6 Maret 2019

KETAHUILAH, ATRAKSI TOPENG MONYET MEMPUNYAI KEKUATAN MAGIS

Tung tang ting tung. Suara musik gamelan mengiringi atraksi topeng monyet yang digelar di pelataran sebuah rumah. Dengan lincah meliuk-liuk beratraksi mengikuti instruksi sang pawang yang mendampinginya. Atraksi yang disajikan adalah monyet pergi kepasar, tentara maju perang, pembalap motor, polisi lalulintas, tarian reog dan lain-lain. Pawang menabuh gamelannya dengan irama menoton, menciptakan suara yang mungkin dimengerti oleh sang monyet.

Dengan setia sang monyet melakukan instruksi sang pawang dan membuat decak kagum anak-anak yang menyaksikannya. Semua sesipun dilakukan dengan baik. Monyet yang menjadi pemeran utama dalam atraksi ini telah terlatih sebelum melakukan atraksi. Pelatihan ini bisa memakan waktu 6 hingga 8 bulan tergantung tingkat kecerdasan sang monyet. Ciri-ciri monyet ini adalah memiliki ukuran badan yang kecil dengan warna abu-abu pada bulunya dan berekor panjang.

Sejarah mencata bahwa topeng monyet merupakan kesenian tradisional yang sudah ada sejak dahulu dan dikenal di Indonesia, terutama di daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat. Pelaku kesenian topeng monyet pada umumnya berjalan berkeliling berhari-hari dari tempat yang satu ke tempat yang lain di daerah kawasan pemukiman padat penduduk. Alat musik diperdengarkan untuk menarik perhatian anak-anak agar hadir menyaksikan dan memberikan uang ala kadarnya. Penonton topeng monyet ini kebanyakan anak-anak. Oleh karena itu kedatangan rombongan topeng monyet selalu disambut gembira oleh anak-anak. Kegembiraan anak-anak ini menjadi rezeki bagi rombongan topeng monyet. Uang saweran dari warga merupakan sumber nafkah mereka menghidupi keluarga. Sebagai sebuah seni tradisi yang terbilang sudah usang, penghasilan sang pawang topeng monyet pun tidak menentu dalam sehari.

NUANSA MAGIS
Sebagai kesenian yang lahir dan besar di Jawa Barat, Indramayu merupakan salah satu daerah yang melahirkan atraksi kesenian ini. Bagi masyarakat Indramayu, topeng monyet sudah sangat dikenal sejak zaman dahulu. Pertunjukan topeng monyet terutama dinikmati oleh anak-anak, baik pribumi maupun Belanda dan Eropa. Hal ini bisa dilihat dari koleksi Tropenmuseum Amsterdam, Belanda. Foto yang bertarikh 1900-1920 ini memperlihatkan seroang dalang Arab dengan dua monyetnya yang dirantai. Ada enam foto pertunjukan topeng monyet lainnya diambil antara 1 Januari 1947 sampai 3 Desember 1949 oleh Charles Breijer, anggota de Ondergedoken Camera atau persatuan juru foto Amsterdam yang bekerja sebagai juru kamera di Indonesia dari 1947 sampai 1953. Dia kerap membuat foto kehidupan sehari-hari. Breijer meninggal dunia pada 18 Agustus 2011 di usia 96 tahun.

Hanya saja, selain sebagai atraksi yang menghibur, topeng monyet juga diyakini memiliki kekuatan magis. Oleh masyarakat Indramayu, topeng monyet dipercaya dapat digunakan untuk menolak balak. Selain itu, juga kerap disuguhkan untuk menghilangkan kedukaan keluarga yang sedang mendapat musibah kematian, sakit, maupun petaka lainnya. Menurut sejarawan Indramayu Raffin Hasyim, keududukan topeng monyet sebagai seni bermuatan magis tak lepas dari legenda asal muasal kesenian ini. Konon monyet yang dapat melakukan beragam atraksi unik itu dulunya adalah sebuah patung kayu berbentuk hewan monyet. Oleh seorang pria gagah perkasa, patung kayu itu kemudian bisa dihidupkan. Selain bisa hidup, patung kayu itu juga dapat melaksanakan beragam atraksi seperti yang diinginkan oleh pawangnya.

