26 Februari 2016

KEAJAIBAN VIHARA AVALOKITESVARA BANTEN



Dewi Kwan Im, menyebut nama ini, orang akan langsung mengaitkan dengan sebuah Vihara.  Memang, antara keduanya saling berkaitan erat.  Dalam sebuah Vihara, pasti terdapat arca Dewi Kwan Im.  Tapi Vihara yang satu ini, yakni Vihara Avalokitesvara Banten, diyakini kerap mengabulkan segala permintaan orang yang dengan khusyuk berdoa di Vihara tersebut.  Maka tak heran kalau Vihara ini selalu penuh sesak oleh orang-orang yang meminta berkah agar semua permintaanya dapat terwujud.


Sajian kali mengungkap seputar keajaiban Vihara di banten yang sangat terkenal di berbagai daerah.  Silahkan pembaca sekalian nikmati dengan secangkir kopi…Selamat membaca…!!

Keberadaan Vihara Avalokitesvara bagi warga Banten memang sangat fenomenal.  Karena letaknya bersebelahan dengan bangunan cagar Budaya Keraton Surosowan, warga yang bermukim disekitar Vihara tersebut kebanyakan warga Tionghoa.  Orang sering menyebut kawasan tersebut sebagai kampung pecinaan.  Maka Vihar itu yang terletak ditengah-tengah kampung pecinaan tersebut, kerap ramai didatangi warga yang mayoritas Tionghoa untuk beribadah.  Mereka hidup saling menghormati dengan warga asli Banten, sehingga terkesan jauh dari tindak kekerasan dan kejahatan.  Memang kebanyakan warga kampung pecinaan adalah warga pendatang diluar Banten.  Lalu mereka menetap dikawasan tersebut secara turun-temurun.  Warga asli Banten juga tidak mempermasalahkan keberadaan para pendatang tersebut, dan warga pendatang itu juga tidak mempermasalahkan serta menghormati warga pribumi. 





Menurut sejarah asli Banten, Vihara Avalokitesvara masih ada kaitannya dengan Masjid Agung Banten.  Karena lokasi Vihara tersebut berdekatan dengan Masjid terbesar di Banten.  Menurut juru kunci Vihara itu, Citra Gunawan, pengunjung yang datang ke Vihara kebanyakan kaum pangusaha atau pedagan etnis Tionghoa.  Mereka rata-rata datang dari luar Banten, juga termasuk warga pecinan.  Mereka datang dengan berbagai maksud dan tujuan, selain berdoa tentunya.  “Saya sudah lama menjadi penjaga di Vihara ini.  Dan saya juga tahu banyak siapa saja yang datang kesini.  Kebanyakan yang datang berasal dari luar Banten.  Soalnya saya hafal betul wajah warga kampung pecinan, karena yang datang kebanyakan tidak saya kenal.  Tujuan mereka datang biasanya karena mempunyai beraneka ragam keinginannya agar terwujud stelah berdoa di vihara ini.  Memang sepengetahuan saya, segala keinginan bakalan terwujud setelah mereka berdoa di tempat ini,” jelas Juru Kunci.




Masih menurut Citra, para pendatang tersebut kerap menginap di Vihara.  “Memang benar para pendatang itu juga kerap menginap di tempat ini.  Bahkan mereka rela menginap sampai 2-3 hari disni.  Tujuannya tak lain, hanyalah untuk mendapatkan ketenteraman jiwa yang melanda mereka.  Karena beratnya tekanan kehidupan didunia, membuat jiwa mereka seakan tertekan hebat.  Sebab itu, Vihara ini mereka anggap sebagai pondok rohani bagi mereka yang tertekan batinnya dan sedang mempunyai masalah,”  lanjut Juru Kunci. 

Vihara Avalokitesvara ini dibangun pada abad ke 14 atau tepatnya tahun 1652 yang lalu.  Saat itu bertepatan dengan masa kejayaan Syarif Hidayatullah, atau lebih dikenal dengan Sunan Gunung Jati, yang merupakan cikal bakal adanya raja-raja di Kerajaan Banten.  Selain itu, kisah mistik di Vihara ini juga banyak.  Selain dapat mewujudkan keinginan bagi yang berdoa di Vihara ini, juga dapat membentengi dari segala gangguan alam.

