18 Februari 2018

MEMBURU PUSAKA RANTAI BABI DI GUNUNG SALAK


Sebuah kisah yang aku alami pada tahun 2008 silam.  Perjalanan untuk kesekian kalinya di Wilayah Gunung Salak.  Dimana pada waktu itu sedang menggebu-menggebunya mencari sebuah pengalaman spiritual pribadi. Pada saat itu ada sebuah tugas spiritual yang menghampiriku.  Aku sebenarnya tidak ingin mengambil tugas tersebut karena suatu alasan tertentu, tetapi karena desakan seorang teman terpaksa tugas itu aku ambil.  Tugas itu adalah mencari sebuah pesanan benda gaib yaitu Pusaka Rantai Babi.  Pusaka rantai babi adalah sebuah pusaka langka yang konon dimiliki oleh siluman Babi dan dijaga ketat oleh mereka. 

Pemesan pusaka tersebut adalah seseorang yang berpengaruh di Republik ini yang tidak bisa aku sebutkan karena suatu privasi.  Sesuai dengan keputusaku, maka pada waktu yang telah ditentukan aku berangkat beserta teman-teman ke tempat tersebut, yaitu menuju Gunung Salak.  Setelah beberapa jam kami berjalan, maka sampailah kami di Gunung Salak.  Kami rehat sejenak melepas lelah dengan menyantap makanan dan minuman serta melakukan ibadah sholat Isya’.  Setelah selesai yaitu sekitar jam 08.00 malam, kami siap-siap melakukan perjalanan spiritual untuk melacak keberadaan pusaka tersebut.

Kami menemukan area titik yang dimana disana ada sumber energi gaib.  Segeralah kami mendatangi titik tersebut yaitu di sekitar area Kawah Ratu.  Disana kami melakukan sebuah ritual khusus untuk meminta izin dan petunjuk dari penguasa gaib di tempat tersebut.   Dalam sebuah ritual tersebut kami mendapat petunjuk gaib yaitu bahwa untuk memperoleh pusaka itu tidaklah mudah, tetapi harus dengan syarat yaitu berpuasa Tapa Pendem 41 hari.  Setelah ritual pembuka selesai akhirnya kami rehat sejenak untuk bermusyawarah bersama.  Setelah musyawarah selesai akhirnya disepakati bahwa ritual harus tetap dilanjutkan.

Pada pukul 11.00 malam, ritual tapa pendem kami lakukan, dimana aku sendiri yang terjun langsung untuk melakukan Tapa Pendem.  Sebelum lebih jauh cerita ini aku lanjutkan, maka pembaca sekalian perlu mengetahui apa itu Tapa Pendem.  Tapa pendem adalah sebuah warisan leluhur tanah Jawa dalam melakukan sebuah akses energi gaib dengan cara mengubur badan ke dalam tanah hingga sebatas leher.  Pada zaman dahulu ritual ini sering dilakukan oleh orang-orang untuk memperoleh ilmu gaib. 

Ritual Tapa Pendem pun kami mulai.  Tempat untuk tapa pendem lokasinya kurang lebih 2 km sebelum kawah Ratu.  Singkat cerita, 1 hari aku menjalankan ritual Tapa Pendem suasana benar-benar mencekam.  Akupun merasakan ketakutan yang luar biasa hebatnya. Keadaan yang begitu dingin menyelimutiku malam itu.  Penampakan berbagai wujud keluar menghampiriku.  Setelah itu aku dikejutkan dengan sebuah sosok wanita yang berpakaian Ratu tetapi dengan kaki seperti Babi.  Aku kaget bukan kepalang.  Belum pernah aku menemukan makhluk seperti itu sebelumnya.  Mungkin inilah yang disebut dengan Ratu kerajaan Babi.  Setelah keadaan terkontrol kemudian saya mengadakan komunikasi dengan makhluk tersebut.  Dalam komunikasi tersebut akhirnya diperoleh kesepakatan bahwa untuk mendapatkan pusaka itu maka syaratnya aku tidak boleh mengucapkan Asma Allah selama ritual tersebut.  

Aku pun akhirnya menyetujui kesepakatan tersebut.  Di hari ke dua kejadian gaib pun lebih terasa mencekam.  Badan terasa panas seperti dibakar api dan godaan-godaanpun semakin banyak.  Akupun tetap bertahan sekuat tenaga dan akhirnya lama-lama lenyap juga godaan itu.  Dihari ke empat badanku seperti diperas layaknya baju yang diperas ketika dicuci.  Badan rasanya penuh sesak, tetapi aku tetap bertahan untuk tidak mengucapkan Asma’ Allah.  Dihari yang ke empat godaan semakin bertambah besar melebihi hari-hari yang telah berlalu.  Dihari inilah aku merasa badan seperti tersiksa.  Karena semakin tersiksa akhirnya akupun melanggar pantangan yaitu mengucapkan zikir Asma’ Allah “Laa ilaa ha illallah”.  

