Makam itu dikenal sebagai tempat persembunyian buronan kepolisian. Dipastikan, para petugas tak dapat menemukan. Sebab, mata mereka ditutup secra gaib oleh pecut Maling Aguno. Dan pusaka itu hingga kini masih diburu pelaku spiritual. Banyak yang percaya, makam yang terletak di Gunung Pegat ini tempat persembunyian para buronan aparat kepolisian. Bahkan, kawasan gunung itu pada awal tahun 83-an. Menjadi tempat persembunyian buron yang menjadi target operasi penembak misterius(Petrus). Para buron memilih makam di gunung Pegat menjadi tempat persembunyian. Lantaran, para petugas yang mengejar mereka sampai kesana akan terkena aji Sirep Panglimunan. Para petugas kepolisian tidak bisa berbuat apa – apa. Jadi dengan begitu, setidaknya para penjahat kelas kakap itu aman. Kedengarannya memang tidak masuk akal. Tapi itulah kenyataannya. Sebab itu, kini makam tersebut banyak diziarahi orang – orang yang punya masalah terhadap hukum.
Maling Aguno, itula nama orang yang dimakamkan di gunung Pegat ini. Makam itu masuk wilayah Desa Prambutan, Kecamatan Ponggok-Blitar-Jatim. Untuk mencapainya, para pencari “Suaka” atau peziarah harus mau mendaki gunung Pegat. Karena makam itu memang berada dipuncak gunung tersebut. Walau tak ada juru kunci, tapi bagi para peziarah bisa minta bantuan salah seorang penduduk setempat untuk menunjukkan kemakam Maling Aguno. Tidak hanya orang dewasa, anak – anak warga desa setempat , hafal betul jalan menuju makam tersebut. Menurut salah seorang warga setempat , Tumini(44), orang yang datang ke makam Maling Aguno tidak sebatas dari Blitar saja. Mereka juga datang dari luar kota, tujuannnya, meminta bantuan kepada Maling Aguno agar terhindar dari kejaran petugas. “Mereka yang datang ke makam itu, pasti mencari selamat dari kejaran polisi. Kalau ditanya, mereka bilang mau nyekar,” tutur ibu yang rumahnya paling dekat dengan jalan menuju makam Maling Aguno.
Masih menurut Tumini, makam Maling Aguno memang terkenal keramat sekaligus angker. Makam itu sering menjadi tempat untuk meminta bantuan gaib agar tidak dikejar – kejar oleh masalah hukum. Hal senada diungkapkan oleh Sri Amin(40). Bahkan Amin mengaku heran, mengapa Maling Aguno mau membantu orang – orang semacam itu. Herannya lagi, Maling Aguno selalu mengabulkan permintaan orang yang bersimpuh dihadapan pusaran itu. “Aneh, penjahat kok malah dibantu, kata Amin yang dibenarkan oleh Tumini. Lebih jauh kata Amin, bukan hanya mereka yang terkena masalah berziarah dimakam itu. Juga banyak yang datang untuk mohon restu sebelum terkena masalah. Biasanya mereka, yang bekerja di tempat – tempat basah. ‘Kedengarannya memang kontroversial. Tapi ya begitulah , Maling Aguno ,” imbuhnya.
BURON PETRUS
Pada awal tahun 83-an , makam Maling Aguno ramai didatangi orang. Karena pada tahun itu, sedang gencar – gencarnya penembakan misterius yang ditujukan kepada para penjahat kelas kakap. Makam Maling Aguno sering menjadi tempat persembunyian mereka yang sering menjadi target operasi. “Ada yang sengaja sembunyi di situ selama berbulan – bulan. Tapi ada juga yang hanya nyekar, kemudian pulang, “kata Tumini. Anehnya, walau mereka banyak yang bersembunyi di sekitar makam Maling Aguno , tapi tak seorang petugas pun yang dapat menemukan atau melihat mereka berada di situ. “Ini betul, mas. Bahkan tak sedikit dari keluarga mereka yang datang ke makam Maling Aguno untuk ngirim makanan. Itu dilakukan hampir tiap hari. Dan anehnya, polisi – polisi itu tidak pernah bisa melihat mereka, “jelasnya lebih lanjut.
