5 Desember 2019

RAHMAT ALLAH BAGI ORANG FASIK

Dahulu kala hiduplah seorang laki-laki yang durhaka dan fasik dari kalangan Bani Israil. Penduduk setempat ingin agar ia pergi dari desaya. Mereka berdosa kepada Allah. Allah menurunkan wahyu kepada nabi Musa bahwa di kalangan Bani Israil terdapat seorang pemuda fasik yang harus diusir dari kampungnya, agar mereka tidak ikut terseret ke neraka.

Nabi Musa datang dan mengusirnya. Pemuda itu pergi ke salah satu desa. Atas perintah Allah pemuda itu diusir lagi oleh nabi Musa. Akhirnya ia pergi ke sebuah gurun gersanng, sebuah tempat yang belum ada makhluk, tak ada burung dan tak ada binatang buas. Ia jatuh sakit, tanpa ada yang membantunya. Di atas pasir ia terjatuh.

Saat sakit tersebut, ia mengeluh,"Wahai Tuhan, andaikata aku dalam pengkuan ibu pastilah ia menyayangiku, ia akan menangisiku atas kehinaanku. Andaikata ayahku ada disisiku pastilah akan menolongku, memandikanku, mengkafaniku. Andai kata istriku di sisiku pastilah ia menangisi kepergianku. Andaikata anak-anakku ada disini pastilah mereka akan menangis di belakangku dan berdoa: Ya Allah, ampunilah orang tuaku yang asing, lemah, suka maksiat, fasik yang diusir dari kota ke kota lain, dari kota ke desa lalu dari desa terdampar di gurun gersang. Ia mati menuju akhirat dalam keadaan putus asa kepada semuanya kecuali rahmat Allah."

Laki-laki itu meneruskan, "Ya Allah jika kau putuskan aku dari ibuku, anak-anakku, istriku, maka jangan kau putus dari rahmatMu. Hatiku terbakar karena berpisah dengan mereka, jangan Kau bakar aku dengan apiMu karena maksiatku."

Allah lalu mengirimkan bidadari yang serupa ibunya, bidadari lain serupa istrinya dan anak-anaknya, mengirim malaikat yang serpa ayahnya. Mereka semua duduk disisinya dan meratapinya, seakan-akan anaknya, istrinya, ibunya dan ayahnya hadir di sisinya. Hatinya menjadi tenang, "Ya Allah jangan putuskan aku dari rahmatMu. Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Ia pun mati menghadap kehadirat Allah dalam keadaan bersih, dosanya terampuni. Maka Allah menurunkan wahyu kepada nabi Musa, "Pergilah ke gurun tersebut. Di sana terdapat salah satu waliKu yang meninggal. Mandikan, kafani dan shalati."

Begitu sampai di tempat yang dimaksud, ia lihat bahwa pemuda tersebut adalah yang pernah diusir atas izin Allah, dari satu desa ke desa lain. Nabi Musa melihat pula beberapa bidadari yang menangisinya. "Wahai Tuhan, bukanlah ini pemuda fasik yang kuusir atas perintahMu dari kota?", tanya Musa.

"Ya...wahai Musa. Akan tetapi Aku merahmatinya. Aku ampuni dosanya karena keluhnya ketika sakit, karena perpisahannya dengan kampung halamannya, orang tuanya, anak-anaknya dan istrinya. Ku kirimkan bidadari yang menyerupai ibunya, malaikat yang menyerupai ayahnya. Juga karena rahmatKu, dimana ia telah terhina dalam keterasingannya. Jika orang yang terasing mati, menangislah penghuni bumi dan langit karena rasa kasihan. Bagaimana Aku tidak kasihan padanya, Aku adalah Dzat Yang Maha Kasih, Maha Sayang."

Syeikh Muhammad bin Abu Bakar dalam bukunya "Al Mawaid Al 'Usfuriyyah" diterjemahkan oleh M. Khoiron. GZ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan sesuai topik pembahasan.