11 Juli 2018

TIGA SUMUR KERAMAT DALAM SATU RUMAH


Rumah milik Padmowiyono(82), warga Desa Sonobekel, Tanjunganim, Nganjuk-Jatim, tergolong langka. Karena di dalam rumah ini terdapat tiga buah sumur berdiameter 40 cm serta berkedalaman sekitar 5 meter. Yang masing – masing sumur, memiliki khasiat berbeda. Peminatnya, dari kalangan pejabat hingga kaum wanita yang ingin awet muda. Ketiga sumur itu warisan Potrojoyo dan Potrogolo.

Ketiga sumur  bertuah itu bernama, Sumur Upas, Sumur Windu serta Sumur Jolotundo. Karena dianggap bertuah, maka pada awal kemunculannya sekitar tahun 1982 hingga sekarang. Rumah Padmowiyono, tak pernah sepi dari pengunjung.

Jika melihat dari ukurannya tersebut , Padmowiyono pun beranggapan bahwa ketiga sumur miliknya ini bukan buatan manusia biasa. “ Sumur ini sudah ada sejak nenek moyang warga desa Sonobekel. Yakni Eyang Potrogolo dan Eyang Potrojoyo. Makamnya dekat situ, katanya sambil menunjuk ke arah makam keramat. Khasiat masing – masing sumur, antara lain untuk pengobatan dari penyakit gaib, untuk awet muda, dan untuk meningkatnkan derajat atau jabatan.

Sumur Upas
Sumur Upas. Sumur ini terletak di dalam ruang tamu rumah Padmowiyono. Sumur ini, berkhasiat sebagai obat orang terkena guna – guna, santet dan penyakit sejenisnya. Cara pengobatannya cukup mudah. Penderita penyakit buatan manusia ini cukup meminum air dari sumur ini.

Menurut Padmowiyono, seberat apapun orang yang terkena penyakit guna – guna, termasuk kena pelet. Begitu meminum air dari sumur Upas, 99 persen dapat sembuh. “ Karena memang air dalam sumur ini mengandung zat yang berguna sebagai penawar racun buatan manusia, “ujar bapak satu orang anak.

Masih menurutnya, yang dimaksud racun. Bukanlah racun sperti racun – racun tanaman atau sejenisnya. Tapi racun di sini memounyai arti seperti Santet, Tenung dan sejenisnya. “ Dulu ketika ramai – ramainya Santet. Banyak orang yang datang kesini untuk sekedar mengambil air dari sumur Upas. Nyatanya setelah meminumairnya, penyakitnya langsung sembuh, “ kata Padmowiyono.

Apa yang dikatakan oleh Padmowiyono dibenarkan oleh, Kuncoro (32). Menurut Kuncoro, ketika ramai dengan isu santet, banyak orang datang mengambil air di sumur Upas. Orang yang datang ke sumur Upas, mayoritas yang rumahnya sekitar kota Situbondo. “ Entah itu kena santet  atau memang penyakit biasa. Tapi nyatanya setelah minum air sumur itu sakitnya sembuh, “ jelas Kuncoro.

Karena letak sumur Upas di dalam rumah, apalagi di ruang tamu. Maka demi keselamatan bersama. Oleh Padmowiyono, pada bibir sumur tersebut diberi tambahan bat bata setinggi 80 cm. “Meski tak lagi tampak asli. Tapi cukup aman. Dan yang pasti, khasiatnya terjamin. Buktinya, hampir tiap hari ada saja orang yang kemari mengambil air, “tukas Padmowiyono yang mengaku pernah bertapa di dekat kawah gunung Kelud.

Sumur Windu
Sumur kedua yang berada di dalam rumah Padmowiyono yakni, Sumur Windu. Khasiat air sumur ini berbeda dengan sumur Upas. Namun, diameternya sama dengan sumur Upas. Yakni sekitar 40 cm. Begitu juga dengan kedalamannya, juga hampir sama dengan sumur Upas sekitar lima meter.

Orang yang datang dan mengambil air di sumur Windu ini mayoritas ingin awet muda. Dan mereka adalah kaum hawa. “ Sumur Windu ini, memang kesukaan para wanita. Ya, tahu sendirilah. Biar tidak cepat tua dan disayang suami, “ kata Padmowiyono yang juga juru kunci makam Potrogolo dan Potrojoyo ini.

Masih menurut kakek yang tergolong linuwih ini. Para kaum hawa yang datang kesitu untuk mengambil air sumur Windu, tidak sebatas orang dari Nganjuk saja. Tak sedikit dari mereka datang dari Lumajang, Malang serta Banyuwangi. Bahkan menurut Padmo, ada juga yang datang dari Jakarta. “ Informasi tentang tuah sumur ini mereka ketahui dari mulut ke mulut, “lanjutnya.

Apa yang dikatakan  oleh Padmowiyono memang ada benarnya. Karena kami sempat memergoki salah seorang pengunjung asal Malang yang meminta Padmowiyono mengambilkan air tersebut.

