29 Desember 2016

PENUNGGU GHAIB WADUK PARISDO MENYUKAI BIR


Dari banyaknya korban jiwa sewaktu pembangunan membuat bendungan ini sering minta tumbal nyawa.  Tak hanya warga sekitar, pengunjung, pengguna jalan yang diusili bahkan petugas jaga pintu air waduk itu pun diganggu.  Anehnya saat digelar ritual pembersihan lelembut, sosok tersebut tak suka kopi sebagai pendamping sesaji, melainkan menyukai Bir.


Waduk Parisdo atau umumnya orang menyebut bendungan Walahar, yang berada di kampung Walahar desa Walahar, Klari, Karawang, Jawa Barat ini memang berperan penting dalam mengatasi banjir akibat luapan Waduk Curug dan Waduk Jatiluhur, Purwarkarta.  Dibangun pada masa penjajahan kolonial Belanda sekitar tahun 1918.  Diatas bendungan antik ini terbentang jalur lalulintas sepanjang 200 meter dengan ketinggian 150 meter dan memiliki lima pintu air.  Konon pembangunan waduk tersebut dikerjakan oleh para tenaga kerja paksa dan menelan sekian korban nyawa.  Dari banyaknya korban itulah sejak tahun 1925 suasananya menjadi angker, sebab arwah para korban kerap muncul mengganggu.  Hingga sekarang keusilannya masih menghantui warga sekitar.  “Pokoknya ada saja laporan warga atau para pengguna jalan yang merasa diganggu penghuni waduk ini pak,” ujar Endang, 46 tahun salah seorang penjaga pintu air.


ULAH ARWAH TUAN BROCHMAN
Lebih rinci diceritakan satu pengalaman ghaib teman sekerjanya yang merasa diusili ketika membawa wanita penghibur yang akan dikencani.  Ceritanya korban yang meminta dirahasiakan namanya, sebut saja HR, waktu kejadian sedang tugas jaga malam.  Selain pemberani ia pun dikenal doyan perempuan nakal.  Salah satu contoh buruk yang sering dilakukannya, pada saat bertugas HR kerap membawa wanita nakal ke tempat kerja.  Sebagaimana cerita yang disampaikan korban pada malam itu sekitar pukul sebelas malam, ia begitu gelisah.  Sebab wanita yang akan dikencaninya itu belum nampak batang hidungnya.  Untuk menghilangkan kegelisahan, iseng ia naik keatas dan memeriksa mesin Cren.


Namun baru saja masuk, mendadak terdengar suara motor berhenti pas di bawahnya.  Kontan ia urungkan niatnya.  Kemudian turun mendatangi asal suara.  Sayangnya ketiak menuruni anak tangga terdengar kembali suara motor itu menjauh.  “Waktu itu ia mengira wanita yang ditunggunya datang, tetapi setelah mengetahui motor pergi lagi, HR pun kembali ke ruang mesin,” jelas Endang menirukan kembali cerita temannya.  Tapi aneh baru beberapa langkah mendadak terdengar percakapan dua orang diatas jembatan, satu wanita dan satunya lagi laki-laki.  Penasaran, ia pun kembali turun dan mencoba mengintip.  Kekagetannya tak mampu disembunyikan.  Pasalnya wanita yang ditunggu-tunggu kini terlihat jelas tengah bercumbu dengan lelaki berpostur tinggi besar, berkulit putih dan berambut kemerahan.  Namun ketika didekati, sosok bule itu langsung lenyap. HR kaget, begitu wanita itu tahu yang mencumbuinya adalah bangsa lelembut maka dia menjerit ketakutan sejurus kemudian tak sadarkan diri.  “Sejak kejadian itu, ia tak berani lagi jaga sendirian, apalagi membawa wanita nakal untuk dikencani,” sambungnya.


Selain kejadian yang menimpa HR, Endang pun mengisahkan pengalamn seorang pengendara motor yang diusili sosok bule hingga kesurupan.  Malam itu, pengendara tersebut menjemput istrinya yang baru pulang dari Karawang.  Saat melintas di areal bendungan, tiba-tiba muncul sosok bule didepan mereka .  Kontan, sang suami langsung menghentikan laju motor.  Ketika berhadapan si istri dipaksa turun oleh sosok itu.  Karuan saja, permintaan itu pun ditolaknya.  Ternyata penolakan itu membuat sosok tak dikenal itu marah dan langsung berubah wujud.  Menyaksikan perubahan sosok dihadapannya, yang ternyata bukan manusia, si suami langsung tancap gas meninggalkan lokasi.

“Melaju dengan kecepatan tinggi dalam keadaan panik, mengakibatkan motor oleng.  Dan waktu melintasi tikungan, mendadak rem selip dan suami istri itu langsung terjungkal.  Beruntung si suami tidak mengalami luka serius.  Tapi si isteri lukanya cukup parah,” kenang Endang.  “Ketika di tolong warga, si suami kesurupan, ngomel dan berteriak histeris.  Hal ini membuat warga panik dan berusaha menyadarkannya.  Namun usaha mereka sia-sia.  Akhirnya setelah minta bantuan pak Suhedi 55 tahun, warga sekitar, pengendara motor itu sadar kembali.  Ketika ditemui di rumah mertuanya, pak Suhedi, pengajar SMP di Karawang, membenarkan keterangan Endang.  Dengan tegas pria bertubuh sedang serta dikenal mumpuni mengatakan bahwa sosok bule yang kerap muncul dan berbuat usil, tergolong suka wanita.  


