Yang menentukan seseorang itu mencapai tataran ilmu bukan hanya tergantung
dari perguruannya, akan tetapi tergantung dari individu masing-masing, barokah
guru dan atas izin dan keridhoa’an Allah SWT.
Pendekar merupakan seseorang yang telah mempelajari ilmu kanuragan maupun
spiritual dan mengetahui hakekat ilmu tersebut.
Pendekar sejati ialah yang selalu menjaga ucapannya, tingkah lakunya,
dan selalu taat pada perintah Tuhan dan menjauhi larangannya. Seorang ulama’ mengatakan janganlah berguru
kepada orang yang hatinya tidak ada nur kedekatan dengan Allah, karena orang
tersebut merupakan utusan para syaitan yang ingin menyesatkan umat
manusia.
Pada kesempatan kali ini
penulis akan menyampaikan sebuah wejangan ampuh seorang ulama’ dari tanah Jawa
yang pada masanya pernah menjabat sebagai Imam Besar di Masjidil Haram. Beliau adalah Syech Nawawi Al Bantani. Nasehat tesebut semoga menjadi ilmu pegangan
yang tertancap didalam hati sanubari yang tentunya atas izin Allah yang Maha
Kuasa. Silahkan pembaca resapi nasehat-nasehat
dari beliau Syech Nawawi Albantani berikut ini:
1.
Dua perkara tidak ada yang lebih utama dari keduanya yaitu :
Iman kepada Allah dan memberi manfaat kepada orang Islam (baik dengan ucapan,
kuasa, harta atau dengan tenaga)
2.
Barang siapa bangun pagi dan tidak bermaksud menzalimi
seseorang, maka ia diampuni dosanya. Dan
barang siapa bangun pagi dan bermaksud menolong orang yang teraniaya serta
memenuhi keperluan orang Islam, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala haji
mabrur.
3.
Manusia yang paling dicintai Allah ialah yang bermanfaat bagi
manusia lainnya. Dan seutama-utama amal
ialah menyenangkan hati orang yang beriman dengan cara menghilangkan kelaparan,
kesusahan, atau melunasi hutangnya.
4.
Dua perkara yang lebih kotor dan keji dari pada keduanya
adalah menyekutukan Allah dan mendatangkan kemudharatan bagi kaum muslimin.
5.
Barang siapa yang masuk kubur tanpa bekal seakan-akan dia
mengarungi lautan tanpa kapal (perahu)
6.
Kesedihan dalam urusan dunia menggelapkan hati dan kesedihan
dalam urusan akhirat menerangi hati.
7.
Barang siapa sedang mencari ilmu maka sebenarnya ia sedang
mencari surga. Dan barang siapa mencari
kemaksiatan maka sebenarnya dia sedang mencari neraka.
8.
Barang siapa yang memiliki modal takwa maka lisannya malas
untuk mengatakan bahwa dia telah beruntung di dalam agamanya, dan barang siapa
yang memiliki modal dunia, maka lisannya malas untuk mengatakan bahwa dia rugi
dalam agamanya.
9.
Setiap maksiat yang timbul karena dorongan nafsu bisa
diharapkan ampunannya dan setiap maksiat yang timbul karena sikap sombong tidak
bisa diharapkan ampunannya, karena kedurhakaan iblispun sumbernya dari sikap
sombong, sedangkan kesalahan Nabi Adam sumbernya dari nafsu.
10.
Jangan meremehkan dosa-dosa kecil karena dosa-dosa kecil itu
akan bercabang-cabang dan menjadi dosa yang besar.
11.
Bahagialah bagi orang yang keadaan akalnya jadi raja, sedang
nafsunya menjadi tawanan. Dan celakalah
bagi orang yang keadaan nafsunya jadi raja, sedang akalnya menjadi tawanan.
12.
Menyempurnakan akal adalah dengan mengikuti keridhaan Allah
ta’ala dan menjauhi kebenciannya.
13.
Taatlah kau kepada Allah dan pada apa yang Allah perintahkan
kepadamu, janganlah kau durhaka kepada Allah dan pada apa yang telah Allah
perintahkan kepadamu.
SEKIAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan sesuai topik pembahasan.