Dan ketika dikonfirmasi, wanita muda itu tampak malu – malu. “Ah , nggaklah mas. Cuma ikut – ikutan  teman saja. Katanya sih, biar awet muda,”ujarnya tersipu – sipu.

Seperti halnya sumur Upas. Sumur Windu ini juga mendapat renovasi pada bagian bibir sumur. Dengan batu bata setinggi 80 cm. Alasanya sama, demi keamanan. Sehingga sumur ini pun tak lagi tampak aslinya. “ Tapi jika melongok ke dalam, baru kelihatan aslinya, “ tukas Padmowiyono.

Sumur Jolotundo
Seperti halnya kedua sumur yang berada di dalam rumah Padmowiyono. Diantara keduanya telah mendapat renovasi. Sumur Jolotundo yang terletak dikamar belakang juga telah diberi tambahan batu – bata.

Hanya khusus sumur Jolotundo. Tidak sembarang orang orang boleh melihatnya. Karena sumur ini memang selalu ditutup dengan lempengan cor semen. Penutup itu boleh dibuka pada hari – hari tertentu saja. Karena keramatnya, di sebelah sumur  Jolotundo inipun  oleh Padmowiyono diberi sanggar untuk menghaturkan sesaji.

Menurutnya, kasiat sumur Jolotundo berbeda dengan sumur Upas maupun sumur Windu. Sumur yang satu ini dikhususkan bagi mereka yang menginginkan pangkata serta derajat. Karena itu, mereka yang datang dan mengambil air di sumur Jolotundo adalah para pegawai. Khusunya pegawai negeri sipil.

Lebih jauh kata Padmo, peminat air ini justru mereka yang sudah punya kedudukan. Dengan kata lain,  mereka yang bernafsu menginginkan kedudukan lebih tinggimlagi. “ Biasanya mas,  manusia sifatnya kan selalu kurang. Sudah jadi kepala Dinas, ya pingin menjadi Bupati,” sindirnya.

Meski banyak didatangi oleh para pejabat. Namun untuk mengambil air sumur ini, tidak bisa seenaknya. Karena sumur Jolotundo hanya dibuka pada hari – hari tertentu. Maka sebagai alternatif, Padmowiyono sengaja menyediakan air sumur Jolotunda yang sudah diambil sebelumnya. Ini dimaksudkan agar orang yang datang tidak kecewa. Khususnya bagi mereka yang datang dari luar kota. “Kan kasihan mereka yang datang dari jauh jika sampai sini tak bisa mengambil air. Karena itu saya menyiapkannya, “ tutur Padmo.

Muncul Secara Gaib
Keberadaan tiga sumur di dalam rumah Padmowiyono ini. Menurutnya, bukan karena dibuat oleh manusia biasa. Karena secara logika, tak ada seorangpun mampu menggali tanah sedalam lima meter dengan diameter 40 cm. “ Jadi ketiga sumur itu muncul secara gaib, “tandasnya.

Karena memang pada tahun 1980, ketika Padmo membangun rumah tersebut. Ketiga sumur tersebut belum ada. Rumah yang ia bangun itu berdasarkan wisik gaib. Dari petunjuk itu juga,  Padmo mengetahui bahwa di dalam rumahnya terdapat tiga sumur bertuah.

Maka sebagai orang yang kenyang makan asam garam  dunia mistis. Padmo langsung melakukan semedi  memohon petunjuk tentang tiga sumur itu. Di dalam semedinya, ia didatangi oleh Eyang Protojoyo dan Potrogolo.

Kepada Padmowiyono, kedua sosok yang merupakan cikal – bakalnya Desa Sonobekel ini berpesan agar menjaga baik – baik  ketiga sumur tersebut. “ Eyang Potrojoyo dan Potrogolo juga yang memberi nama ketiga sumur tersebut. Mereka juga yang menjelaskan khasiat tiga sumur itu, ungkapnya.

Masih kata Padmo, ketiga sumur ini sebenarnya sudah ada sejak jaman Potrojoyo dan Potrogolo. Bahkan menurutnya, sumur – sumur itu  sebenarnya tidak kasat mata. “  Dan ketiga sumur itu baru bisa dilihat dengan mata telanjang  sekitar 25 tahun silam, “ujar Padmo yang mengaku mempunyai garis keturunan dengan Potrojoyo dan Potrogolo ini.

Masih menurut Padmo yang sudah 50 tahun menjadi juru kunci makam Potrojoyo yang sudah 50 tahun menjadi juru kunci makam Potrojoyo dan Potrogolo. Ketika pertama kali kemunculan sumur ini. Ratusan orang datang untuk mengambil air bertuah ini. “ Cuma sekarang, yang datang sudah berkurang, “kata Padmo.

Wahana Mistis No.50/III

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan sesuai topik pembahasan.