12 Maret 2018

MISTERI BUKIT TENGKORAK


Bukit dengan tebing tegak berwarna putih, khas daerah karst, dihiasi pohon-pohon tinggi menjulang, sebagian ditutup kabut  tipis berwarna putih. Mendung tebal menggantung di langit  Desa Kesungai,  Kecamatan Batu Sopang,  Kabupaten Pasir,  Kalimantan Timur, sekitar 145 kilometer sebelah barat daya Kota Balikpapan. Ketika menanyakan lokasi Goa Tengkorak kepada seorang ibu yang kebetulan melintas di   jalan desa  itu,  dia  tidak   langsung menjawab.  Matanya malah menatap penuh  rasa aneh. "Wah, mana berani saya pergi ke sana," jawabnya sambil menunjukkan lokasi goa itu berada. Ternyata,  bukan hanya petunjuk lokasi  goa didapat,  tetapi  juga tambahan rasa takut. Mendengar  kata  tengkorak di  dalam goa,  yang  terbayang adalah misteri  menakutkan.
Tetapi, mana ada hantu di siang hari.Goa Tengkorak terletak di tengah sebuah tebing kapur tegak berwarna putih. Ketinggian tebing itu sekitar 50 meter, dan ceruk itu berada pada ketinggian sekitar 30 meter. Goa itu sebenarnya hanya sebuah ceruk di tebing, ruangan dengan tinggi sekitar 1,5 meter, lebar 2 meter, panjang 3 meter. Tapi, di ujung ceruk itu masih ada sebuah lorong sempit yang entah seberapa panjang ke dalam tebing.  Goa di  gunung karst  bisa  jadi  di   luar   tampak kecil, namun sebenarnya sebuah lubang ke perut Bumi yang besar dan panjang. GOA  ini   berisi   puluhan   tengkorak   dan   tulang   belulang  manusia.   Saat   ini   ada   35 tengkorak dan 170 tulang belulang serta sejumlah serpihan tulang. Menurut Derom, warga Desa Kesungai,   saat   ini  ada  satu  tengkorak  yang  disimpan  di  Museum Negeri  Kalimantan Timur (Kaltim) di Tenggarong. 

Menurut  warga,   tulang belulang manusia yang disusun  rapi   itu adalah mayat  nenek moyang mereka. Perjalanan menuju ke tempat wisata ini sudah sangat mudah karena berada di sebuah desa yang terletak di pinggir jalan trans Kalimantan Balikpapan-Banjarmasin.  Tepatnya berada di sebelah kanan jalan dari arah Balikpapan ke Banjarmasin. Sebuah papan petunjuk kecil dipasang di pinggir jalan. Jarak dari jalan utama hingga goa sekitar  empat  kilometer  dengan  jalan  tanah,  namun bisa dilewati  kendaraan  roda empat hingga Desa Kesungai. Perjalanan ke goa yang berada di  pinggiran desa  itu menyeberangi  dua sungai  dan jalan setapak sekitar  satu kilometer.  Ada dua  jembatan gantung dari  kayu yang bisa dilewati motor sehingga memudahkan perjalanan ke goa. Tidak perlu susah-susah lagi untuk naik ke atas tebing karena sudah dibangun tangga dan menara menuju ke ceruk berisi   tengkorak  itu.  

Namun,  obyek wisata  ini  nasibnya sangat merana. Masih sedikit pengunjung yang datang. Tangga  dan  menara   yang   dibangun  memang  memudahkan  pengunjung   hingga   ke mulut   goa,   tapi  terasa  mengganggu   keaslian   dan   suasana  misterius   yang   ada.  Meskipun demikian,   berada  sendirian   di   tempat   itu,   dengan   hanya   bunyi   serangga   dan   gemerisik dedaunan dari tumbuh-tumbuhan yang menjulur di tebing, tetap saja membuat bulu di tengkuk berdiri. Apalagi jejeran tengkorak yang disusun rapi itu terlihat seperti sedang menyeringai. Kondisi tengkorak di goa itu sebagian masih utuh dan sebagian pecah. Demikian juga tulang belulangnya.  Sebagai  obyek wisata alam dan sejarah di  Kaltim,   tidak banyak  literatur apalagi kajian ilmiah untuk meneliti keberadaan tengkorak-tengkorak di goa itu. 

Informasi yang ditulis oleh penjaga goa bernama Rahmit di sebuah kertas dengan tinta biru di mulut goa menyebutkan, tengkorak berasal dari mayat warga di sekitar goa itu. Dahulu, warga belum mengenal agama dan mayat-mayat tidak dikuburkan. Mayat itu hanya diletakkan dalam sebuah lubang kayu yang sengaja dibuat. Baru satu tahun berikutnya, setelah mayat tinggal tengkorak dan tulang belulang, dibongkar dan diletakkan di ceruk atau goa- goa di dinding batu.  Sebelum memindah tengkorak, diadakan upacara dan pesta khusus. Hanya inilah informasi yang ada mengenai misteri Goa Tengkorak. SELAIN Goa Tengkorak, Desa Kesungai masih memiliki satu goa lagi yang sebenarnya lebih misterius namun indah.  Goa itu bernama Goa Lojang,  terletak sekitar satu kilometer dari Goa Tengkorak, juga berada di tengah sebuah tebing tegak bukit kapur setinggi kurang lebih 75 meter. Goa ini sangat besar dengan lubang-lubang bercabang dengan stalagtit dan stalagmit yang indah. 

Menurut Derom (40), penjaga goa, kedalaman goa ini belum diketahui. Namun, dia pernah menyusuri goa hingga satu hari dan belum sampai ke ujungnya. Selain di tebing, mulut goa juga berada di atas puncak bukit hingga goa ini bisa disebut gabungan antara goa vertikal dan goa horizontal. Untuk menaiki mulut goa di tebing, disediakan tangga dan menara. Di  lingkungan goa yang gelap dan lembab,  hidup burung walet,  meski   tidak banyak. Sekali lagi, informasi yang minim mengenai keberadaan goa ini membuat kecewa karena tidak tercantum dalam buklet atau leaflet wisata di Kaltim. 

Akibatnya,   tidak   mungkin   untuk  melakukan penelusuran ke dalam goa, karena kegelapan abadi langsung menyergab begitu melangkah sekitar 50 meter ke dalam goa. Lubang kecil  dari  atas bukit,  yang  terletak sekitar  25 meter  dari  mulut  gua,   tidak banyak membantu penerangan. Tanpa peralatan caving,  keindahan hanya bisa dinikmati  di  sekitar mulut  goa,  sambil melihat  hamparan desa dan pepohonan di  bawahnya.  Di  mulut  gua  terdapat   tiang-tiang batu yang menyambung dasar dan atap goa. Lalu ada stalagtit dan stalagmit dengan bentuk-bentuk yang indah. Hanya   itu  yang   bisa   dinikmati  akibat   minimnya   informasi.   Namun,   misteri   yang memesona dan kekecewaan bisa mengundang petualang untuk datang kembali,  suatu saat.

Havana dalam bukunya "Kumpulan Misteri Dunia"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan sesuai topik pembahasan.