"Dengan alasan sejarah seperti itu, masyarakat Indramayu mempercayai kalau atraksi topeng monyet mempunyai kekuatan magis khususnya untuk menolak balak dan mengusir roh jahat," ujar Raffin Hasyim. Karena dipercaya memiliki kekuatan magis, hampir sebagian besar masyarakat Indramayu selalu menyewa rombongan topeng monyet sebagai hiburan pembuka dalam setiap acara hajatan pernikahan maupun sunatan. Konon dengan menyewa rombongan topeng monyet, segala bentuk balak dan halangan yang dapat menghambat lancarnya acara hajatan dapat dicegah. Begitu kuatnya mitos tersebut, membuat warga akhirnya selalu menyedihkan dana lebih untuk sekedar mendatangkan rombongan topeng monyet walaupun atraksinya dilakukan sederhana dan terkesan tidak diberi ruang dan tempat yang layak.

Sebagai sebuah seni tradisi yang sarat magis, setiap atraksi topeng monyet konon juga selalu diikuti oleh sosok roh halus yang semula menghuni patung monyet yang berhasil disulap menjadi hewan sebenarnya. Bahkan, bagi para orang tua dulu sangat percaya kalau setiap atraksi yang dibawakan oleh monyet-monyet dalam pagelaran topeng sejatinya pelaku utamanya adalah roh yang ada di patung kayu tersebut. Sudah bukan barang baru lagi jika masyarakat Indramayu kemudian sangat menghormati seni tradisi ini. Mereka tidak ada yang berani mengejek apalagi sampai menghina atraksi ini. "Sejak dulu atraksi topeng monyet sangat dihormati. Kalau kemidan ada anggapan eksploitasi dan pelecehan terhadap monyet itu bukan karena atraksi keseniannya melainkan pawang atau si pemilik monyet yang terlalu berlebihan," ujar Raffin Hasyim.

BAYAR JANJI
Sebagai kesenian yang memiliki muatan magis, atraksi si topeng monyet bagi warga Indramayu kemudian dimanfaatkan sebagai salah satu sarana untuk mendekatkan diri dengan kekuatan gaib dan para leluhur. Tak heran jika dalam setiap atraksi topeng monyet, warga Indramayu yang sedang menggelar hajatan selalu memanfaatkan pertunjukan ini sebagai sarana untuk membayar janji. Caranya cukup unik yaitu si penanggap topeng monyet menyediakan beberapa keping uang logam yang dibungkus dengan daun pisang. Selanjutnya atraksi topeng monyet digelar. Jika si monyet datang menghampiri, maka bungkusan uang logam itu harus dilempar dan diserahkan ke monyet. Dengan cara itu, janji orang yang sedang melaksanakan hajat sudah terbayarkan.

Tradisi unik itu oleh masyarakat Indramayu diartikan sebagai sesuatu yang wajar, karena orang yang akan melaksanakan hajatan biasanya sebelumnya memiliki janji atau nadzar tertentu terkait dengan pesta yang digelarnya. Jika ada janji atau nadzar yang belum bisa dilaksanakan, seseorang cukup dengan melemparkan bungkusan uang koin ke monyet yang sedang ditanggap. Maka konon segala janji yang belum terbayarkan itu secara otomatis menjadi lunas.

Uniknya, masyarakat lain cukup memahami akan hal ini. "Ini memang tradisi unik yang sudah berlangsung sejak lama. Warga disini sudah sangat paham dengan hal ini. Konon itu semua merupakan berkah dari atraksi tersebut yang katanya juga ada muatan mistiknya," ujar Ny. Anifah salah seorang warga kedokanbunder, Indramayu.
Liberti edisi 2483, hal.118



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan sesuai topik pembahasan.