17 Februari 2016

WEJANGAN SERAT JIWA KHUSUS PENDEKAR



Yang menentukan seseorang itu mencapai tataran ilmu bukan hanya tergantung dari perguruannya, akan tetapi tergantung dari individu masing-masing, barokah guru dan atas izin dan keridhoa’an Allah SWT.

    Pendekar merupakan seseorang yang telah mempelajari ilmu kanuragan maupun spiritual dan mengetahui hakekat ilmu tersebut.  Pendekar sejati ialah yang selalu menjaga ucapannya, tingkah lakunya, dan selalu taat pada perintah Tuhan dan menjauhi larangannya.  Seorang ulama’ mengatakan janganlah berguru kepada orang yang hatinya tidak ada nur kedekatan dengan Allah, karena orang tersebut merupakan utusan para syaitan yang ingin menyesatkan umat manusia. 


    Pada kesempatan kali ini penulis akan menyampaikan sebuah wejangan ampuh seorang ulama’ dari tanah Jawa yang pada masanya pernah menjabat sebagai Imam Besar di Masjidil Haram.  Beliau adalah Syech Nawawi Al Bantani.  Nasehat tesebut semoga menjadi ilmu pegangan yang tertancap didalam hati sanubari yang tentunya atas izin Allah yang Maha Kuasa.  Silahkan pembaca resapi nasehat-nasehat dari beliau Syech Nawawi Albantani berikut ini:

1.      Dua perkara tidak ada yang lebih utama dari keduanya yaitu : Iman kepada Allah dan memberi manfaat kepada orang Islam (baik dengan ucapan, kuasa, harta atau dengan tenaga)
2.      Barang siapa bangun pagi dan tidak bermaksud menzalimi seseorang, maka ia diampuni dosanya.  Dan barang siapa bangun pagi dan bermaksud menolong orang yang teraniaya serta memenuhi keperluan orang Islam, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala haji mabrur.
3.      Manusia yang paling dicintai Allah ialah yang bermanfaat bagi manusia lainnya.  Dan seutama-utama amal ialah menyenangkan hati orang yang beriman dengan cara menghilangkan kelaparan, kesusahan, atau melunasi hutangnya.
4.      Dua perkara yang lebih kotor dan keji dari pada keduanya adalah menyekutukan Allah dan mendatangkan kemudharatan bagi kaum muslimin.
5.      Barang siapa yang masuk kubur tanpa bekal seakan-akan dia mengarungi lautan tanpa kapal (perahu)
6.      Kesedihan dalam urusan dunia menggelapkan hati dan kesedihan dalam urusan akhirat menerangi hati.


7.      Barang siapa sedang mencari ilmu maka sebenarnya ia sedang mencari surga.  Dan barang siapa mencari kemaksiatan maka sebenarnya dia sedang mencari neraka.
8.      Barang siapa yang memiliki modal takwa maka lisannya malas untuk mengatakan bahwa dia telah beruntung di dalam agamanya, dan barang siapa yang memiliki modal dunia, maka lisannya malas untuk mengatakan bahwa dia rugi dalam agamanya.
9.      Setiap maksiat yang timbul karena dorongan nafsu bisa diharapkan ampunannya dan setiap maksiat yang timbul karena sikap sombong tidak bisa diharapkan ampunannya, karena kedurhakaan iblispun sumbernya dari sikap sombong, sedangkan kesalahan Nabi Adam sumbernya dari nafsu.
10.  Jangan meremehkan dosa-dosa kecil karena dosa-dosa kecil itu akan bercabang-cabang dan menjadi dosa yang besar.



11.  Bahagialah bagi orang yang keadaan akalnya jadi raja, sedang nafsunya menjadi tawanan.  Dan celakalah bagi orang yang keadaan nafsunya jadi raja, sedang akalnya menjadi tawanan.
12.  Menyempurnakan akal adalah dengan mengikuti keridhaan Allah ta’ala dan menjauhi kebenciannya.
13.  Taatlah kau kepada Allah dan pada apa yang Allah perintahkan kepadamu, janganlah kau durhaka kepada Allah dan pada apa yang telah Allah perintahkan kepadamu.

SEKIAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan sesuai topik pembahasan.