Lolos dari Letusan Gunung Krakatau
Masih menurut juru kunci, gangguan dari luar tersebut seperti bencana alam, contohnya berupa meletusnya Gunung Krakatau pada tanggal 27 Agustus 1889 silam.  Saat itu tepat pukul 02.56 dini hari, gunung Krakatau meletus hebat.  Gunung yang terletak tepat di tengah-tengah pulau Jawa dan pulau Sumatra ini, berada di laut selat Sunda.  Sebelum gunung Krakatau meletus, warga yang berada di pinggir pantai Jawa, berhadapan dengan gunung itu sudah diberikan peringatan untuk mengungsi.  Tetapi warga malah memilih bertahan untuk tetap tinggal di kampung tersebut.  Tak ayal, bencana yang menelan korban 35.000 orang tewas dan semburan abunya yang sampai Negara Singapura, Malaysia bahkan Thailand, tak dapat dihindari.  Letusan gunung Krakatau itu sangat hebat.  Ketinggian lahar mencapai 135 meter langsung meluber ke laut. 

Akibat luberan lahar tersebut, air laut menjadi naik hingga mencapai ketinggian 10 meter dan menyapu sampai perkampungan penduduk yang berada di pinggir pantai.  Dan kota Banten selain hujan abu, juga ikut tersapu lahar gunung Krakatau.  Tak terkecuali kampung yang disekitar Vihara Avalokitesvara.  Namun anehnya, meskipun semua bangunan yang berada disamping Vihara hancur tersapu lahar, bangunan Vihara malah tidak terkena lahar sedikitpun.  Lahar dan air laut cuma menerjang tempat pemukiman penduduk.  Entah karena apa, lahar itu tidak dapat masuk, bahkan tidak sampai merusakkan bangunan Vihara.




Dari kejadian itulah, banyak warga yang percaya kalau Vihara tersebut selalu berada dalam perlindungan Dewi Kwan Im.  “Sungguh menakjubkan saat bencana itu.  Bayangkan, lahar dan serbuan air laut yang meluber hanya merusakkan semua bangunan warga.  Tapi bangunan Vihara, sama sekali tidak tersentuh oleh lahar dan air laut itu.  Vihara itu masih berdiri kokoh hingga sekarang.  Makanya banyak warga percaya kalau vihara itu selalu dilindungi oleh Dewi Kwan Im,” Ceritanya.



Seorang pedagang perhiasan emas terbesar di daerah Banten, Hardi Natakusuma mengaku kerap datang ke Vihara itu sejak 4 tahun terakhir ini.  Menurutnya semua keinginannya selalu dapat terpenuhi setelah ia rutin mengunjungi Vihara Avalokitesvara.  “Ketika pertama kali saya datang kesini, saya hanyalah orang yang tak punya apa-apa.  Saya punya took emas kecil. Tapi setelah saya rutin datang ke sini, bahkan sampai menginap 3 malam, toko emas saya jadi berkembang pesat, bahkan sekarang saya punya cabang toko emas dimana-mana.” Kata Hardi.  “Selain itu, bila ada permasalahan hidup atau batin saya terganggu, saya selalu datang kesini.  Setelah batin saya tenang, saya akan kembali pulang kerumah.” Lanjutnya.



Ajarkan kebenaran
Dewi Kwan Im sebenarnya adalah wanita cantik biasa yang diberi kelebihan oleh Yang Maha Kuasa, sama dengan Nabi atau Wali dalam konteks dunia islam di tanah Jawa.  Selain semasa hidupnya yang banyak mengajarkan kebenaran juga diyakini sebagai pelindung bagi umatnya yang tengah terbelit masalah duniawi.  Maka tak aneh jika kegiatan rutin dalam Vihara tersebut selalu berpedoman pada delapan jalur utama Filsafat agama Budha yaitu Pandangan benar, Jalan benar, Ucapan Benar, Perbuatan Benar, Penghidupan Benar, Usaha benar, dan perhatian benar serta Konsentrasi benar.
SEKIAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan sesuai topik pembahasan.