Bersamaan dengan itu ada sebuah kejadian yang luar biasa yaitu di sekitar area itu meledak seperti terkena suatu energi yang Maha Dahsyat.  Kemungkinan itu adalah energi zikir yang aku ucapkan, wallahu ‘alam hanya Allah yang mengetahui.  Setelah itu keluarlah sebuah sinar gaib dari dalam tanah melesat ke atas kemudian jatuh kembali.  Lalu dengan segera aku datangi sinar itu dan ternyata itu adalah pusaka yang aku cari yaitu Rantai Babi.  Alhamdulillah aku panjatkan puji syukur kepada Allah yang telah memperkenankan pusaka itu dapat aku ambil.


Pada tahun 2015 aku kembali pergi ke gunung salak bersama guru saya Ki Prana Lewu untuk melakukan sebuah ritual gaib penggemblengan diri.  Aku di gembleng oleh beliau juga dengan ritual tapa pendem. Alhamdulillah, ritual yang akau lakukan lulus tanpa ada halangan apapun.  Kemudian selang 2 tahun yaitu pada tahun 2017 aku juga kembali ke area gunung Salak.  Kepergianku kali ini bersama dengan tim anggota Paguyuban Surya Nusantara dengan tujuan untuk tafakur alam yaitu bersahabat dengan alam.  Pengalaman gaib selama perjalanan pendakian sudah terasa.  Terdengarlah suara kidung atau nyanyian Jawa yang dibalut dengan gamelan yang sangat merdu sekali.  Kami tertegun sejenak mendengarkan dengan seksama suara gaib itu.  Ternyata aku mengenal kidung tersebut, kalau tidak salah adalah Kidung Siliwangi.  

Setelah kami sampai di tempat yang dituju, kemudian kami mendirikan tenda untuk tempat istirahat.  Suarapun tetap terdengar merdu mengiringi kami saat pendirian tenda.  Setelah pendirian tenda selesai, aku melakukan suatu ritual kontak batin dengan mereka.  Pandangan gaib yang aku tangkap yaitu pelantun kidung tersebut merupakan makhluk gaib yang berbusana Jawa ala kerajaan jaman dulu.  Berbagai makhlukpun berdatangan dengan berbagai wujud seperti Macan Putih, Macan Hitam (Macan Kumbang) ada juga seekor singa yang berwarna keemasan dan masih banyak lagi.  Entah dari mana mereka datang tidak tidak diketahui secara pasti, mereka seperti tertarik untuk menyapa kami.  Aku mencoba berkomunikasi dengan mereka.  

Selaku ketua team aku mencoba berkomunikasi kepada mereka dan merekapun menyambut kedatangan kami dengan baik mungkin karena aku telah melakukan komunikasi gaib sewaktu ada dirumah.  Dari berbagai mitos yang berkembang di masyarakat tentang kerjaan Pajajaran, maka sama persis dengan kondisi lingkungan gaib di gunung salak yang kebanyakan mempunyai ciri khas kerajaan Pajajaran.  


Kejadian di pagi hari yang sungguh luar biasa yaitu angin kencang yang dibarengi suara deburan ombak laut, muncullah pemandangan gaib nan indah yaitu rombongang Rijaul Gaib Pantai selatan dengan 3 Kereta Kencana serta diiringi prajurit dan dayang-dayang yang berbusana khas keraton.  Prajuritnya di sebelah kiri dan dayang-dayangnya di sebelah kanan dengan mengenakan pakaian yang berwarna hitam, kuning, biru, merah, hijau dan putih.  Mereka hanya tersenyum kepada kami.  Kami mencoba berkomunikasi menyampaikan salam silaturahmi kepada mereka.  

Saat komunikasi sedang berlangsung, seekor Naga Merah mengitari area kami.  Kemudian kami menanyakan siapa naga tersebut.  Maka naga tersebut menjawab bahwa dia adalah utusan prabu Angkling Darma yang ditugaskan untuk menemuiku.  Semuanya penuh dengan tanda tanya besar bagiku.  Pemahaman dan pengetahuan harus digali untuk lebih mendalami misteri kehidupan.  Pesanku bagi yang ingin ke area Gunung Salak harap lebih berhati-hati dan bekalilah dengan pemahaman spiritual, karena kondisi yang masih wingit dan banyak makhluk gaib yang sering mengganggu. Khusus untuk para pendaki jangan terbuai oleh alunan lagu atau tembang di wilayah tersebut karena terkadang dapat menyesatkan.

Salam silaturahmi 
Paguyuban Surya Nusantara

Oleh: Ki Gusti Buono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan sesuai topik pembahasan.