Aku sebenarnya cukup tegar mengahadapi kehidupan yang serba
pas-pasan. Sebagai manusia biasa aku memang
mengharap hidup lebih baik dalam segi ekonomi.
Namun aku masih bisa berpikiran sehat, dengan tidak melakukan cara-cara
konyol dan sesat. Aku lebih memilih
berusaha tak kenal lelah dengan memanfaatkan kemampuan diriku. Jika akhirnya aku menjadi pelaku pesugihan,
itu lebih dikarenakan isteriku yang tak siap mental menghadapi keadaan
tersebut. Tapi sesungguhnya ia adalah
wanita berhati baik. Hanya saja ia yang
berasal dari keluarga bergelimang harta, tak biasa untuk hidup sangat
sederhana. Apalagi, ia sendiri yang dulu
ngotot memilih aku menjadi suaminya, meski ditentang mati-matian oleh orang tua
dan saudara-saudaranya.
Semakin hari kondisi mentalnya kian parah.
Meski tak pernah berani marah padaku, setiap hari ia mengeluhkan kondisi
hidup kami. Aku sendiri sebenarnya cukup
bisa memaklumi sikapnya. Dalam hati
kecilku aku juga ingin bisa membahagiakannya dari sisi materi. Tapi apa lacur, kondisi mental isteriku
benar-benar parah. Hingga pada suatu
malam, entah dapat ide dari siapa atau siapa yang mempengaruhi isteriku
tiba-tiba mencetuskan usulan gila yang tidak pernah aku duga sebelumnya. Dengan sangat hati-hati ia memintaku untuk
mencari kekayaan lewat jalur pesugihan.
Yang lebih membuatku terheran-heran manakala ia menunjukkan padaku
tempat untuk mendapatkan tuyul. Ia
seakan telah tahu betul lokasi tersebut.
Yang disebutkannya waktu itu, yakni disalah satu gunung di Kabupaten
Gresik. Memang tempat tinggalku
dipinggiran Surabaya Barat, tepatnya di Kecamatan Benowo, tapi dari mana ia
tahu tentang lokasi itu? Padahal
seingatku ia tak pernah thu daerah sana dan akupun tak pernah mengajaknya
jalan-jalan ke sana. Ketika aku korek
tentang hal itu, ia tak mau berterus terang.
Ia hanya mengatakan pokoknya tahu dari seseorang. Dan yang membuatku semakin salah sikap, ia
terus merengek agar aku berseia memenuhi permintaanya itu. Resiko yang kujelaskan jika menjalani hal
itu, juga tak cukup ampuh untuk meredam keinginannya. Bahkan ia mengatakan, bersedia jika harus
menyusui tuyul itu nantinya. Hingga tiga
minggu berselang, aku masih bisa bertahan untuk tidak datang ke gunung
tersebut. Tentunya dengan beralasan
belum punya waktu luang.
Baca Juga: Rahasia Surat Al Insyiroh
Namun ketika
suatu hari isteriku mengatakan akan datang kesana sendiri jika aku tak segera
kesana, akupun tak berdaya menghindar lagi.
Bagaimanpun aku masih sayang padanya.
Aku tak tega, jika ia sendiri yang melakukan hal itu. Meski dengan hati berat, aku akhirnya
berangkat juga ke Gunung tersebut mencari tuyul untuk pesugihan sebagaiman yang
diinginkan isteriku. Aku kesana diantar
seorang paranormal yang kudapatkan dari temanku. Keberangkatanku, dilepas isteriku dengan
seualas senyum yang menyiratkan pengharapan besar. Itulah yang membuatku tak menyurutkan
langkah.
Setelah susah payah menempuh perjalanan, karena harus berganti-ganti
angkutan umum, sampailah aku di lokasi.
Tepatnya yakni di sebuah goa yang berada diatas bukit. Di dalam goa tersebut kami lalu melakukan
ritual. Mula-mula untuk membuka
komunikasi dengan makhluk halus penguasa setempat, paranormal yang menyertaiku
lantas menghaturkan sesaji yang kami bawa dari rumah dan membakar
kemenyan. Berikutnya mulut mulai
komat-kamit membaca mantra. Tak lebih
dari setengah jam, udara di dalam goa sudah berubah lebih dingin, namun dingin
terasa lain, bulu kudukku sampai meremang.
Aroma kemenyan yang dibakar, menambah suasana semakin mistis.
Hingga akhirnya di depanku tiba-tiba telah
berdiri sesosok tubuh berukuran sangat besar dengan wajah amat
menyeramkan. Sejurus kemudian,
paranormal itu berkata kepadaku, bila saatnya untuk menyampaikan keinginan dan
membuat perjanjian ghaib. Singkat cerita
dalam kesempatan tersebut, apa yang aku inginkan dikabulkan oleh sosok raksasa
itu. Tapi sebagai gantinya, ia
memberikan beberapa persayaratan padaku.
Yakni aku harus merawat dengan baik tuyul yang merupakan anak buahnya,
yang akan diikutkan denganku.
Selanjutnya setiap tahun aku diharuskan menggelar selamatan dengan
menyembelih kambing kendit di lokasi goa itu.
Dan yang terakhir, isteriku diharuskan bersedia menyusui tuyul tersebut
setiap kali habis bertugas.
