9 September 2019

KETENTUAN ALLAH KEPADA KITA

Adalah sudah menjadi takdir Allah, bahwa di dunia ini terdapat dua macam kedudukan manusia, yakni Kasab dan Tajrid. Adapun yang dimaksud dengan Kasab ialah bahwa manusia masih harus bergerak dalam bidang usaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dunianya. Dan setelah berhasil usahanya merekapun tidak segan-segan untuk membantu kebutuhan masyarakat banyak. Sedangkan yang dimaksud dalam bidang Tajrid adalah bahwa manusia hanya semata-mata mengabdi kepada Allah tanpa memperhatikan kepentingan dunia karena mereka sudah merasa cukup puas dengan bekal kehidupan dunia yang telah dimilikinya. Manusia semacam inilah yang beruntung, sebagaimana yang tercantum dalam hadits riwayat Muslim yaitu:

"Sungguh beruntung orang yang masuk islam dan diberi rizki yang cukup, serta merasa cukup dengan apa yang telah diberikan Allah kepadanya."

Sehubungan dengan hal diatas, Rasulullah juga pernah bersabda:
"Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku amal perbuatan yang apabila aku kerjakan disukai Allah dan disukai orang-orang? Jawab Rasulullah: Berzuhudlah di dalam dunia, maka engkau akan dikasihi Allah. Dan berzuhudlah di dalam dunia, maka engkau akan dikasihi Allah. Dan berzuhudlah di antara sesama manusia, maka engkau akan disukai manusia." (HR. Ibnu Majah)

Dari penjelasan dua hadits diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa manusia yang termasuk dalam kelompok atau golongan Tajrid lebih baik dari pada golongan Kasab. Walaupun demikian, seseorang yang sudah termasuk ke dalam golongan kasab hendaknya jangan berusaha masuk ke dalam golongan Tajrid. Apalagi sebaliknya, semuanya itu haruslah diterima ikhlas karena sudah menjadi ketentuan Allah. Demikianlah di antara sifat-sifat orang yang berma'rifat kepada Allah.

"Keinginanmu untuk bertajrid (selalu beribadah tanpa melihat kepentingan dunia) padahal Allah menjadikan engkau pada golongan yang berusaha (kasab) maka keinginan yang demikian itu termasuk keinginan hawa nafsu yang samar (halus). Sebaliknya keinginan dalam berusaha yaitu (untuk memenuhi kebutuhan duniawi) padahal Allah menjadikan engkau ke dalam golongan tajrid, maka keinginanmu yang demikian itu berarti merupakan kemunduran dari semangat cita-cita yang luhur"

Syaikh Ibnu Atthaillah As Sukandari

Ustadz Labib dalam buku "Kuliah Ma'rifat",1996

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan sesuai topik pembahasan.