertengkaran itu, diam-diam aku
terus mencari informasi tentang siapa Ida, namun hasilnya tidak
menggembirakan. Sementara itu rumah
tangga kami terus diwarnai pertengkaran.
Kadang aku merasa kasihan dengan anak-anak, bagaimana pertumbuhan jiwa
mereka melihat ayah ibunya kerap bertengkar.
Karena itu akhirnya kuputuskan untuk menitipkan anak-anak pada neneknya
di Malang.
“Ma, kalau tidak ada kami, tolong jangan
bertengkar lagi, ya!” Pesan salah seorang anakku. Saat itu aku hanya bisa menjawab lirih,
“Baiklah, Mama Janji!”
Karena Mas Pur tak juga mengaku dengan
perbuatannya, aku akhirnya menuruti saran teman-temanku untuk menanyakan hal
itu kepada paranormal atau Kyai.
Ternayata apa yang kudengar dari seorang pintar, sungguh
mengejutkan. Suamiku kecantol seorang
wanita, tapi prosesnya tidak terjadi secara wajar. Katanya suamiku tergila-gila pada wanita
bernama Ida karena pengaruh ilmu pelet.
Dan untuk menangkalnya, aku disarankan melakukan sholat malam selama 7
kali setiap malamnya dengan disertai membaca doa-doa khusus.
Baru dua kali melakukan syarat itu,
malamnya aku merasakan hawa panas di dalam kamarku. Paginya aku menerima surat untuk Mas Pur
tanpa identitas pengirimnya. Tapi
alangkah terkejutnya begitu membaca isinya.
Ada sebaris kalimat yang terus kuingat: “Mas Pur, aku sekarang telah
hamil 2 bulan….”
Bagaimana aku bisa tidak mengetahui
kalau suamiku telah menghamili wanita lain selain diriku? tapi, meski aku tahu
semuanya, toh aku tetap bersabar menunggu kesempatan terbaik untuk bicara
dengan suamiku. Namun pengakuan yang aku
harapkan tidak kunjung datang. Keadaan
suamiku semakin kacau setelah aku menemukan sebuah cincin kawin bertuliskan
Ida.
Begitu kubeberkan rahasianya, tak ada
sepatah katapun terucap dari mulutnya selain permintaan maaf. Seketika itu pula aku menyusul anakku ke
Malang dengan isak tangis, serta dada bergemuruh menahan amarah. Sungguh, aku tak menduga bahtera rumah tangga
kami hancur karena kehadiran orang ketiga.
Hampir setengah tahun lamanya aku
bersama anak-anak tinggal di Malang.
Selama itu, aku berusaha untuk melupakan Mas Pur. Statusku pun menjadi tak jelas lagi. Aku belum diceraikan suamiku, tapi aku tak
pernah bersama lagi dengannya, bahkan beritanyapun tak pernah ku ketahui.
Suatu pagi, entah mimpi apa, setelah
semua selesai sarapan, Mas Pur tiba-tiba muncul di depan pintu. Sekali lagi dugaanku meleset, ku kira
kedatangannya kali ini untuk rujuk memperbaiki bahtera rumah tangga yang sempat
hancur. Ternyata Mas Pur justru memohon
restuku untuk melangsungkan pernikahan secara resmi dengan Ida yang telah
mengandung anaknya. Dia mengaku terpaksa
melakukannya karena wanita yang bernama Ida itu hamil olehnya.
Pada suatu hari timbul keinginanku untuk
pulang ke rumahku sendiri di Jakarta.
Rumah itu telah lama kutinggalkan, ternyata sampai disana semua tampak
tidak terawat dan sepi tanpa penghuni.
Begitu aku masuk, ternyata pintunya tidak terkunci. Aku mengendap-endap melangkahkan kaki. Tapi astaga, aku melihat suamiku tidur pulas
berpelukan dengan seorang wanita.
Amarahku tak tertahan. Ku
obrak-abrik selurauh kamar itu. Aku
meninggalkan rumah dengan tangis yang tak terbendung.
Selama perjalanan pulang ke Malang, air
mataku terus mengalir. Lewat utusan
seorang temannya, Mas Pur mengirim surat dan memberitahuku, dia dan Ida telah
kawin sirri setahun lalu, surat itu menandakan bahwa statusku tidak jelas,
dicerai tidak tetapi rumah tangga kacau balau.
Duh betapa malang nasibku.
Kini aku hanya bisa berdoa agar Mas Pur
sadar dengan kekeliruannya. Meski dia
tak kembali padaku, tapi paling tidak dia dapat memberikan status yang jelas
buat diriku.
*Sumber Majalah Misteri
Begitulah kisah tragis korban dari ilmu
pelet. Seseorang yang terkena ilmu
pelet, pikirannya telah dirasuki energi ghaib kasat mata sehingga pikirannya
selalu terbayang-bayang oleh seseorang yang melakukannya. Untuk itu, bagi para pembaca sekalian tidak
ada salahnya apabila membekali diri dengan ilmu ghaib untuk membentengi dari
kejahatan ilmu pelet. Ingat sebuah
pepatah mengatakan, “Mencegah lebih baik dari pada mengobati,” Baiklah, akan penulis babarkan sebuah ilmu
ghaib untuk membentengi dari kejahatan ilmu pelet. Silahkan dibaca, dipahami dan diamalkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan sesuai topik pembahasan.