9 April 2018

ULAR KEMBAR DANYANG JEMBATAN KALI KESAMBI

      Sudah tak terhitung jumlah korban tewas di atas badan jembatan ini. Selain karena kesalahan manusia sendiri, banyak faktor lain yang mempengaruhinya. Tak heran, sampai sekarang warga meyakini jembatan tersebut ditunggu siluman ular kembar. Yang sewaktu waktu mendatangi rumah warga yang baru saja pindah.  Di tikungan tajam yang berada disekitar 15 meter dari Jembatan Kali Kesambi, saat itu terlihat sebuah truk gandeng bernopol E9587A, tiba – tiba nyungsep kedalam tambak tanpa sebab yang jelas.  Kecelakaan tersebut membuat truk bermuatan ikan teri yang dikemas dalam kotak itu ringsek pada bagian depannya.  Dalam kejadian itu, sang pengemudi langsung tewas di tempat kejadian.  Sedangkan kenek masih selamat meski mengalami luka cukup parah.  Ceritanya, truk yang melaju dengan kecepatan sedang dikemudikan dalam keadaan mengantuk, sopir tdiak bisa menguasai kemudi saat memasuki tikungan tersebut.  Dan terjadilah kecelakaan tragis, tepat pukul satu dini hari.

Memasuki jalur utama Lasem – Rembang pera pemakai jalan harus lebih waspada dalam menjalankan kendaraannya.  Selain berbahaya dan sering terjadi kecelakaan, jalur tersebut terkenal padat.  Semua jenis kendaraan berbagai ukuran berebut menjadi yang terdepan di ruas jalan ini, sebab jalur  ini merupakan akses utama Pantura yang melalui Provinsi Jawa Tengah sebelah utara.

Rawan Kecelakaan
Jalan selebar kurang lebih enam meter, sudah tak mampu lagi menampung arus kendaraan yang lewat tak heran, jika terjadi sesuatu, antrian panjang ratusan meter segera terjadi.  Tidak itu saja, beberapa jembatan yang harus dilewati kebanyakan berada tak jauh dari jalan yang menikung tajam.  Mengharuskan pengemudi mengurangi kecepatan.  Apalagi saat akan melewati jembatan di Desa Kesambi ini, semua pengemudi harus ekstra hati – hati, kalau tidak ingin celaka.

Berbagai upaya dilakukan oleh pihak berwenang dalam menenkan terjadinya musibah di ruas jalan ini.  Namun semua usaha tersebut masih jauh dari harapan.  Bukan sekali ini saja musibah yang terjadi diruas jalan itu, sebelumnya juga dialami sebuah truk trailer dari arah  yang sama.

Sebenarnya banyak faktor yang menjadi penyebabnya, disamping karena kesalahan manusianya sendiri, juga kadang di ikuti faktor lainnya yang kadang tak bisa dinalar, Mas.  Contohnya seprti nasib pengemudi truk yang nyungsep tersebut.  Secara logika, dengan kecepatan sedang, tidak mungkinlah bisa sampai tergelincir dari jalan raya dan masuk tambak.  Kalau tidak ada faktor X yang mengikuti, saya rasa peristiwa kecelakaan itu tidak akan terjadi terjadi, ujar Bripka Supriadi salah satu anggota Polsek Sarang.

Sirine Tanda Kecelakaan
Dari seringnya terjadi musibah kecelakaan lalu lintas, banyak isu – isu miring yang tersebar tentang keangkeran Jembatan Kali kesambi.  Jembatan yang berada di Desa Kalipang, Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang.  Sampai sekarang sudah tak terhitung korban tewas sia – sia di atas badan jembatan yang baru diresmikan tanggal 28 Januari 1997 lalu.  Aneh, sebelum kejadian kecelakaan tersebut beberapa warga setempat pasti melihat tanda sebelum musibah terjadi.

Biasanya, pada malam hari terdengar bunyi sirine mobil ambulance di tengah malam.  Tapi orang yang mendengar raungan sirine itu tak melihat mobil tersebut. Kalau tidak keesokan harinya ya selang beberapa jam kemudian terjadi peristiwa kecelakaan yang pasti membawa korban tewas ditempat kejadian, kata Setiawan(47), warga Desa Sendang mulyo yang sempat ditemui di sebuah warung  tak jauh dari jembatan tersebut.  Seringnya kecelakaan yang terjadi juga karena kesalahan manusianya sendiri.  Sebenarnya, jika pengemudi tak sembrono dalam menjalankan kendaraan dan tahu adat yang berlaku seperti membunyikan klakson, menyalakan lampu, atau membuang recehan sebagai tanda permisi, saya yakin mereka akan selamat. Rupanya hal ini tak dilakukan oleh para pengemudi.  Percaya atau tidak, demikian kenyataannya Mas, tambahnya dengan nada meyakinkan.

Sepasang Ular
Menurut cerita yang berkembang dan diyakini warga setempat, jembatan itu dihuni oleh keluarga lelembut yang berasal dari pohon asam yang berada sebelah utara Jembatan kesambi.  Sebelumnya keluarag tersebut tinggal di tanah kosong berbukit kecil yang terletak di samping kali.  Setelah bukit diratakan untuk dibangun sebuah masjid di atasnya, mereka pindah kesebelah timur jembatan. Cerita lain mengatakan, di kedua ujung jembatan itu dihuni sepasang ular siluman piaraan lelembut yang tinggal di tanah kosong tersebut.