Bahkan menurutnya sosok tersebut semasa hidupnya bernama Tuan Brochman, pria berkebangsaan Belanda yang menjadi pencetus ide pembangunan bendungan Parisdo.  Tuan Brochman waktu itu juga dikenal sebagai pemilik beberapa perusahaan kongsi di wilayah IV Jawa Barat, termasuk di kawasan Karawang.  Banyak peninggalan-peninggalannya yang masih berfungsi hingga sekarang, diantaranya adalah jembatan gantung Teluk Jambe, Bangunan tua perusahaan percetakan balok es (dikenal dengan sebutan pabrik es).  Serta beberapa gedung tua dan jembatan sasak misran serta pintu air Traum timur yang difungsikan untuk mengairi persawahan.  Bahkan dalam ritual yang dilakukannya, pak Suhedi pernah melihat penampakan Tuan Brochman. “Sosoknya terlihat sedang mengontrol dan memandori para pekerja proyek pembangunan bendungan walahar.  Bentuk lain dari keusilannya adalah menjelma menjadi salah seorang pengunjung,” katanya.  Masih menurut pria humoris ini, sosok tersebut selalu muncul dan sengaja menerjunkan diri ke dalam bendungan.  dan jika terlihat pengunjung bahkan menyelamatkannya, malah si pengunjung itulah yang mati tenggelam.  “Korban tenggelam di sini sudah sering terjadi pak, apalagi saat menjelang pelaksanaan pembuangan lumpur sedimen, pasti ditemukan korban.  


Makannya,sebelum dilakukan pengurasan waduk, saya kerap diminta untuk membantu prosesi ritual selamatan sebagai pembuka plawangan dan meminta izin pada penghuni ghaib lainnya seperti sosok si gagu,” tuturnya enteng.  “Penghuni ghaib disini sangat aneh pak, meski di tempat terbuka tapi tetap berbuat jahil,” imbuhnya.  Tak hanyak pak Suhedi yang mampu melihat sosok bule.  Salah satu anggota tim program acara Uji Nyali milik salah satu stasiun televisi swasta, sebelum menggelar acara live, seorang anggota langsung memasuki ruang penyanggah berukuran enam kali dua meter di kaki jembatan untuk menggelar ritual minta izin dengan cara meditasi.  Menjelang tengah malam mendadak muncul sosoknya hanya terlihat berdiri dari kejauhan.  “Sosok Tuan Brochman terlihat mengenakan seragam menir dengan tongkat ditangan serta topi besar dikepala.  Kumisnya besar melintang di tangannya tergenggam sebotol minuman,” kenangnya. 

SUKA MINUM BIR
Ditemui di ruang kerjanya, Adoy kepala petugas penjaga bendungan Parisdo mengakui keangkeran tempat kerjanya.  Ia tak membantah sedikit pun keterangan pak Suhedi.  Bahkan ia punya pengalaman menarik berkenaan dengan tugasnya.  Waktu itu salah satu mesin Cren berkapasitas 10 Ton yang fungsinya untuk membuka pintu air, mengalami kerusakan fatal.  Hingga berminggu-minggu lamanya mesin tersebut tetap ngadat.  Bermacam peralatan canggih serta tehnisi berpengalaman tak sanggup menghidupkan kembali mesin ke kondisi semula.  Hingga membuat pusing para tehnisi.  Tak terkecuali Adoy.  Ia pun dibuat kesal dengan mangkraknya mesin Cren tersebut.


Dalam kebingungan mendadak muncul ide jitu.  Yakni meminta bantuan pak Suhedi.  Singkat cerita, setelah semua persyaratan sesaji tergelar, seperti nasi tumpeng kuning, tiga telor ayam kampung, bunga setaman, rokok putih, kue jajan pasar, kemenyan dupa ratus, serta sekaleng kue kering.  Di ruang mesin atas itu pak Suhedi menggelar ritual.  Ia duduk bersila untuk meditasi.  Entah dengan mantra apa tak lama terlihat seperti komunikasi dengan seseorang yang tak nampak.  Selang dua puluh menit, ia pun sadar kembali dan segera mengahiri meditasi.  Apa yang didapat dari hasil ritual, sungguh membuat Adoy merinding.  Kebiasaan Adoy disetiap malam jum’at yang menyediakan sesaji dianggap kurang lengkap.  Sesaji itu katanya hanya untuk para pengikutnya saja.  Sedang kesukaannya sendiri tak pernah diperhatikan.  Yaitu sebotol minuman Bir. 

Meski proses ritual mendapat kecaman dari pihak lain, karena berbau animisme tetapi di penghujung ritual sebagaimana yang diminta sosok ghaib lewat komunikasi dengan pak Suhedi, Adoy pun menyediakan sebotol minuman Bir.  Setelah diikutkan dalam sesaji, dan dimantrai, Bir itu kemudian dibuka.  Lalu tanpa ragu lagi isi botol tersebut ditumpahkan merata ke seluruh mesin Cren yang ngadat itu.  Ajaib…!! beberapa saat kemudian, mesin Cren yang difonis tak bisa digunakan lagi itu mendadak berfungsi.  “Nah…! itulah kejadian aneh yang sempat membuat saya bingung pak, kenapa cuma dengan Bir saja kok bisa…!” imbuh pria bertubuh gempal ini meyakinkan.

SELESAI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan sesuai topik pembahasan.