23 Oktober 2017

SALAM KEPADA MAKHLUK GAIB GUNUNG MERAPI

Gunung satu ini mungkin satu satunya gunung yang disakralkan di kolong jagad.
Tak terhitung berapa jumlah kepercayaan-kepercayaan mistis yang bermunculan di sekitarnya.

Merapi, tak henti menebar teror. Gunung ini sudah hampir 100 kali meletus, dan mungkin akan kembali meletus. Kalangan paranormal meramalkan, letusan gunung ini sekaligus akan menjadi sebuah pertanda besar bagi perubahan di tanah Jawa (Indonesia). Menurut konsepsi mistis Jawa, gunung Merapi merupakan
keraton bangsa Lelembut. Merapi bahkan menjadi simbol kelelakian (Lingga) yang mendambakan persatuan dengan laut Kidul sebagai sang Yoni.

Dengan latar belakang kepercayaan ini, maka terciptalah apa yang disebut sebagai jalur mistis Merapi-Mataram-Laut Kidul. Begitu sakralnya merapi, sehingga jangan coba-coba berkata kasar, berpikiran jorok, jangan sekali-kali marah dan membentak-bentak penduduk setempat, jika tak ingin memancing kesusahan. Juga jangan sesekali merusak tanaman, menebang pohon, ataupun mencabut rumput. Yang paling penting, seyogyanya jangan mengenakan pakaian warna hijau, karena merupakan seragam kebesaran tentara makhluk halus Merapi. Pesan lainnya, kalau kebetulan kepergok binatang aneh, jangan takut, apalagi berteriak.

Ini akan membuat kaget makhluk halus disana yang tak suka keributan. Apalagi melihat gejala alam yang menakutkan seperti kilat dan petir atau batu menggelinding dari atas gunung, tak usah berkomentar apapun. Satu lagi peringatan penting, manakala ada kabut tebal menghalangi pemandangan mata, itu pertanda penunggu merapi belum tahu kehadiran kita. Maka anda wajib menyapa, “Kulo nuwun eyang Merapi, kulo ingkang sowan pepadang, silakno rambutmu. (Permisi eyang Merapi, saya datang minta selamat, sibakkan rambutmu).”

Baca Juga:

Peringatan terahir, kalau sudah sampai di daerah bebatuan dibawah puncak, sebaiknya lepas sepatu dan berjalan merangkak. Pasalnya, puncak yang dikenal dengan nama bukit kendit itu dipercaya sebagai pintu masuk halaman keraton lelembut merapi yang harus dihormati. Sederet peringatan aturan tak tertulis yang harus ditaati oleh sebagian besar penduduk lereng selatan Merapi, terutama masyarakat desa Kinoharjo, juga bagi siapa saja yang berkepentingan mendaki Merapi.

Kinoharjo merupakan desa dengan penduduk sekitar 250an KK, yang sebagian besar masyarakatnya adalah petani, buruh, dan penyabit rumput. Dalam peta daerah bahaya Merapi, desa ini termasuk dalam tingkat bahaya pertama. Namun penduduk desa tak pernah menganggapnya demikian. Bagi mereka, Merapi bukan sesuatu yang menakutkan, melainkan ladang penghidupan yang tak habis-habisnya. Sejak tahun 1006, tercatat Merapi pernah meletus sebanyak 88 kali. Namun, dalam sejarah letusannya sepanjang 9 abad lalu, ledakannya tak satupun meluluh-lantakkan desa Kinoharjo dan sekitarnya. Dari pengalaman sejarah inilah, penduduk Kinoharjo menganggap mereka sebagai “Anak Emas” Eyang Merapi.

Keyakinan bahwa penunggu merapi akan melindungi penduduk yang tinggal di kaki gunung ini, dimiliki juga oleh warga dusun Turgo, kelurahan Hargobinangun, kecamtan Pakem, Sleman, Yogyakarta. Mereka percaya, Merapi sebagai kuburan leluhur mereka yang bernama Empu Rama dan Empu Permadi. Roh dari empu kakak beradik inilah yang masyhur disebut Eyang Merapi. Tak jauh berbeda dengan konsep masyarakat Kinoharjo, warga Dusun Turgo, juga percaya, lelembut Merapi akan memberitahu lebih dahulu sebelum gunung meletus. Wangsit itu bisa lewat mimpi atau lewat gejala alam seperti suara gemuruh dari gunung atau adanya getaran tanah. Mungkin, tidak ada penduduk lereng gunung manapun yang memiliki sistem kepercayaan terhadap gunung begitu sempurna, dibanding dengan warga lereng Merapi. Gunung ini memang penuh pernik dan lekuk-lekuk bernuansa mistis.
Goenawan, W.E
Majalah Misteri No. 380 hal. 57

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan sesuai topik pembahasan.