Masih menurut Tumini, pernah waktu itu salah seorang keluarga para buron, datang kegunung Pegat untuk mengirim makanan. Tanpa sepengetahuan orang itu ,ternyata ia dibuntuti oleh seorang berbadan kekar. “Saya menduga, itu pasti petugas kepolisian,”duganya. Anehnya lagi, walau telah membuntuti sejak dari bawah hingga ke atas gunung . Kepada para penduduk , orang berbadan kekar ini mengaku tak melihat seorang pun berada disekitar makam Maling Aguno. Bahkan orang yang dibuntutinya itu juga hilang jejaknya. Tepat di dekat makam Maling Aguno. “ Kalau sampean tak percaya dengan cerita saya, tanya saja sama Pak Isman Tempe. Ia tahu persis ceritanya, “ tegas Tumini kepada Wahana Mistis. Menurutnya, biasanya penglihatan petugas akan dibuat “buta” oleh Maling Aguno. Karena penduduk setempat yang biasa mendaki ke gunung Pegat, jelas – jelas melihat para buron itu berada di sekitar makam Maling Aguno.
MEMBURU PUSAKA PECUT
Selain menjadi tumpuan orang – orang bermasalah. Makam Maling Aguno juga banyak didatangi oleh para pelaku spiritual dari berbagai daerah. Tujuan mereka tentu berbeda. Para pelaku spiritual semata – mata berburu pusaka berupa pecut milik Maling Aguno. Pecut yang tidak jelas namanya ini disebut – sebut oleh kalangan spiritual mampu membutakan mata lawan. Tapi hingga kini, tak seorang pun yang bisa mendapatkannnya.
Seperti yang dikatakan oleh Spiritualis asal Surakarta pada Amin. Ia mengaku kepada penduduk setempat pernah di temui oleh sosok Maling Aguno. Penampilannya berbeda dengan namanya. “Kata oarang dari Surakarta, sosok Maling Aguno menggunakan jubah putih serta bertopi dari mendhong, “ujar Amin. Meski berhasil bertemu dengan sosok Maling Aguno. Namun, spiriualis asal Surakarta itu tidak berhasil mendapatkan cemeti pusaka milik Maling Aguno. “Katanya , Maling Aguno belum mau melepaskan cemetinya. Karena masih banyak orang bermasalah yang harus di tolong, “ sambung Amin menirukan cerita spiritualis asal Surakarta.
MALING AGUNO PENCURI YANG BUDIMAN
Begitulah cerita yang berkembang di desa Prambutan. Menurut Tumini, Maling Aguno semasa hidupnya memang seorang pencuri. Ia hidup pada jaman kerajaan Singosari. Meski dikenal sebagai pencuri, namun Maling Aguno beda dengan pencuri jaman sekarang. Karena ia tidak mencuri untuk dirinya sendiri. Hasil jerih payahnya itu ia bagikan kepada fakir miskin. Di dalam mencuri pun, Maling Aguno tidak hanya asal mencuri. Tapi selalu memilih sasaran yang tepat. Misalnya, harta milik kerajaan. Yang kemudian hasil curiannya tersebut dibagikan kepada yang betul – betul membutuhkan . “Jadi meski ia seorang maling, tapi namanya tetap harum di mata masyarakat golongan bawah,”kata Tumini. Selain dikenal sebagai pencuri budiman. Maling Aguno juga di kenal piawai dalam mencuri hati wanita. Di sini adalah puteri – puteri Adipati pada jaman Singosari. Making Aguno dengan mudah merayu puteri Adipati secara diam – diam tanpa di ketahui oleh para punggawa Kadipaten. “ini karena wajah Maling Aguno memang tampan . jadi para puteri Adipati kala itu banyak yang tertarik padanya, “sambung Tumini.
Karena dianggap berlaku kurang ajar, maka pihak kerajaan maupun Kadipaten menganggap perbuatan Maling Aguno ini tergolong kejahatan besar. Karena itu, ia pun masuk dalam daftar pencarian prajurit kerajaan Singosari. Dengan tuduhan , pencuri harta serta penculikan puteri para Adipati. Sementara bagi Maling Aguno, tuduhan itu tak berarti apa – apa baginya. Sebab, meski termasuk dalam daftar buruan nomor wahid. Tak ada seorang punggawa kerajaan berhasil menangkap maupun mendeteksi keberadaaanya. Ini dikarenakan, Maling Aguno sakti mandraguna , yang memiliki pusaka berupa pecut. Pecut ini juga yang mampu membutakan mata orang – orang yang memburunya. Hingga pada akhirnya, Maling Aguno bersembunyi di gunung Pegat. Ia pun hidup di sana. Setelah wafat , oleh rekan – rekannya ia di makamkan di gunung tersebut. “Karena itulah , arwahnya mau membantu orang – orang bermasalah dengan hukum, “jelas Tumini.
Wahana Mistis No. 50/III
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan sesuai topik pembahasan.