Beberapa orang sesepuh yang sempat ditemui, membenarkan cerita tersebut.  Menurutnya, seluruh keluarga lelembut itu tergolong tidak jahat, biasanya muncul sebagai pertanda akan terjadi musibah.  Dan yang diyakini jahil dan sering meminta korban,  yakni sepasang ular piaraan lelembut tersebut.  Biasanya, ular tersebut marah jika ada orang yang merusak tempat tinggalnya.

Seperti pengalaman Asep Sunarta (32), warga Desa Trisik, Indramayu, yang sempat ditemui mengaku pernah punya pengalaman aneh saat mencoba membuat tambatan perahunya tak jauh dari jembatan.  Ceritanya, beberapa pohon bakau yang tumbuh ditepi sungai ditebangnya.  Tak lama kemudian, ia mendadak pingsan.  Melihat itu, bergegas rekan – rekan sesama nelayan mencoba memberikan bantuan.  Belum berhasil membangunkan Asep, tiba – tiba mereka dikejutkan dengan omelannya yang tak karuan.

Takut terjadi sesuatu yang tak di inginkan, mereka membawa Asep pada orang ngerti yang tinggal di sekitar desa tersbut.  Setelah diberi jampi – jampi, tak lama berselang ia pun siuman.  Selanjutnya ia bercerita, setelah menebang pohon bakau, ia didatangi dua orang laki – laki yang membawa golok besar.  Keduanya marah besar, sebab ia telah merusak tempat bermain anak – anaknya dan meminta untuk dikembalikan seperti semula.  Jika tidak , keduanya akan menenggelamkan perahunya yang din tambatkan dibawah jembatan.  

Sejak saat itu, saya tidak lagi berani membawa perahu melewati bawah jembatan Kesambi.  Dibayar berapapun saya tidak mau mas.  Daripada kesurupan seperti pertama kali menebang pohon bakau, kenangnya.  Apalagi penunggu yang diyakini siluman ular kembar tersebut dapat menjelma menjadi dua orang laki – laki dengan wajah seram.  Pokonya saya kapok Mas, berbuat macam – macam di sekitar jembatan Kesambi, lanjutnya.

Jembatan Kesambi bukan hanya dikenal oleh para penggun ajalan raya, nelayan juga sangat mengenal nama jembatan itu, mereka sangat hafal dengan kondisi serta kedalaman kali yang biasanya dilewati dibawah jembatan itu, saat – saat tertentu Kali Kesambi memang sangat dangkal, disaat laut sedang pasang kali ini mampu membuat banjir sebagian desa yang berada di tepi kali.

Jembatan dengan kontruksi baja buatan luar negeri itu, jika dilihat sepintas terlihat biasa – biasa saja.  Namun pada saat – saat tertentu , jembatan ini berubah menakutkan.  Beberapa orang pernah menyaksikan kejadian – kejadian aneh yang terjadi.  Tidak saja warga setempat yang pernah merasakan keganjilan jembatan itu, juga para warga pendatang yang baru saja pindah dan bermukim didesa tersebut.

Seperti yang di alami Masrukan (51), seorang pengusaha ikan kering yang baru setahun tinggal di Desa tersebut. Pada WM, ia mengaku pernah didatangi penghuni jembatan Kesambi waktu pertama kali pindah rumah.  Ceritanya, sebagai pendatang, ia mengikuti adat yang berkembang di desa ini, yakni mengadakan kenduri dengan mengundang tetangga disekitar rumah barunya.

Dalam kenduri tersebut, sebenarnya ia hanya mengundang tak lebih dari 30 orang.  Tapi aneh, saat itu yang datang lebih dari seratus orang.  Melihat kenyataan itu, istrinya langsung panik, ia takut berkat yang akan dibagikan kurang.  Saya sendiri juga bingung Mas, apalagi waktu itu tak mungkin belanja dan masak lagi.  Kami hanya bisa pasrah menerima keadaan , kenangnya.

Bersamaan dengan itu terdengar ketukan dari pintu belakang rumahnya.  Setelah dibuka ternyata beberapa orang yang sama sekali tak dikenalnya datang membawa bungkusan berisi makanan lengkap dengan lauk pauknya  dan salah satu diantara mereka tetap berada dibelakang.  Aneh, setelah kenduri selesai  bingkisan yang dibagikan cukup, bahkan lebih.

Selesai kenduri dan undangan pulang, ternyata tiga orang misterius itu masih tetap berada dirumahnya. Mereka yang terdiri dari seorang wanita yang membantu didapur dan dua orang lelaki yang membereskan ruangan depan.  Keesokan harinya ktiga orang tersebut minta diri pulang dengan membawa beberapa kotak makanan.

Saat itu saya sempat mengantarkan mereka sampai di depan rumah.  Tapi aneh Mas, tiga hari kemudian kain yang digunakan untuk membungkus kotak makanan  itu mereka kembalikan lewat karyawan saya, paparnya.  Saya bertambah bingung setelah karyawan saya itu mengatakan bertemu mereka di atas perahu saat berpapasan.  Apalgi mereka juga mengatakan, kain ini tolong berikan pada juraganmu.  Dan begitu kain tersebutditerimanya, ketiganya lenyap entah kemana, lanjut Masrukan.

Wahana Mistis No. 50/III

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan sesuai topik pembahasan.