Syarat yang paling menjadi dilema bagiku yakni isteriku yang diharuskan
menyusui tuyul tersebut. Namun karena
sejak semula isteriku telah menyatakan kesediaanya menjalani tugas itu, maka
akupun lantas menyanggupi semua syarat itu.
Dan sejak itulah, aku terikat perjanjian ghaib dengan raksasa penguasa
goa itu. Setelah merampungkan ritual
perjanjian kamipun bergegas pulang.
Lima hari berselang, tuyul yang kubawa pulang dan kupelihara, mulai dapat
disuruh bekerja. Di hari pertama
gerilyanya ia berhasil membawa pulang uang sejumlah 2.000.000. Dan di hari-hari berikutknya, pendapatannya
kian melimpah. Hingga dalam sebulan
pertama total uang hasil curiannya mencapai 20 juta lebih. Agaknya tuyul itu semakin lihai dan
mengetahui situasi di sekitar tempat tinggalku, khususnya tentang tempat-tempat
penyimpanan uang milik orang lain.
Melihat tumpukan uang sebegitu banyak, isteriku sangat gembira.
Dari hasil tersebut, pertama-tama yang
dibelinya adalah perabot rumah tangga yang lumayan mewah. Dan waktu-waktu berikutnya gantian kebutuhan
lain yang dibeli. Hanya saja, meski
sudah berjalan satu tahun, kami sepakat untuk tidak merenovasi rumah. Itu semata-mata untuk menjaga agar para
tetangga tidak curiga. Sebab, aku
sendiri tetap menjalani pekerjaan lamaku, yakni sebagai sopir angkutan umum
yang penghasilannya tak seberapa besar.
Jadi kalau sampai bisa membangun rumah apalagi dengan sangat mewah para
tetangga pasti langsung kasak-kusuk.
Wajar jika isteriku begitu menikmati hasil tersebut. Sebab selama itu, dialah yang harus rela
untuk menyusui tuyul tersebut, setiap kali pulang dari beroperasi. Itu sudah menjadi perjanjian ghaibku dengan
makhluk halus bertubuh mungil tersebut.
Sementara aku sendiri, jujur saja tak banyak melakukan apa-apa yang
berarti setelah ritual dan membawa tuyul itu kerumah. Hanya saja setahun sekali aku memang pergi ke
goa di gunung tersebut untuk menggelar selamatan sebagaimana perjanjian.
Hingga akhirnya, satu sore di tahun ketiga kami memelihara tuyul,
kutemukan isteriku terkulai lemas di pembaringan dengan kondisi tubuh yang
sangat mengenaskan. Tubuhnya terutama di
sekitar payudara, tampak keriput dan kering.
Sementara nafasnya tersengal-sengal lemah. Kuatir terjadi apa-apa aku bergegas
membawanya ke rumah sakit. Namun belum
baru saja sampai disana, sebelum sempat mendapat perawatan dokter, nyawa
isteriku tak tertolong lagi. Ia
menghembuskan nafas terahir saat dibawa ke ruang ICU. Seketika aku menjerit histeris,. Ada rasa prihatin ada juga penyesalan yang
mendalam.
Saat pemandian jenazah, sebenarnya banyak pihak keluarga yang menanyakan
kematian mendadak isteriku, terutama setelah melihat tubuhnya yang
keriput. Namun sejauh itu, aku hanya
bisa mengatakan bila tak tahu sama sekali penyebabnya. Kukatakan pula, bila isteriku tak pernah
mengeluhkan sedang menderita suatu penyakit.
Sebab, memang aku sendiri tak tahu.
Beberapa hari berselang, barulah aku mendapatkan jawaban atas misteri
kematian isteriku. Menurut paranormal
yang dulu mengantarku ke Gunung, kematian itu akibat isteriku yang terlalu lama
menyusui tuyul. Sebab katanya, sejatinya
yang di hisap sang tuyul bukanlah air susu.
Melainkan darah isteriku. Akibatnya
tubuh isteriku lambat laun keriput lantaran kehabisan darah.
Kini, aku hidup sendiri di usiaku yang telah memasuki 50 tahun, karena
bersama isteriku, aku tak dikaruniai anak.
Hidupku pun kembali seperti semula, pas-pasan. Sementara tuyul pesugihanku kembali ke
sarangnya. Sebenarnya menurut paranormal
itu, aku bisa saja memiliki kembali tuyul itu, asal lebih dulu aku harus
menikah lagi. Sebab kalau tidak menikah,
siapa yang akan menyusuinya? Tapi, aku
lebih memilih kehidupanku yang sekarang, yang apa adanya. Semoga pegalaman hidup nan pahit ini bisa
menjadi peringatan bagi pembaca akan bahayanya pesugihan.
SEKIAN
salam kenal sob semoga bertambah sukses
BalasHapusmantap mas infonya dan salam sukses selalu
BalasHapusterimakasih bos infonya dan sangat mengerikan sekali
BalasHapusmakasih gan infonya dan semoga bermanfaat
BalasHapusoke...sama-sama salam kenal juga
BalasHapusBarangsiapa meninggal dalam keadaan pesugihan (musrik) maka ia akan kekal selama lamanya dineraka jika tidak bertaubat.
BalasHapusSabar ya
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus