6 Oktober 2019

MISTERI KOTA TIAHUANACO


Kota itu terletak pada ketinggian lebih dari 13.000   kaki   dan bermil-mil   jauhnya dari   kota-kota lain.   Jika kita berangkat dari Cuzco, Peru,   maka   akan mencapai   kota   dan tempat-tempat penggalian itu   setelah   mengadakan perjalanan   beberapa   hari dengan   kereta   api   dan kapal laut. Dataran   tingginya   mirip dengan   suatu pemandang-an   di   planet yang   belum  dikenal. Kerja   tangan adalah siksaan bagi siapa saja yang bukan   penduduk   asli   di   sana.

Tekanan   udaranya   kira-kira setengah dari tekanan udara di atas permukaan   laut   dan  sehubungan dengan   itu   kandungan   oksigen dalam udaranya sudah  tentu sedikit sekali.   Namun  demikian di  atas dataran  tinggi   ini  berdiri  suatu kota yang besar sekali.  Tidak ada tradisi otentik  mengenai Tiahuanaco   ini. Dalam hal ini  barang kali  kita harus merasa   gembira   bahwa   jawaban-jawaban yang   dapat   diterima   tidak dapat   dicapai   dengan   bersandar kepada   cara   belajar  kuno   yang turun-temurun itu.

Reruntuhan yang sangat tua itu (kita tidak   tahu   berapa   ribu   tahun tuanya),  mengapunglah kabut  masa lampau, kedunguan dari misteri atau kegaiban.   Balok-balok   batu   pasir seberat   100   ton yang   ditumpungi dengan balok-balok  lain seberat  60 ton dijadikan dinding. Bidang-bidang lain yang bertepi  dan bersudut  tepat  pada persambungan dengan batu-batu persegi lainnya, yang disatukan oleh jepitan yang terbuat dari tembaga. Di samping itu, semua susunan batu itu telah dikerjakan secara rapi  sekali.  Lubang-lubang sedalam 8 kaki yang sampai  sekarang belum dijelaskan untuk apa  terdapat  dalam balok batu yang beratnya   10   ton.  

Batu   ubin   yang   sudah aus,   yang   panjangnya   16  ½  kaki   dan merupakan satu potong batu  tanpa sambungan  juga  tidak membantu memecahkan teka-teki yang terdapat di Tiahuanaco itu. Saluran air yang terbuat dari batu sepanjang 6 kaki dan lebar 1 ½ kaki, terdapat bertebaran di atas lantai bagaikan mainan. Tebaran   benda-benda itu   pasti   disebabkan oleh   bencana   alam yang dahsyat. Penemuan   ini   telah mengejutkan   kita karena   hasil   karyanya yang   begitu   cermat.

Apakah nenek moyang kita di Tiahuanaco tidak dapat   berbuat   sesuatu yang   lebih   baik   dari pada   menghabiskan waktu   bertahun   tahun membuat   saluran seperti   itu   tanpa peralatan sedemikian cermatnya,   sehingga kalau   dibanding  kan maka saluran air kita yang modern dan terbuat  dari  beton  itu seolah-olah hanyalah hasil pekerjaan yang ceroboh belaka? Di  halaman kuil yang sekarang  telah dipugar,   terdapat  sekumpulan patung kepala campur  aduk,  yang kalau diperhatikan dari  dekat  adalah merupakan kumpulan dari berbagai ras, karena sebagian   mukanya ada yang berbibir tipis, ada yang berbibir tebal.

Sebagian ada yang   berhidung   panjang, ada   yang berhidung lengkung,   sebagian   ada yang berkuping  tipis bagus, ada   yang   berkuping   tebal, sebagian   berwajah   lembut, ada   yang   wajahnya bersudut-sudut.   Dan sebagian dari  kepala-kepala itu   berhelm   aneh.   Apakah bentuk-bentuk   wajah   yang tak dikenal   ini  dimaksudkan untuk mencoba menyampaikan pesan kepada kita bahwa kita tidak dapat  dan tidak akan mengerti karena dicegah oleh sikap kita yang keras kepala dan berprasangka? Salah satu  keajaiban  arkeologi dari   Amerika   Selatan   ialah   Gerbang  Monolitas Matahari  di  Tiahuanaco yakni  suatu patung raksasa yang  tingginya hampir  10 kaki, lebarnya 16 ½ kaki, dipahat dari satu balok batu tunggal.Beratnya ditaksir lebih dari 10 ton.

Empatpuluh   delapan   buah   bujursangkar   yang disusun   dalam   tiga   deretan, mengapit   patung  yang  menggambarkan   dewa   terbang.   Apakah yang   diceritakan legenda tentang kota Tiahuanaco yang misterius itu? Alkisah,  dikatakan bahwa sebuah  kapal   ruang  angkasa  terbuat  dari  emas  pernah datang   dari   suatu   bintang.  Di dalamnya   terdapat   seorang  wanita   yang   bernama Oryana, yang akan melaksanakan tugas di bumi ini yakni menjadi Ibu Agung. Oryana hanya mempunyai  empat   jari  yang di   sela-selanya berselaput   seperti   jari-jari   kaki bebek.  Ibu Agung Oryana melahirkan 70 orang anak bumi, setelah itu ia kembali ke bintang   tempat  asalnya.  Memang di  Tiahuanaco  ditemukan  pahatan-pahatan  batu karang yang menggambarkan makhluk hidup yang berjari empat. Abadnya tak dapat di tentukan.  Tiada seorang pun dan dari  abad mana pun  yang  telah  kita  ketahui pernah melihat Tiahuanaco dalam keadaan utuh.

Rahasia apakah yang disembunyikan kota ini? Pesan apakah yang dikirim dari dunia lain,   yang menanti   pemecahannya   pada   dataran   tinggi   di  Bolivia   itu?   Tidak   ada penjelasan yang masuk akal mengenai awal dan akhir kebudayaan ini. Hal ini sudah tentu  tidak akan menghentikan beberapa arkeolog membuat  ketentuan yang berani dan berkeyakinan pribadi  menetapkan bahwa tempat   reruntuhan  itu  telah berumur 3.000   tahun.  Mereka  menentukan   zaman   ini berdasarkan beberapa   patung   yang menggelikan   terbuat   dari   tanah   dan   yang   tak  mungkin  mempunyai sangkut   paut dengan zaman monilit.

Para sarjana mempermudah sesuatunya demi  kepentingan mereka.   Mereka   persatukan   sejumlah  pecahan-pecahan   tembikar,   mencari   dan meneliti kebudayaan dari  satu atau dua  zaman yang berdekatan,  Kemudian   label dipasang   pada penemuan   yang   telah   dipersatukan   tadi,   dan  dengan   demikian cocoklah segala sesuatunya pada pola pemikiran yang telah disetujui. Cara ini nyata sekali lebih mudah dari pada mencoba gagasan tentang adanya suatu keterampilan tehnik yang diperlukan di suatu zaman , atau gagasan tentang adanya wisatawan  ruang angkasa dari  zaman yang  telah  lama silam.  Percobaan gagasan demikian dianggap hanya akan mempersulit persoalan, tanpa guna.

Sumber: World Mystery Book

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan sesuai topik pembahasan.